26 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Tak Libatkan IDI dalam GTPP Covid-19 Medan, Pansus Covid-19 akan Panggil Dinkes

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hal itu dikatakan anggota Pansus Covid-19 Kota Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Kamis (23/7) saat menanggapi situasi perkembangan Covid-19 di Kota Medan yang semakin tidak terkendali.

“Bagaimana mau terkendali, gugus tugasnya saja tidak profesional. Bagaimana mau profesional, orang-orang di dalamnya saja banyak yang tidak berkompeten. Kita kecewa mereka tidak melibatkan para dokter. Konyol sekali rasanya saat gugus tugas justru tidak melibatkan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Medan dalam gugus tugas,” tegas Afif.

Dijelaskan Afif, hal itu diketahuinya saat Pansus Covid-19 DPRD Medan melakukan rapat dengan IDI Kota Medan. Dalam rapat itu disebutkan, bahwa IDI memprediksi angka peningkatan penularan di Kota Medan masih akan terus terjadi bila penanganan yang dilakukan GTPP Medan tidak mengalami perubahan ke arah yang benar.

“Dokter Ade Rahmaini, dia itu dokter spesialis paru sekaligus koordinator Covid-19 di RSUP H Adam Malik. Waktu rapat pansus kemarin dia menangis menceritakan 4 rekannya meninggal dunia karena Covid-19. Lain lagi rekan-rekannya yang saat ini sedang berjuang untuk sembuh karena sudah terinfeksi. Mereka mengaku tidak pernah dilibatkan oleh gugus tugas, padahal merekalah yang paling tahu bagaimana cara penanganan yang paling tepat untuk menangani virus ini,” jelasnya.

Artinya, kata Ketua Fraksi NasDem itu, langkah yang selama ini dilakukan GTPP Covid-19 Medan adalah tidak tepat dan belum memenuhi prosedur yang disebutkan oleh para dokter tersebut. Padahal sampai saat ini, GTPP Covid-19 Medan telah menghabiskan anggaran hingga Rp150 miliar.

“Maka kita akan panggil Gugus Tugas Covid-19 Medan, dalam hal ini Dinkes Kota Medan di rapat Pansus hari Senin nanti. Kita mau dengar langsung, apa alasan mereka tidak melibatkan para dokter yang merupakan para ahli dalam menangani masalah ini,” ungkapnya.

Senada dengan Afif, Wakil Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Sudari ST menjelaskan, GTPP Covid-19 Medan telah sangat keliru dengan tidak melibatkan IDI dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Medan. Padahal sebelumnya, IDI telah menawarkan diri untuk bergabung dalam GTPP Covid-19 Kota Medan agar proses percepatan penanganan dapat tepat sasaran.

Untuk itu, Ketua Fraksi PAN itu menyebutkan, Pansus Covid-19 DPRD Medan juga akan memanggil pihak-pihak RS di Kota Medan yang telah memiliki laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yakni pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

“Ini juga sangat penting. Sampai saat ini, sejujurnya kita belum tahu apakah laboratorium-laboratorium PCR milik RS di Kota Medan itu sudah layak atau belum. Lalu, berapa besar sebenarnya kemampuan mereka dalam melakukan test PCR setiap harinya, bagaimana akurasinya, apakah sudah di kalibrasi semua alatnya dan sebagainya. Kesiapan ini harus jelas, ini akan kita kupas habis di rapat Pansus hari Senin nanti,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hal itu dikatakan anggota Pansus Covid-19 Kota Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Kamis (23/7) saat menanggapi situasi perkembangan Covid-19 di Kota Medan yang semakin tidak terkendali.

“Bagaimana mau terkendali, gugus tugasnya saja tidak profesional. Bagaimana mau profesional, orang-orang di dalamnya saja banyak yang tidak berkompeten. Kita kecewa mereka tidak melibatkan para dokter. Konyol sekali rasanya saat gugus tugas justru tidak melibatkan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Medan dalam gugus tugas,” tegas Afif.

Dijelaskan Afif, hal itu diketahuinya saat Pansus Covid-19 DPRD Medan melakukan rapat dengan IDI Kota Medan. Dalam rapat itu disebutkan, bahwa IDI memprediksi angka peningkatan penularan di Kota Medan masih akan terus terjadi bila penanganan yang dilakukan GTPP Medan tidak mengalami perubahan ke arah yang benar.

“Dokter Ade Rahmaini, dia itu dokter spesialis paru sekaligus koordinator Covid-19 di RSUP H Adam Malik. Waktu rapat pansus kemarin dia menangis menceritakan 4 rekannya meninggal dunia karena Covid-19. Lain lagi rekan-rekannya yang saat ini sedang berjuang untuk sembuh karena sudah terinfeksi. Mereka mengaku tidak pernah dilibatkan oleh gugus tugas, padahal merekalah yang paling tahu bagaimana cara penanganan yang paling tepat untuk menangani virus ini,” jelasnya.

Artinya, kata Ketua Fraksi NasDem itu, langkah yang selama ini dilakukan GTPP Covid-19 Medan adalah tidak tepat dan belum memenuhi prosedur yang disebutkan oleh para dokter tersebut. Padahal sampai saat ini, GTPP Covid-19 Medan telah menghabiskan anggaran hingga Rp150 miliar.

“Maka kita akan panggil Gugus Tugas Covid-19 Medan, dalam hal ini Dinkes Kota Medan di rapat Pansus hari Senin nanti. Kita mau dengar langsung, apa alasan mereka tidak melibatkan para dokter yang merupakan para ahli dalam menangani masalah ini,” ungkapnya.

Senada dengan Afif, Wakil Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Sudari ST menjelaskan, GTPP Covid-19 Medan telah sangat keliru dengan tidak melibatkan IDI dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Medan. Padahal sebelumnya, IDI telah menawarkan diri untuk bergabung dalam GTPP Covid-19 Kota Medan agar proses percepatan penanganan dapat tepat sasaran.

Untuk itu, Ketua Fraksi PAN itu menyebutkan, Pansus Covid-19 DPRD Medan juga akan memanggil pihak-pihak RS di Kota Medan yang telah memiliki laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yakni pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

“Ini juga sangat penting. Sampai saat ini, sejujurnya kita belum tahu apakah laboratorium-laboratorium PCR milik RS di Kota Medan itu sudah layak atau belum. Lalu, berapa besar sebenarnya kemampuan mereka dalam melakukan test PCR setiap harinya, bagaimana akurasinya, apakah sudah di kalibrasi semua alatnya dan sebagainya. Kesiapan ini harus jelas, ini akan kita kupas habis di rapat Pansus hari Senin nanti,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/