MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan, dr. H.Ramlan Sitompul, SpTHT-KL mengatakan pemasangan tampon pada pasien tersebut merupakan hal yang benar. Hal ini semata-mata untuk menyelamatkan pasien dari pendarahan akut yang bisa membahayakan nyawa pasien.
Dikatakan Ramlan, tampon tersebut memang terbuat dari sarung tangan karet pada umumnya yang dipotong. Lalu, di dalam sarung tangan yang sudah terpotong-potong tersebut disusun kain kassa. Barulah kemudian tampon tersebut dimasukkan ke hidung pasien.”Jadi untuk mengatasi pendarahan itu pakai tampon,” ujarnya.
Mengenai terhirupnya tampon tersebut hingga ke saluran cerna pasien, itu diakui Ramlan adalah hal yang mungkin saja terjadi. Diperkirakannya, pasien tersebut tersedak saat siuman usai operasi yang dilakukan. Sehingga tanpa sengaja tampon tersebut meluncur hingga ke saluran cerna.
“Bisa jadi karena pasien tersedak saat dibangunkan usai operasi. Atau tidurnya enggak benar. Jadi tampon itu kan licin jadi bisa tertelan. Jadi saluran hidung kan terhubung hingga saluran cerna,” ujarnya.
Sepanjang ia ketahui, kasus serupa jarang terjadi. Namun dikatakannya itu bukanlah hal yang berbahaya. Namun begitu, Ramlan mengaku akan mencari tahu secara spesifik tentang hal tersebut kepada pihak Rumah Sakit Martha Friska.
“Itu tidak berbahaya. Tapi pun begitu saya akan cari tahu tentang hal ini. Terima kasih informasinya,”ungkapnya. (win/deo)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan, dr. H.Ramlan Sitompul, SpTHT-KL mengatakan pemasangan tampon pada pasien tersebut merupakan hal yang benar. Hal ini semata-mata untuk menyelamatkan pasien dari pendarahan akut yang bisa membahayakan nyawa pasien.
Dikatakan Ramlan, tampon tersebut memang terbuat dari sarung tangan karet pada umumnya yang dipotong. Lalu, di dalam sarung tangan yang sudah terpotong-potong tersebut disusun kain kassa. Barulah kemudian tampon tersebut dimasukkan ke hidung pasien.”Jadi untuk mengatasi pendarahan itu pakai tampon,” ujarnya.
Mengenai terhirupnya tampon tersebut hingga ke saluran cerna pasien, itu diakui Ramlan adalah hal yang mungkin saja terjadi. Diperkirakannya, pasien tersebut tersedak saat siuman usai operasi yang dilakukan. Sehingga tanpa sengaja tampon tersebut meluncur hingga ke saluran cerna.
“Bisa jadi karena pasien tersedak saat dibangunkan usai operasi. Atau tidurnya enggak benar. Jadi tampon itu kan licin jadi bisa tertelan. Jadi saluran hidung kan terhubung hingga saluran cerna,” ujarnya.
Sepanjang ia ketahui, kasus serupa jarang terjadi. Namun dikatakannya itu bukanlah hal yang berbahaya. Namun begitu, Ramlan mengaku akan mencari tahu secara spesifik tentang hal tersebut kepada pihak Rumah Sakit Martha Friska.
“Itu tidak berbahaya. Tapi pun begitu saya akan cari tahu tentang hal ini. Terima kasih informasinya,”ungkapnya. (win/deo)