Mengabdi buat bangsa dan negara tidak harus di tanah kelahiran. Prinsip hidup itu tentu patut ditujukan buat dua anak Medan yang kini berprestasi di Jawa Barat, tepatnya di Kota Kembang Bandung. Kedua anak Medan itu sama-sama bermarga Sitompul, namun beda profesi.
Walau sudah puluhan tahun tidak ketemu, Drs Hendrik Sitompul MM selaku pebisnis dan Kombes Pol Drs Martinus Sitompul MSi tetap akrab dan tidak meninggalkan logat Medan. “Kami tidak menduga bisa ketemu di Bandung. Kami sudah puluhan tahun tidak ketemu tapi tetap akrab, beginilah ciri khas anak Medan,” kata Hendrik Sitompul membuka pembicaraan usai bertemu dengan Drs Martinus Sitompul MSi yang saat ini menjabat Kabid Humas Polda Jabar di Bandung, kemarin.
Menurut Drs Hendrik Sitompul MM, pertemuan dua Anak Medan di perantauan itu tentu punya komitmen bersama untuk membangun bangsa dan negara melalui profesi masing-masing. “Mengabdi bagi bangsa dan negara tidak harus di tanah kelahiran,” kata Hendrik optimis.
Prinsip dan semboyan hidup, tentu akan memotivasi untuk meraih prestasi. Hendrik Sitompul mengutip semboyan hidupnya dari Albert Einstein yang mengatakan, “Don’t look to become a person of success, look instead to become a person of Value” (Cita-cita tidak harus sukses, yang penting berusahalah untuk menjadi orang yang berarti).
Setelah 20 tahun menjadi eksekutif di perusahaan nasional, Hendrik Sitompul memilih tantangan baru menjadi seorang wiraswasta di bidang pemasaran dan handling distribusi BBM di salah satu anak perusahaan BUMN berpusat di Jakarta.
Tidak tanggung-tanggung, julukan si Raja Minyak baru dari Medan, kini patut disandang Hendrik Sitompul. Selain memiliki kantor di Bandung, Hendrik Sitompul juga memiliki lima kantor di Sumatera, 19 di Jawa, tiga kantor di Kalimantan dan enam kantor di Sulawesi. “Untuk pemasaran dan handling distribusikan BBM, hingga saat ini kami telah mempekerjakan hampir 650 karyawan,” tambah suami Ir Rospita Br Marpaung MM ini.
Tantangan menjadi seorang wiraswasta di luar Pulau Sumatra, tentu menyita banyak waktu. Melalui guyon, Hendrik tidak ingin disebut hanya “Jago Kandang” sehingga dirinya rela hijrah dari Medan Sumatera Utara ke Jakarta, namun tidak mau juga disebut sebagai pengusaha nasional. “Ya, itu tadi, biar tak jago kandang saja lah,” ujarnya sembari tertawa.
Sementara Kombes Pol. Drs Martinus Sitompul MSi sempat kuliah di USU. Sebelum masuk Akpol, pernah dinas di Reskrim Polda Sumatera Utara, juga pernah mengemban tugas di Sespim Polri di Lembang. Saat berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dia menjadi Kabag Operasi Polwiltabes Bandung, dan menjadi Kapolres Bandung Timur.
Saat Martinus menjabat sebagai Kapolres Bandung Timur, dia suka mencarikan pekerjaan bagi para preman yang benar-benar mau bekerja merubah nasibnya. ”Agar mereka meninggalkan kelakuan buruknya,” ucap Martinus memberi alasan positif.
Sejak 1 Nopember 2011 lalu, Martinus dipercaya menjadi Kabid Humas Polda Jawa Barat dengan pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes). Teman seangkatan Martinus Sitompul di USU, yaitu Drs Sri Rezeki Depari alias Kiki juga berprestasi, kini menjadi Manager Communication Telkom Jabodetabek.
Kutipan lagu “Anak Medan” pun patut ditujukan buat kedua anak Medan yang sudah menjadi ‘banteng’ (berprestasi, Red) di perantauan.(ade)