MEDAN-Saluran drainse yang buruk dianggap menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir di Kota Medan. Ironisnya, itu telah terjadi dalam rentang waktu yang hingga berpuluh tahun. Padahal, setiap tahunnya uang yang dianggarkan untuk mengatasi masalah tersebut terus bertambah.
Namun begitu, kemarin baik Plt. Wali Kota Medan maupun Kadis Bina Marga mengaku pesimis jika pada tahun 2014 mendatang masalah banjir di medan dapat teratasi. Ungkapan pesimis itu tak pelak menuai kecaman dari banyak phak. Salah satunya adalah di lontarkan oleh Pemerhati Lingkungan, Jaya Arjunan “Kalau pesimis dapat menangani masalah banjir, untuk apa dilakukan. Pasti akan menjadi pekerjaan sia-sia,” katanya.
Selanjutnya Jaya menyebut jika sikap pesimis yang diperlihatkan Pemko Medan itu mengidikasikan bahwa mereka tidak mampu membuat perencanaan dalam menuntaskan masalah banjir di Kota Medan.
Selanjutnya Jaya Arjuna mengatakan bahwa bila Pemko Medan merasa tidak dibekali dengan dana yang memadai untuk mengatasi masalah banjir, maka ada baiknya bila Pemko Medan memiliki skala prioritas daerah mana saja yang harus lebih dulu diperhatikan sehingga anggaran yang ada tidak menjadi sia-sia.
Hanya saja, Jaya Arjuna meragukan kemampuan Pemko Medan dalam memetakan daerah mana saja yang harus menjadi skala prioritas. “Saya pikir ini persoalan teknis, jadi harus dipertimbangkan secara teknis pula. Penting bagi Pemko Medan untuk mengetahui daerah mana saja yang rawan banjir, selanjutnya melakukan perencanaan teknis dan keuangan, serta mengetahui berapa lama yang dibutuhkan perbaikan,” katanya.
Senada dengan Jaya Arjuna, Anggota Komisi D DPRD Medan, Jumadi juga menilai Pemko Medan tidak serius dalam mengatasi masalah banjir di Kota Medan.
Politisi PKS ini menyarankan agar Pemko Medan terlebih dahulu memperbaiki saluran drainase yang berada di sekitar sungai. Karena seluruh aliran air akan bermuara kesana. “Terutama salluran drainase yang ada di pinggir sungai Deli atau Babura,” katanya.
Mengenai sikap pesimis yang dinyatakan Plt Wali Kota Medan, Jumadi mengaku tidak habis fikir. Karena sebagai pimpinan harus menunjukkan sikap optimis sehingga berdampak baik kepada masyarakat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan, Khairul Syahnan menyebut jika persoalan banjir bukan hanya masalah saluran drainase. Menurutnya pelebaran sungai dan adanya ruang terbuka hijau juga menjadi sebuah upaya pengentasan banjir.
Hanya saja, masih menurut Syahnan, pihaknya tidak dapat melakukan selulruh pekerjaan itu. “Kalau masalah sungai adalah urusan Balan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS), kalau ruang terbuka hijau urusan dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) serta Dinas Pertamanan. Jadi semua banyak pihak yang terkait dengan program mengatasi banjir ini, bukan hanya permasalahan kami (Dinas Bina Marga, Red) saja,” tandasnya. (dik)