Tambah 5 Kapal di Danau Toba
Terpisah, Sekretaris Dishub Provsu, Darwin Purba mengungkapkan, puncak arus mudik Hari Raya Natal terjadai mulai hari ini (23/12) dan besok (24/12). Sedangkan untuk puncak mudik Tahun Baru 2018 akan terjadi pada 29-30 Desember 2017. “Kemudian lagi untuk puncak baliknya, kita prediksi akan terjadi pada 1-7 Januari 2018,” sebut Darwin.
Lebih lanjut dijelaskan Darwin, untuk sarana penyeberangan di Danau Toba, pihaknya telah menyiapkan ada 5 kapal penyeberangan yang akan beroperasi. Kelimanya antara lain KM Tao Toba I dan KM Tao Toba II rute Ajibata – Tomok dengan frekwensi perjalanan 5 trip perhari.
Kemudian, KM Sumut I rute Muara-Nainggolan dengan frekwensi perjalanan 1 trip hari (2x seminggu), KM Sumut I rute Balige – Onanrunggu dengan frekwensi perjalanan 1 trip (2x seminggu). Terakhir, KM Sumut II rute Tiga Ras – Simanindo dengan frekwensi perjalanan 7 trip perhari.
Selain kapal penyebrangan di Danau Toba, sambung Darwin, pihaknya juga sudah menyiapkan kapal penyebrangan di Kepulauan Nias sebanyak 6 kapal. Kapal tersebut adalah KM Belanak rute Sibolga – Gunung Sitoli – Sibolga dengan frekwensi perjalanan 6 trip per minggu. Lalu, KM Wira Victory, rute Sibolga – Gunung Sitoli -Sibolga dengan frekwensi perjalanan 14 trip per minggu.
“Ada juga KM Simeuleu rute Sibolga – Teluk Dalam – Sibolga dengan frekwensi perjalanan 2 trip per minggu. Dan KM Simeuleu dengan rute Teluk Dalam – Pulau Telo – Teluk Dalam dengan frekwensi perjalanan 6 trip perminggu,” ucap Darwin.
Untuk KM Wira Glory, kata Darwin, rutenya Sibolga – Gunung Sitoli – Sibolga dengan frekwensi perjalanan 6 trip perminggu dan KM Jayanti rute Sibolga – Gunung Sitoli dengan frekwensi perjalanan 2 trip per minggu.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Diskominfo Sumut, Muhammad Ayub menyampaikan, bahwa pertemuan yang digelar ini sebagai sarana informasi tentang kesiapan angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 di Sumatera Utara.
Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, maka penting menyiapkan penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru agar tidak meresahkan masyarakat.
“Misalnya, sekiranya perlu menambah angkutan, mengantisipasi jalur-jalur yang rawan longsor, dan bencana alam,” pungkas Ayub.