Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Gus Irawan Pasaribu
Tim Sahur Sumut Pos bertandang ke kediaman salah satu tokoh masyarakat di Sumatera Utara, Gus Irawan Pasaribu Minggu (22/7) dini hari lalu. Tim diperkenankan sahur bersama keluarga Bang Gus, demikian dia acap disapa, di kediamannya di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih)
Blok LL No 27 Medan.
Tim Sumut Pos, Medan
Tim tiba tepat pukul 03.25 WIB. Tak lama menanti, istri Gus, Asrida Murni Siregar mempersilakan Sumut Pos masuk. Tim yang berjumlah empat orang diminta masuk ke ruang tamu. Hanya berselang lima menit kemudian, Gus Irawan Pasaribu muncul dengan stelan baju piama putih dipadu dengan renda coklat serta perpaduan celana keeper hitam. Sapaannya yang ramah menyalami satu per satu tim sahur, tak lupa menanyakan kabar.
Di rumah dua lantai itu, tampak perpaduan ornamen Eropa dan Timur Tengah. Perbincangan ringan pun digelar. Kebetulan Gus Irawan yang baru pensiun sebagai Direktur Utama Bank Sumut itu kini sedang bersiap maju menjadi bakal calon Gubernur Sumut. Maka, perbincangan tentu saja tak jauh-jauh dari konsep bagaimana menjadikan Sumut daerah yang maju nan sejahtera.
Menjadikan Sumut Sejahtera harus dimulai dari pemimpin yang berkomitmen, berpengalaman dan mampu menggerakkan perekonomian serta memiliki terobosan baru dalam menjalankan roda pemerintahan. Selanjutnya?
Di sela-sela perbincangan ringan itu, tim sahur Sumut Pos disuguhi minuman teh hangat, yang bercita rasa mint.
Ketika disinggung sejumlah pertanyaan mengenai kesibukannya pasca tak lagi menjabat Direktur Utama Bank Sumut, Gus Irawan malah mengaku memiliki kesibukan yang jauh lebih padat. Kini Gus harus menyambangi banyak masyarakat di seluruh penjuru Sumut.
Saat ditanya apa tujuannya, Ketua Umum KONI Sumut itu mengakui, bahwa apa yang dilakukannya hanya untuk meladeni apa yang sudah menjadi aspirasi banyak masyarakat dan organisasi kemasyarakatan (Ormas). Selanjutnya, adanya keputusan rapat keluarga yang menyebutkan harus menyahuti aspirasi masyarakat menuju Sumut satu pada tahun 2013 mendatang.
Bapak tiga anak dari Okti Divita Irawan alias Putri, Putra Ahmad Syarif Irawan dan Fauzan Fariz Irawan mengaku memiliki tekad dan selalu memegang komitmen setiap apa yang disampaikannya di hadapan publik. Hal itu bisa dilihat dari pengalaman bertugas selama 12 tahun menjadi Dirut Bank Sumut, dari mulai masa-masa sulit hingga sekarang yang disebut masa gemilang. Sehingga untuk mewujudkan Sumut Sejahtera itu perlu beragam kerja keras dan pengalaman memimpin.
Gus membeberkan, pada 2013 mendatang banyak hal yang terjadi di Sumut, bukan hanya pemilihan kepala daerah melainkan dimulainya operasional Bandara Udara di Kualanamu, pengoperasionalan Sei Mangkei dan PT Inalum yang habis kontraknya dengan pihak Jepang.
Seiring itu, Bang Gus yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah menyatakan, khusus PT Inalum, dirinya sudah membaca laporan keuangan perusahaan Jepang itu. Bila disebutkan selama 27 tahun merugi dan baru 3 tahun terakhir ini ada keuntungan. Sebenarnya itu tidak benar. “Jepang sudah kadali kita, saya sudah baca laporan keuangannya,” katanya.
Bang Gus menegaskan, Pemprovsu harus memiliki andil di PT Inalum, karena PT Inalum merupakan perusahaan untung. Hanya selama ini ada hal yang sangat mendasar yakni selisih kurs mata uang antara yen, dollar AS dan rupiah, di mana kredit PT Inalum memakai dollar AS dan pembayarannya pakai yen, inilah yang disebut merugi.
“Ini sangat tidak masuk akal, masa urusan mendasar saja tak bisa diselesaikan selama 27 tahun. PT Inalum perusahaan besar, jadi saya tidak percaya kalau Inalum itu merugi,” katanya.
Berangkat dari kepentingan pengambil alihan PT Inalum, Gus mengaku untuk mendatangkan investor ke Sumut sangat mudah. Pasalnya, Sumut merupakan propinsi kaya dan letaknya sangat strategis. Cara mendatangkan investor ke Sumut itu mesti ada tiga cara yaknbi, pangkas birokrasi, hapus biaya perizinan yang tak resmi dan berikan kepastian hukum kepada investor.
“Saya beranalogi, seperti kita naik sudako (angkutan umum, Red), pak sopir pasti kasih gratis bagi penumpang yang naik, tapi setelah turun baru pak sopir kasih tarif. Jadi sama halnya mengelola pemerintahan ini, bila investor mau masuk silahkan saja, bila perlu berikan pengawalan intens. Bila sudah masuk, maka kita bisa merasakan bagaimana nikmatnya menaiki taksi,” paparnya.
Di tengah perbincangan yang menjurus serius itu, Istri Gus Irawan mengingatkan, bahwa makanan sudah tersedia dan mengajak sahur. Tim pun beranjak ke meja makan yang tak jauh dari ruang tamu. Di meja makan itu ada tiga anak Gus menunggu dan satu orang keponakannya.
Di meja makan tampak terhidang sejumlah menu makanan, mulai ikan bawal panggang, ikan teri sambal, udang goreng sambal kering, tempe goreng dan sayur rebusan serta sambal.
Melihat ada yang kurang, Gus langsung meminta pakat. Ya, pakat, makanan khas Mandailing yang merupakan rotan muda. Tak lama, sepiring pakat pun dihidangkan. Tampak Gus lahap menikmati pakat tersebut.
Masih di meja makan, Gus Irawan menegaskan, dalam mewujudkan kedua hal tersebut dan memajukan Sumut Sejahtera membutuhkan pemimpin yang memiliki leadership, smart managerial, dan mampu mengendalikan diri. “Tiga hal inilah yang mesti ada dalam seorang pemimpin untuk memajukan rakyatnya,” ujarnya di meja makan.
Tepat saat imsak, Gus Irawan pergi meninggalkan rumah bersamaan dengan tim sahur Sumut Pos yang juga sudah berpamitan izin pulang. Gus pergi untuk mengisi ceramah di Masjid Raya Al Mahsun Medan. (*)