GRR Bontang yang membutuhkan total investasi USD 12 miliar-USD 15 miliar ini ditargetkan mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari. Pelaksanaan pembangunan kilang baru di Bontang tersebut merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM no 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016 yang menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bontang, Kaltim.
Melalui proyek tersebut, Pertamina diharapkan bisa mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo, sebagai upaya meningkatkan program kemandirian energi dengan mengurangi impor BBM.
Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, menilai kunjungan merupakan kunjungan yang istimewa dan bersejarah. Bagi umat muslim, Raja Salman adalah figur yang dihormati sebagai Khodimuk Haromain, atau penjaga dua kota suci Mekah dan Madinah. “Ini adalah kunjungan resmi Raja Saudi sejak terakhir Raja Faisal di tahun 1970 atau 47 tahun silam,” kata Jazuli.
Menurut Anggota Komisi I ini paling tidak ada empat manfaat yang bisa dioptimalkan oleh negara kita dari momen kunjungan Raja Salman. Pertama, manfaat diplomasi politik, yaitu untuk memperkuat relasi saling menguntungkan antara dua negara, terutama dari sisi Indonesia dalam rangka memperkuat posisi tawar dalam isu-isu spesifik. “Khususnya dalam isu kuota dan pelayanan haji, perlindungan dan kesejahteraan TKI kita di sana,” kata Jazuli.
Kedua, manfaat diplomasi ekonomi dan investasi (ekspor maupun impor). Diharapkan melalui kunjungan ini dapat direalisasikan nilai investasi yang dibawa Saudi mencapai USD 25 Miliar sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. “Kerjasama investasi itu terutama dalam pengelolaan minyak antara Pertamina dan Aramco milik Saudi,” jelas Jazuli.
Ketiga, manfaat diplomasi budaya, pendidikan, dan agama, yaitu dalam rangka mempromosikan Islam moderat dan berkontribusi bagi perdamaian dunia. Di bidang pendidikan Indonesia dapat mendorong pertukaran pendidikan dan beasiswa yang lebih meningkat bagi pelajar atau mahasiswa dari kedua negara.