25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Peluncuran Buku Aishah Basar, Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila

MEDAN – Akhirnya, mimpi penulis cerpen Aishah Basar untuk melahirkan sebuah buku karya sastra terwujud. Niat mengumpulkan jejak-jejak yang terserak itu telah terkabul, meski masih banyak yang harus ia kumpulkan lagi.  Mengingat perjalanan panjang kepenulisannya di dunia sastra sejak tahun 90-an wajarlah jika banyak karya tercipta: puisi, cerpen,esai, hingga naskah pentas. Bisa saja ini baru buku pertama, yang akan disusul oleh buku kedua dan ketiga.
Buku kumpulan cerpen berjudul “Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila” ini berisi 18 cerita pendek yang ditulisnya dalam kurun waktu 14 tahun. Saat membaca buku Aishah, akan ditemukan cerpen yang lahir pada tahun 97, 98, 2001 dan seterusnya sampai yang terakhir tahun 2011. Sebuah perjalanan panjang tentunya.

Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila selesai cetak pada akhir November 2012 di Jogja, dan rencana semula akan diluncurkan Desember 2012. Berbagai halangan memaksa rencana itu diundurkan, hingga matang pada Januari 2013 ini. Jadilah peluncuran ini dilaksanakan di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) Jalan Perintis Kemerdekaan – Medan, pada Sabtu 26 Januari 2013 pukul 3 sore.

Selain peluncuran juga akan diadakan diskusi dengan mengundang pembicara Hasan Albana dari Kota Medan  serta Dayah Tri dari Jakarta yang dimoderatori olah Yulhasni. Acara ini terbuka untuk semua yang berminat menghadirinya.

Mengapa di Taman Budaya? Aishah punya alasan yang sangat menyentuh, “Ingin melepas rindu pada tempat yang bertahun-tahun kuakrabi, di mana setiap sudutnya pernah merasakan hembusan nafasku, dan terpaksa kutinggalkan karena perjalanan sang takdir.”

Aishah Basar berhijrah ke bumi Tapanuli Tengah  sejak pertengahan 2005 (tepatnya sekarang ia tinggal di “kota tua” Barus), menjadi guru di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuknya kota. Di kesunyian itulah ia bangun mimpi-mimpinya. Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila adalah sebagian dari mimpi-mimpi itu.

Lalu, mengapa memilih tanggal 26 Januari? Adakah yang spesial?
“Ya, pasti. Itu adalah tanggal istimewa bagi seorang Aishah Basar.”
Apa istimewanya? Kita dengar jawabnya saat acara peluncuran nanti.  Salam sastra! (mea/rel)

MEDAN – Akhirnya, mimpi penulis cerpen Aishah Basar untuk melahirkan sebuah buku karya sastra terwujud. Niat mengumpulkan jejak-jejak yang terserak itu telah terkabul, meski masih banyak yang harus ia kumpulkan lagi.  Mengingat perjalanan panjang kepenulisannya di dunia sastra sejak tahun 90-an wajarlah jika banyak karya tercipta: puisi, cerpen,esai, hingga naskah pentas. Bisa saja ini baru buku pertama, yang akan disusul oleh buku kedua dan ketiga.
Buku kumpulan cerpen berjudul “Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila” ini berisi 18 cerita pendek yang ditulisnya dalam kurun waktu 14 tahun. Saat membaca buku Aishah, akan ditemukan cerpen yang lahir pada tahun 97, 98, 2001 dan seterusnya sampai yang terakhir tahun 2011. Sebuah perjalanan panjang tentunya.

Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila selesai cetak pada akhir November 2012 di Jogja, dan rencana semula akan diluncurkan Desember 2012. Berbagai halangan memaksa rencana itu diundurkan, hingga matang pada Januari 2013 ini. Jadilah peluncuran ini dilaksanakan di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) Jalan Perintis Kemerdekaan – Medan, pada Sabtu 26 Januari 2013 pukul 3 sore.

Selain peluncuran juga akan diadakan diskusi dengan mengundang pembicara Hasan Albana dari Kota Medan  serta Dayah Tri dari Jakarta yang dimoderatori olah Yulhasni. Acara ini terbuka untuk semua yang berminat menghadirinya.

Mengapa di Taman Budaya? Aishah punya alasan yang sangat menyentuh, “Ingin melepas rindu pada tempat yang bertahun-tahun kuakrabi, di mana setiap sudutnya pernah merasakan hembusan nafasku, dan terpaksa kutinggalkan karena perjalanan sang takdir.”

Aishah Basar berhijrah ke bumi Tapanuli Tengah  sejak pertengahan 2005 (tepatnya sekarang ia tinggal di “kota tua” Barus), menjadi guru di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuknya kota. Di kesunyian itulah ia bangun mimpi-mimpinya. Mawar Rebah dan Mimpi-Mimpi Leila adalah sebagian dari mimpi-mimpi itu.

Lalu, mengapa memilih tanggal 26 Januari? Adakah yang spesial?
“Ya, pasti. Itu adalah tanggal istimewa bagi seorang Aishah Basar.”
Apa istimewanya? Kita dengar jawabnya saat acara peluncuran nanti.  Salam sastra! (mea/rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/