25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Rumah Sakit Jiwa Siap Rawat Caleg Gagal

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
RSJ: Perawat tampak berjalan di lingkungan RS Jiwa Prof DR M Ildrem, Jalan Letjend Djamin Ginting, Medan. Rumah sakit ini siap menampung caleg yang gagal berdampak gangguan jiwa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof DR M Ildrem siap menampung calon legislatif (Caleg) yang mengalami gangguan jiwa karena tidak lolos menjadi wakil rakyat pada Pemilu serentak 2019.

Direktur Utama RSJ Prof DR M Ildrem, dr Chandra Syafei mengatakan, pihaknya belum ada merawat caleg gagal. “Inikan memang rumah sakit spesialis gangguan jiwa, otomatis kita siap menampung dan merawat siapapun latar belakangnya,” kata Chandra, Senin (22/4).

Sementara, Wadir Pelayanan RSJ Provsu Prof DR M Ildrem dr Dapot Gultom SpKJ MKes mengatakan, penanganan pasien gangguan jiwa yang berat dirawat maksimal selama 40 hari. “Setelah dirawat 40 hari dan dinyatakan diperbolehkan dokter untuk pulang, kita menghubungi keluarganya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, jumlah kunjungan rawat jalan di tahun 2018 jumlahnya sebanyak 16.899 pasien. Untuk diagnosa rawat jalan tahun 2018 tertinggi yaitu gangguan skizotipal dan gangguan waham mencapai 14.661 kasus, disusul gangguan suasana perasaan (afektif) sebanyak 1.185 kasus dan gangguan mental organik sebanyak 303 kasus.

Sedangkan jumlah pasien rawat inap tahun 2018 sebanyak 1.682 orang. Diagnosa pasien rawat inap pada umumnya mengalami gangguan skizotipal dan gangguan waham. Ironisnya, pasien yang berobat paling banyak dari warga Kota Medan sebanyak 30 persen.

Disusul warga Kabupaten Deliserdang, Langkat, Siantar dan daerah Sumut lainnya. “Usia pasien paling banyak dirawat dari 17 sampai 45 tahun, jenis kelamin pasien rawat inap kebanyakan laki-laki,” sebutnya.

Sementara itu, RS USU dan RSUP H Adam Malik juga menangani pasien mengalami gangguan jiwa.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak MIKom mengatakan, belum ada caleg yang berobat memeriksa gangguan jiwanya. “Kita sudah sediakan ruang rawat inap di Rindu A lantai 1. Namanya ruang rawat inap psikiatri, kapasitas delapan bed dan belum ada pasiennya,” tuturnya.

Pada intinya, lanjut Rosario, pihaknya siap mengobati pasien dari kalangan caleg gagal. “Rumah sakit manapun sudah pasti ingin pasiennya sembuh, bukan semakin parah,” ujarnya

Kata dia, dari 2018 hingga Maret 2019 pihaknya menangani 3.248 kunjungan pasien gangguan jiwa. “Dari 3248 kunjungan itu, jenis kelamin yang melakukan kunjungan dominan laki-laki sebanyak 1770, sisanya perempuan sebanyak 1478. Diagnosa paling banyak adalah follow up examination after psychotherapy (kontrol kejiwaan),” paparnya.

Sementara itu, Humas RS USU Muhammad Zeinizen mengaku belum ada caleg yang berobat ke rumah sakit milik USU itu. “Kita belum ada ruangan rawat inap untuk gangguan jiwa, hanya rawat jalan saja, tapi bukan caleg ya,” ujarnya.

Data yang masuk ini adalah pasien rutin semua, belum ada pasien baru. “Seperti hari ini data yang berobat 21 orang dan pada umumnya sudah berulang dan kalaupun ada yang baru ya rujukan dari faskes,” ungkapnya.

Zeinizen menyebutkan, diagnosa 21 pasien itu pada umumya mengalami gangguan kecemasan. Rata-rata usia pasien 40 tahun ke atas. Kebanyakan jenis kelamin laki-laki. (dvs/ila)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
RSJ: Perawat tampak berjalan di lingkungan RS Jiwa Prof DR M Ildrem, Jalan Letjend Djamin Ginting, Medan. Rumah sakit ini siap menampung caleg yang gagal berdampak gangguan jiwa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof DR M Ildrem siap menampung calon legislatif (Caleg) yang mengalami gangguan jiwa karena tidak lolos menjadi wakil rakyat pada Pemilu serentak 2019.

Direktur Utama RSJ Prof DR M Ildrem, dr Chandra Syafei mengatakan, pihaknya belum ada merawat caleg gagal. “Inikan memang rumah sakit spesialis gangguan jiwa, otomatis kita siap menampung dan merawat siapapun latar belakangnya,” kata Chandra, Senin (22/4).

Sementara, Wadir Pelayanan RSJ Provsu Prof DR M Ildrem dr Dapot Gultom SpKJ MKes mengatakan, penanganan pasien gangguan jiwa yang berat dirawat maksimal selama 40 hari. “Setelah dirawat 40 hari dan dinyatakan diperbolehkan dokter untuk pulang, kita menghubungi keluarganya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, jumlah kunjungan rawat jalan di tahun 2018 jumlahnya sebanyak 16.899 pasien. Untuk diagnosa rawat jalan tahun 2018 tertinggi yaitu gangguan skizotipal dan gangguan waham mencapai 14.661 kasus, disusul gangguan suasana perasaan (afektif) sebanyak 1.185 kasus dan gangguan mental organik sebanyak 303 kasus.

Sedangkan jumlah pasien rawat inap tahun 2018 sebanyak 1.682 orang. Diagnosa pasien rawat inap pada umumnya mengalami gangguan skizotipal dan gangguan waham. Ironisnya, pasien yang berobat paling banyak dari warga Kota Medan sebanyak 30 persen.

Disusul warga Kabupaten Deliserdang, Langkat, Siantar dan daerah Sumut lainnya. “Usia pasien paling banyak dirawat dari 17 sampai 45 tahun, jenis kelamin pasien rawat inap kebanyakan laki-laki,” sebutnya.

Sementara itu, RS USU dan RSUP H Adam Malik juga menangani pasien mengalami gangguan jiwa.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak MIKom mengatakan, belum ada caleg yang berobat memeriksa gangguan jiwanya. “Kita sudah sediakan ruang rawat inap di Rindu A lantai 1. Namanya ruang rawat inap psikiatri, kapasitas delapan bed dan belum ada pasiennya,” tuturnya.

Pada intinya, lanjut Rosario, pihaknya siap mengobati pasien dari kalangan caleg gagal. “Rumah sakit manapun sudah pasti ingin pasiennya sembuh, bukan semakin parah,” ujarnya

Kata dia, dari 2018 hingga Maret 2019 pihaknya menangani 3.248 kunjungan pasien gangguan jiwa. “Dari 3248 kunjungan itu, jenis kelamin yang melakukan kunjungan dominan laki-laki sebanyak 1770, sisanya perempuan sebanyak 1478. Diagnosa paling banyak adalah follow up examination after psychotherapy (kontrol kejiwaan),” paparnya.

Sementara itu, Humas RS USU Muhammad Zeinizen mengaku belum ada caleg yang berobat ke rumah sakit milik USU itu. “Kita belum ada ruangan rawat inap untuk gangguan jiwa, hanya rawat jalan saja, tapi bukan caleg ya,” ujarnya.

Data yang masuk ini adalah pasien rutin semua, belum ada pasien baru. “Seperti hari ini data yang berobat 21 orang dan pada umumnya sudah berulang dan kalaupun ada yang baru ya rujukan dari faskes,” ungkapnya.

Zeinizen menyebutkan, diagnosa 21 pasien itu pada umumya mengalami gangguan kecemasan. Rata-rata usia pasien 40 tahun ke atas. Kebanyakan jenis kelamin laki-laki. (dvs/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/