30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Suamiku Bukan Teroris, Kok Ditembak Mati

Foto: Gibson/PM Ibu korban M rendy yang ditembak mati personil Polisi Militer, Misnawati (tengah) dan istri korban, Beby (kanan, pakai jaket) di rumah duka jalan Kampung Aur Kel. Aur Kec. Medan Maimun, Kota Medan.
Foto: Gibson/PM
Ibu korban M rendy yang ditembak mati personil Polisi Militer, Misnawati (tengah) dan istri korban, Beby (kanan, pakai jaket) di rumah duka jalan Kampung Aur Kel. Aur Kec. Medan Maimun, Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Duka mendalam masih menyelimuti kediaman Muhammad Rendy. Aksi koboi Kopda Usman itupun, masih jadi pembicaraan hangat warga Jalan Syahbandar, Kelurahan Aur, Medan Maimon.

Beby, istri Rendy salah satunya yang paling tak terima atas perlakuan Kopda Usman. Selain kehilangan suami, jabang bayi yang dikandungnya juga akan langsung menjadi yatim. Ketika ditemui, raut wajah duka masih terlihat di wajahnya.

Perihal kejadian yang menimpa suaminya, Beby mengaku akan berjuang terus untuk menemukan keadilan. Salah satunya dengan rencana membuat laporan ke Komnas HAM. “Keluarga masih berembuk untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Beby, Selasa (22/9).

Sebab, lanjut Beby, hingga kemarin, keluarga dan dirinya belum ada menerima hasil perkembangan penyelidikan dari Den Pom 1/5 Medan, terkait penembakan yang mengakibatkan suaminya meninggal dunia. “Memang paginya ada beberapa anggota Den Pom datang, tapi hanya sebatas silaturahmi,” ujarnya.

Karena itupula, lanjut Beby, ia dan keluarga masih bingung apa penyebab Kopda Usman melakukan penembakan terhadap suaminya. “Jangan karena bapak itu aparat, sehingga kami dibiarkan begitu saja. Kami juga warga Indonesia,” tandasnya.

Hanya saja, lanjutnya, pihaknya telah menerima biaya penguburan Rendy sebesar Rp600 ribu. Terkait dana santunan, keluarga belum ada menerima. Kalaupun ada, bukan berarti untuk mengurangi masa hukuman atau lainnya terhadap Kopda Usman. “Kalau uang bisa dicari, nyawa suamiku lebih penting. Apalagi, dia tewas tanpa sebab. Dia bukan teroris atau perampok. Kenapa ditembak sampai tewas? Kalau bersalah, kan ada hukum. Ini negara hukum,” tutur Beby.

Foto: Gibson/PM Ibu korban M rendy yang ditembak mati personil Polisi Militer, Misnawati (tengah) dan istri korban, Beby (kanan, pakai jaket) di rumah duka jalan Kampung Aur Kel. Aur Kec. Medan Maimun, Kota Medan.
Foto: Gibson/PM
Ibu korban M rendy yang ditembak mati personil Polisi Militer, Misnawati (tengah) dan istri korban, Beby (kanan, pakai jaket) di rumah duka jalan Kampung Aur Kel. Aur Kec. Medan Maimun, Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Duka mendalam masih menyelimuti kediaman Muhammad Rendy. Aksi koboi Kopda Usman itupun, masih jadi pembicaraan hangat warga Jalan Syahbandar, Kelurahan Aur, Medan Maimon.

Beby, istri Rendy salah satunya yang paling tak terima atas perlakuan Kopda Usman. Selain kehilangan suami, jabang bayi yang dikandungnya juga akan langsung menjadi yatim. Ketika ditemui, raut wajah duka masih terlihat di wajahnya.

Perihal kejadian yang menimpa suaminya, Beby mengaku akan berjuang terus untuk menemukan keadilan. Salah satunya dengan rencana membuat laporan ke Komnas HAM. “Keluarga masih berembuk untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Beby, Selasa (22/9).

Sebab, lanjut Beby, hingga kemarin, keluarga dan dirinya belum ada menerima hasil perkembangan penyelidikan dari Den Pom 1/5 Medan, terkait penembakan yang mengakibatkan suaminya meninggal dunia. “Memang paginya ada beberapa anggota Den Pom datang, tapi hanya sebatas silaturahmi,” ujarnya.

Karena itupula, lanjut Beby, ia dan keluarga masih bingung apa penyebab Kopda Usman melakukan penembakan terhadap suaminya. “Jangan karena bapak itu aparat, sehingga kami dibiarkan begitu saja. Kami juga warga Indonesia,” tandasnya.

Hanya saja, lanjutnya, pihaknya telah menerima biaya penguburan Rendy sebesar Rp600 ribu. Terkait dana santunan, keluarga belum ada menerima. Kalaupun ada, bukan berarti untuk mengurangi masa hukuman atau lainnya terhadap Kopda Usman. “Kalau uang bisa dicari, nyawa suamiku lebih penting. Apalagi, dia tewas tanpa sebab. Dia bukan teroris atau perampok. Kenapa ditembak sampai tewas? Kalau bersalah, kan ada hukum. Ini negara hukum,” tutur Beby.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/