“Juga keinginan dia (Arab Saudi, red) khususnya investasi di bidang refinary, seperti itu,” ungkap JK.
Ditanya lebih detail proyek kerja sama yang akan ditawarkan Indonesia, JK menuturkan tidak ingin mendahului pembicaraan bilateral pada awal Maret. “Kita lihat nanti pertemuannya,” tambah dia.
Selain itu, Arab Saudi juga sedang mencari ceruk pasar baru. Selama ini, mereka lebih banyak investasi di daratan Eropa dan sebagian Afrika. Indonesia pun ingin memanfaatkan peluang bisnis yang sedang terbuka tersebut. “Indonesia tentu sebagai negara yang besar ingin meningkatkan hubungan itu,” tegas dia.
Sedangkan penambahan kuota haji tidak akan dibahas secara khusus. Lantaran, kuota haji itu telah bertambah secara otomatis seiring selesainya pembangunan Masjidil Haram. “Jadi tidak perlu kita minta-minta,” terang dia.
Kunjungan Raja Salman itu bisa dianggap kunjungan balasan setelah presiden Indonesia berkali-kali bertemu raja Arab Saudi. Dalam hitungan JK ada sekitar 25 kali kunjungan resmi pemerintah ke Arab Saudi. “Jadi dibalasnya perasaan besar, supaya seimbang. Jadi gitu pikirannya,” ujar JK tersenyum.
Kunjungan selama sembilan hari itu lebih banyak waktu untuk berlibur. Tiga hari untuk kunjungan kerja, sedangkan enam hari lainnya untuk berlibur di Bali. “Jadi biasa Raja Saudi itu beristirahat di Indonesia, kita menyambut baik lah,” tambah dia.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazizke Indonesia untuk membantu mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan bahwa pihaknya akan menawarkan investasi di fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur.