30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Pasar Induk Tak Mampu Tampung Pedagang Sutomo

triadi/sumut pos PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.
triadi/sumut pos
PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Relokasi pedagang di Jalan Sutomo ke Pasar Induk tampaknya tak bakal berakhir. Pasalnya, Kapasitas Pasar Induk tak mampu menampung seluruh pedagang di Jalan Sutomo dan sekitarnya. Hal ini diakui Dirut PD Pasar Benny Harianto Sihotang kepada Sumut Pos, Kamis (23/4).

Menurut Benny, rencana pembangunan Pasar Induk sudah disepakati antara Pemko dan DPRD Medan sejak 2011 lalu. Dimana ketika itu, pedagang masih berjumlah 1.957.

Namun ketika Pasar Induk dioperasionalkan pada tahun ini, jumlah pedagang di Pasar Sutomo sudah mengalami penambahan.

“Kapasitas Pasar Induk mengacu kepada keberadaan pedagang pada 2011. Empat tahun berlalu, jumlah pedahang sudah bertambah. Bayangkan saja, sudah berapa anak SMA yang lulus setiap tahun dan mungkin saja menjadi pedagang di Pasar Sutomo,” kata Benny.

Untuk tiu, kata dia, solusi yang dicari agar mampu menampung keberadaan pedagang Jalan Sutomo yakni dengan membangun pasar baru di tempat lain. Jika ini tidak dilakukan, persoalan ini tidak akan menemui titik terang.

“Kalau memang tidak boleh berjualan di seputaran Jalan Sutomo, sementara kapasitas Pasar Induk tidak mendukung. Makanya harus ada pasar baru yang dibangun,” jelasnya.

Sementara di tempat terpisah, menyikapi minimnya moda transportasi ke Pasar Induk, Dinas Perhubungan Kota Medan sudah mengakomodir hal itu dengan member izin kepada enam perusahaan pengangkutan. “Ada 20 trayek yang telah kita berikan izin masuk ke Pasar Induk dengan jumlah mencapai 1.515 unit,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Darat Dishub Medan, Suriono ketika ditemui, kemarin.

Dikatakannya, pada Rabu (22/4) lalu, Dishub juga sudah menyurati Organda agar beroperasi di Pasar Induk selama 24 jam non stop. Namun begitu, Suriono mengaku tidak bisa memaksakan agar surat atau imbauan yang disampaikannya itu dilaksanakan oleh Organda.

“Angkot masuk ke Pasar Induk untuk cari sewa atau penumpang, masalahnya supir tidak dapat penumpang ketika masuk Pasar Induk,” ungkapnya.

Walaupun begitu, Suriono tetap mengimbau agar angkot yang telah memiliki izin trayek dapat masuk ke Pasar Induk. “Memang awalnya masih sepi, kita harapkan secara perlahan setelah masyarakat tahu kalau angkot di Pasar Induk operasional selama 24 jam, sehingga keluhan pedagang dan pembeli dapat teratasi,” bebernya.

Sementara, Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munte mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada supir angkot yang telah memiliki izin agar masuk ke Pasar Induk. Namun, Gomery tidak dapat memaksakan agar seluruh angkot mengakses Pasar Induk mengingat ketiadaan penumpang.

“Kalau penumpang nggak ada, bagaimana mau kita paksa supir masuk,” ujarnya.(dik/adz)

triadi/sumut pos PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.
triadi/sumut pos
PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Relokasi pedagang di Jalan Sutomo ke Pasar Induk tampaknya tak bakal berakhir. Pasalnya, Kapasitas Pasar Induk tak mampu menampung seluruh pedagang di Jalan Sutomo dan sekitarnya. Hal ini diakui Dirut PD Pasar Benny Harianto Sihotang kepada Sumut Pos, Kamis (23/4).

Menurut Benny, rencana pembangunan Pasar Induk sudah disepakati antara Pemko dan DPRD Medan sejak 2011 lalu. Dimana ketika itu, pedagang masih berjumlah 1.957.

Namun ketika Pasar Induk dioperasionalkan pada tahun ini, jumlah pedagang di Pasar Sutomo sudah mengalami penambahan.

“Kapasitas Pasar Induk mengacu kepada keberadaan pedagang pada 2011. Empat tahun berlalu, jumlah pedahang sudah bertambah. Bayangkan saja, sudah berapa anak SMA yang lulus setiap tahun dan mungkin saja menjadi pedagang di Pasar Sutomo,” kata Benny.

Untuk tiu, kata dia, solusi yang dicari agar mampu menampung keberadaan pedagang Jalan Sutomo yakni dengan membangun pasar baru di tempat lain. Jika ini tidak dilakukan, persoalan ini tidak akan menemui titik terang.

“Kalau memang tidak boleh berjualan di seputaran Jalan Sutomo, sementara kapasitas Pasar Induk tidak mendukung. Makanya harus ada pasar baru yang dibangun,” jelasnya.

Sementara di tempat terpisah, menyikapi minimnya moda transportasi ke Pasar Induk, Dinas Perhubungan Kota Medan sudah mengakomodir hal itu dengan member izin kepada enam perusahaan pengangkutan. “Ada 20 trayek yang telah kita berikan izin masuk ke Pasar Induk dengan jumlah mencapai 1.515 unit,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Darat Dishub Medan, Suriono ketika ditemui, kemarin.

Dikatakannya, pada Rabu (22/4) lalu, Dishub juga sudah menyurati Organda agar beroperasi di Pasar Induk selama 24 jam non stop. Namun begitu, Suriono mengaku tidak bisa memaksakan agar surat atau imbauan yang disampaikannya itu dilaksanakan oleh Organda.

“Angkot masuk ke Pasar Induk untuk cari sewa atau penumpang, masalahnya supir tidak dapat penumpang ketika masuk Pasar Induk,” ungkapnya.

Walaupun begitu, Suriono tetap mengimbau agar angkot yang telah memiliki izin trayek dapat masuk ke Pasar Induk. “Memang awalnya masih sepi, kita harapkan secara perlahan setelah masyarakat tahu kalau angkot di Pasar Induk operasional selama 24 jam, sehingga keluhan pedagang dan pembeli dapat teratasi,” bebernya.

Sementara, Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munte mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada supir angkot yang telah memiliki izin agar masuk ke Pasar Induk. Namun, Gomery tidak dapat memaksakan agar seluruh angkot mengakses Pasar Induk mengingat ketiadaan penumpang.

“Kalau penumpang nggak ada, bagaimana mau kita paksa supir masuk,” ujarnya.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/