MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 secara rutin, melakukan evaluasi penanggulangan penyebaran Covid-19 di setiap kecamatan. Setiap Hari Kamis, seluruh kecamatan wajib menyerahkan hasil kerja dan evaluasi di masing-masing Satgas Covid-19 Kecamatan yang dibentuk. Untuk pekan ini, Kecamatan Medan Timur, Johor, dan Helvetia menjadi kecamatan dengan penyebaran Covid-19 tertinggi di Kota Medan.
“Sekarang penyebaran Covid-19 tertinggi ada di Medan Helvetia, Medan Johor dan Medan Timur. Medan Selayang yang selama ini cukup tinggi penyebarannya, justru mulai menurun. Untuk itulah evaluasi mingguan itu penting, dan itu instruksi dari Pak Pjs (Wali Kota Medan) agar dilakukan setiap Hari Kamis,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan kepada Sumut Pos, Kamis (22/10).
Mardohar yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Medan mengatakan, setiap kecamatan harus memberikan laporannya tersebut kepada Satgas Covid-19 Kota Medan, dalam hal ini Dinkes Kota Medan. Nantinya, Satgas Covid-19 Kota Medan termasuk Dinkes akan melakukan langkah-langkah tepat untuk menekan angka penyebaran di klaster-klaster kecamatan tersebut bersama Satgas Kecamatan yang dipimpin masing-masing camat.
Menurut Mardohar, saat ini ada beberapa klaster yang angka penyebaran Covid-19 nya telah menurun, seperti klaster perkantoran, klaster rumah ibadah, dan klaster lainnya. “Yang saat ini sedang meningkat justru adalah klaster keluarga. Sebab faktanya, banyak anggota keluarga yang tidak saling menjaga satu sama lain. Saat pulang tidak langsung cuci tangan ataupun mandi, padahal itu sangat penting. Karena penggunaan masker di dalam rumah, kan memang agak berat dilakukan, kecuali untuk mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri,” bebernya.
Untuk itu, Mardohar menekankan, agar setiap masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan di lingkungan rumah ataupun keluarga, setidaknya selalu mencuci tangan ataupun mandi setiap pulang ke rumah.
Terpisah, Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan, Muslim Harahap mengatakan, saat ini pihaknya memang tengah melakukan evaluasi dari apa-apa yang telah dilakukan dalam proses penanganan Covid-19 di Kota Medan. “Laporannya masuk setiap Kamis, salah satunya hari ini. Jadi besok akan dibahas, dievaluasilah, apa-apa saja yang harus kita benahi kedepannya,” jawabnya kepada Sumut Pos, Kamis (22/10).
Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan itu juga membenarkan, setiap OPD di Pemko Medan memang harus membentuk Satgas Covid-19 mandiri yang bertugas untuk turut menanggulangi pandemi Covid-19. “Makanya selain Kecamatan, setiap OPD juga wajib memberikan laporannya setiap minggunya,” tandasnya.
Anggota Pansus Covid-19 Kota Medan, M Rizki Nugaraha mengapresiasi langkah-langkah evaluasi rutin yang dilakukan Pemko Medan saat ini, yakni evaluasi yang dilaporkan setiap minggunya serta dilakukan setiap kecamatan dan OPD yang ada di Kota Medan. “Kami di Pansus Covid-19 memang sudah meminta agar hal seperti ini dilakukan. Evaluasi itu harus detail, setiap OPD, setiap kecamatan atau bahkan setiap kelurahan dan dilakukan setidaknya seminggu sekali. Jadi bila ada yang harus dibenahi, bisa kita benahi dengan cepat dan lebih terarah. Misalnya di kecamatan mana, kelurahan mana, OPD mana, bisa kita cepat benahi apa yang kurang atau apa yang salah,” tegasnya.
Walaupun terkesan lambat dalam membentuk sistem seperti ini, yakni setelah 6 bulan lebih Covid-19 ada di Kota Medan, tapi Rizki turut mengapresiasi hal ini. “Agak terlambat memang, tapi ya sudah lah, setidaknya sekarang sudah dilakukan. Yang kita minta, supaya ini betul-betul dilakukan, betul-betul di evaluasi, betul-betul dibenahi apa yang bisa dibenahi. Kita mausemua berperan aktif, baik itu Kecamatan, Kelurahan, semua OPD, semua harus aktif, bukan hanya OPD-OPD tertentu saja,” tegasnya.
Politisi Partai Golkar itu juga berharap, agar klaster per klaster di tiap-tiap kecamatan betul-betul diawasi secara ketat. Bila satu kecamatan dinilai punya angka penyebaran yang tinggi, maka sebaiknya ada perhatian khusus di kecamatan tersebut.
“Sekaligus menjadi warning bagi kecamatan lainnya agar hal serupa tidak terjadi di kecamatannya. Dalam hal ini, peran camat sebagai ketua Satgas Covid-19 sangat besar. Kita harapkan setiap Camat dapat mengkoordinir kinerja dari semua Kelurahan yang ada di wilayahnya,” pungkasnya.
Sembuh 9.976 Orang
Berdasarkan perkembangan terbaru data kasus Covid-19 di Sumut, hingga Kamis (22/10), masih terus terjadi peningkatan. Kasus konfirmasi positif sudah mencapai 12.297 orang, sedangkan sembuh 9.976 orang. “Kasus konfirmasi bertambah 85 orang, sementara sembuh 82 orang,” ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah MM kepada wartawan di Medan, Kamis (22/10) sore.
Untuk pasien meninggal, lanjut Aris, kini jumlahnya mencapai 512 orang setelah bertambah 3 orang. Sementara jumlah suspek yang dirawat menjadi 930 orang setelah berkurang 68 orang. “Terkait jumlah spesimen swab yang diperiksa totalnya saat ini sebanyak 129.096 sampel. Jumlah tersebut bertambah 3.046 sampel,” sebutnya.
Lebih lanjut Aris mengatakan, laju pertambahan kasus baru positif covid-19 yang masih terus terjadi di Sumut menunjukkan bahwa semakin tingginya penularan virus corona di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, Satgas Covid-19 Sumut terus mengingatkan agar semua masyarakat tanpa terkecuali jangan pernah lalai menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu, masyarakat juga harus saling mengingatkan satu sama lain agar patuh menjalankan protokol kesehatan. “Mari kita putus mata rantai penularan virus ini dengan selalu pakai masker, rajin cuci tangan dan hand sanitizer, jaga jarak dan menghindari kerumunan,” tukasnya. (map/ris)