Pada tahun 2012, program Pelayanan Jaminan Persalinan (Jampersal) belum terserap maksimal. Total selama tahun 2012, hanya ada 5.574 ibu yang melahirkan dengan Jampersal. Hal ini juga disebabkan hanya ada sebanyak 62 klinik dan rumah sakit sebagai provider Jampersal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kadis Kesehatan Kota Medan Usma Polita Nasution, Rabu (22/5). Dikatakannya, hal ini wajar karena memang provider Jampersal masih 62 klinik dan rumah bersalin. Dengan sedikitnya pelayanan, maka serapan anggaran juga minim. Tahun lalu dari Rp20,4 miliar anggaran yang digelontorkan Kemenkes untuk Jampersal di Medan, hanya terpakai Rp3,7 miliar.
“Sisanya, sudah kita kembalikan ke Kemenkes. Tahun ini, kita tidak tahu berapa anggaran untuk kita, karena diberikan bertahap. Berapapun yang dilayani, tetap akan dibayar,” jelas Usma.
Namun, lanjutnya, Pelayanan Jaminan Persalinan (Jampersal) di Medan saat ini mulai berjalan maksimal. Setidaknya, setiap bulan 1000 lebih ibu hamil melahirkan dengan memanfaatkan program gratis ini. “Data Januari-Februari 2013, ada 2.223 ibu hamil yang melahirkan memanfaatkan Jampersal. Ketika itu, masih 103 klinik dan rumah bersalin yang menjadi provider,” katanya.
Saat ini, sebut Usma, sudah 124 sarana kesehatan yang menjadi provider Jampersal. Jika ditotal, sudah 55 persen, klinik dan rumah bersalin di Medan yang menjadi provider. “Ini berarti, program Jampersal bisa lebih maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat kita. Dengan program ini juga, maka di Medan sudah tidak ada lagi orang melahirkan memanfaatkan jasa dukun beranak,” katanya.
Tambahnya, ada tiga unit yang mundur sebagai provider. Hanya saja, dia menilai mundurnya itu bukan karena minimnya klaim dari program Jampersal, tapi lebih karena persoalan administratif. (mag-13)