MEDAN-Perhelatan Honda DBL North Sumatera Series 2012 memasuki puncak.Laga final yang mempertemukan Methodist 2 kontra Sutomo 1 pada kelompok putra dan SMAN 5 Medan versus Wahidin di kelompok putri akan menjadi puncak dari even basket pelajar terbesar di Indonesia ini. Sejak memulai cerita Sabtu (18/2) lalu, GOR Samudera Sport Club menjadi saksi drama-drama yang terjadi Kompilasi emosi menghinggapi seluruh peserta yang berlaga.
Tawa riang tim yang memastikan tiket final, tangis dari peserta yang harus mengakhiri kiprahnya lebih awal, kehebohan ala suporter mendukung timnya berlaga dan beragam rasa lainnya yang dikemas dalam 24 laga yang dihelat.
Kejutan juga tak pernah absen dari arena laga. Lihat saja bagaimana juara bertahan putri, Sutomo 1 harus tumbang dari SMKN 7 yang baru perdana ikut DBL.
Dua free throw saat overtime yang menentukan langkah tim putri SMAN 5 untuk kali perdana. Santo Thomas 1 yang menjelma menjadi kekuatan baru dengan kemampuannya menembus semifinal Pulangnya SMKN 1 Percut Sei Tuan karena pemain ilegal dan banyak kejutan lainnya yang terjadi.
Satu kesimpulan dari tiga kali penyelenggaraan DBL di Medan, tak ada tim yang mampu mempertahankan gelar juaranya di tahun berikutnya. Sekedar kilas balik, juara tahun 2010 putra, Methodist Binjai harus merelakan gelarnya ke tangan Wahidin di tahun berikutnya. Tim besutan Hidayat Natasasmita itu akhirnya tumbang di semifinal tahun ini lewat Sutomo 1. Begitu juga di kelompok putri, Methodist 2 yang menjadi kampiun di 2010 tak menyentuh final di tahun berikutnya. Jejak itu diikuti Sutomo 1 tahun ini.
Ini menandakan DBL selalu menyajikan pertarungan yang kompetitif. Peta kekuatan berubah setiap tahun. “Tidak ada yang bisa memprediksi kekuatan tim di DBL setiap tahun. Siapapun bisa saja menjuarai DBL. Saya pikir DBL itu bagus bagi pelajar untuk meraih prestasi,” ujar Manajer Sutomo 1, Handy Suwandi.
Regenerasi menjadi faktor penting jika ingin mempertahankan prestasi pada turnamen yang tidak diperbolehkan untuk siswa kelas XII ini. “Seperti kami Wahidin yang sekarang banyak diisi siswa kelas X. Meski tahun ini gagal, tapi kami masih punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri agar bisa lebih baik di tahun berikutnya,” ujar Pelatih Wahidin, Hidayat Natasasmita.
Tentunya seisi GOR Samudera Sport Club akan menjadi saksi sejarah baru terukir tahun ini. Mari berharap-harap cemas menantikan juara baru DBL. Sutomo 1 atau Methodist 2 dan Wahidin atau SMAN 5 yang akan tersenyum paling akhir. (mag-18)