Duka Menyelimuti Peringatan Hari Ibu
MEDAN-Duka menyelimuti peringatan Hari Ibu di Kota Medan. Neneknenek berusia 64 tahun Rosmina br Sitanggang, warga Jalan Starban ditemukan tewas mengenaskan di areal persawahan, Jalan Starban, sekitar kawasan landasan pacu Bandara Polonia Medan, Kamis (22/12) pagi.
Warga yang menemukan bermarga Napitupulu mengaku, saat hendak ke ladangnya di tengah jalan tepatnya beberapa meter dari dinding pagar pembatas landasan Bandara Polonia Medan, dia terkejut melihat tubuh seorang wanita dengan kondisi telentang, kaki terkangkang, tak menggunakan celana, dengan baju tersingkap hingga ke atas dada. Napitupulu pun langsung berteriak memberitahukan warga sekitar. Warga yang penasaran langsung berduyun-duyun ke lokasi kejadian.
Warga lainnya, Ana mengaku, wanita itu tunawisma alias gelandangan. “Dia itu gelandangan sudah nenek-nenek,” kata Ana.
Menurutnya, nenek itu selalu melintas dan selalu bertanya kepada warga sama orang kemana anaknya, terus asal ditanya ngakunya nyari anaknya, logatnya bahasa Batak,” terang Anna.
Edo, pemilik doorsmer di sekitar lokasi penuman mayat menjelaskan, Rabu (21/12) malam, dia melihat korban ingin mencari tempat tinggal di kawasan Starban.
“Kemarin malam kami yang sering duduk-duduk di doorsmer melihat perempuan itu (korban) mencari rumah sewa untuk tempat tinggalnya. Tetapi kami tidak terlalu menghiraukan dan pagi sudah menjadi mayat,” jelas Edo.
Selang beberapa menit dari penemuan mayat tersebut, aparat kepolisian dari Polresta Medan dan Polsekta Medan Baru, yang mendapat informasi kejadian tersebut langsung turun ke lokasi kejadian. Karena lokasi tak bisa masuk kendaraan, petugas berjalan kaki sekitar seratus meter ke ladang belakang Bandara Internasional Polonia Medan.
Aparat kepolisian dari Polsekta Medan Baru dan petugas identifikasi Polresta Medan yang terun ke lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dan beberapa petugas Reserse Polsekta Medan Baru langsung menyelidiki siapa pelaku dengan mengambil keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.
Jenazah korban kemudian dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi Medan, Jalan HM Yamin, Medan, untuk diotopsi.
Petugas Reserse dan Kriminal Polsekta Medan Baru kemudian melakukan pengusutan dan mengejar seorang pria yang terlihat bersama korban, Kamis dini hari. Petugas akhirnya berhasil meringkus, Ringgas Aritonang (45), seorang tukang botot di rumahnya di Lingkungan XI, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, Kamis siang. Turut diamankan sebilah parang sebagai barang bukti.
Kanit Reskrim Polsek Medan Baru AKP Andik yang dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, belum tahu apakah korban sebelum dibunuh lebih dahulu diperkosa. “Kita menunggu hasil visum dari pihak rumah sakit.
Yang jelas saat kita temukan korban tewas dengan kondisi luka di sekitar selengkangan yang diduga akibat benda tajam,” terang Andik.
Andik mengaku sudah mengamankan tersangka sebagai pelaku. Tapi kita kesulitan menginterogasinya. Dia bernama Ringgas Aritonang. Asal ditanya dengan bahasa Indonesia dia hanya diam, tapi kalau menggunakan bahas Batak kadang dia nyambung kadang tidak,” terang Andik.
Menurut Andik, menurut keterangan beberapa saksi yang kita mintai keterangan, korban tunawisma dan sering nampak di sekitar Jalan Starban Ujung. Menurut keterangan, korban memiliki 5 orang anak dan 4 orang cucu. Kapolsekta Medan Baru, AKP Doni Alexander mengatakan masih mendalami motif pembunuhan tersebut. “Tapi keterangan warga di TKP, kalau tersangka suka mengganggu wanita di sekitar rumahnya,” ujarnya.
Dikatakannya, tersangka masih menjalani pemeriksaan karena diduga ada kelainan.
“Masih diperiksa lagi, apakah benar atau tidak,” katanya. Menurut Doni, tersangka Ringgas diancam pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati. (mag-5/gus/adl)
Tulang Kami Itu Sakit Sarafnya…
SAAT polisi hendak mengamankan tersangka Ringgas Aritonang (40) di rumahnya, kontan saja keluarga korban tidak terima. Tapi, polisi langsung membawa Ringgas ke Mapolsekta Medan Baru untuk di periksa.
“Kami tidak senang atas perbuatan polisi yang langsung main tangkap saja sama tulang (paman, Red) kami. Mana bisa penyelidikan hanya memakai filing dari istri kepling yang curiga dengannya,” ucap boru Manulang, bere (keponakan, Red) tersangka, saat ditemui wartawan koran ini di rumahnya.
Namun, keluarga tidak bisa berbuat apa-apa karena polisi langsung membawa Ringgas ke dalam mobil.
“Tulang kami itu memang ada sakit sarafnya karena pernah jatuh dari kecil. Tetapi kami tak terima kalau dia dituduh pembunuhnya karena tanpa ada bukti yang jelas,” ucapnya. Dijelaskannya, malam sebelum kejadian, Ringgas memang tidak ada di rumah. Namun, Ringgas memang jarang tidur malam di rumah dan pintu rumah memang tidak dikunci.
“Pintu rumah memang tidak terkunci, tulang sering pulang malam. Kalau pun dia mabuk karena dikasih oleh warga sini,” jelasnya. Tersangka Ringgas yang ditemui Sumut Pos enggan berkomentar.
“Aha, aha (apa, apa, Red),” kata Aritonang.
(mag-5/gus/adl)