32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

ABG Penderita Tumor Hanya Dirawat Nenek

Foto: Anita/Sumut Pos Citra Ayu Annisa, saat dijenguk Camat, didampingi nenek dan pamannya.
Foto: Anita/Sumut Pos
Citra Ayu Annisa, saat dijenguk Camat, didampingi nenek dan pamannya.

SUMUTPOS.CO – Kisah Siti Aisyah masih marak dibincangkan. Bocah delapan tahun itupun mulai bias memandang hidup; bapaknya dirawat di rumah sakit, dia sudah sekolah, dan mereka akan mendapat rumah. Tapi, apakah kisah sedih warga Medan bisa dibilang tuntas? Ternyata tidak. Di Kecamatan Medan Amplas ada ‘Aisyah’ lain yang juga tak beruntung dalam menjalani hidup.

Adalah Citra Ayu Annisa (13). Gadis baru gede (ABG) yang tinggal di Jalan Garu II B No 22 B, Medan Amplas ini masuk ke RSUD dr Pirngadi dalam kondisi menyedihkan. Selama setahun ia meninggalkan bangku pendidikan karena tak bisa berjalan disebabkan penyakit yang dideritanya.

Dalam kondisi tubuh lemas dan tidak bisa jalan, Nisa sapaan akrabnya dibawa oleh neneknya Sugiarti dan Camat Medan Amplas Pahri serta Kepala Puskesmas Amplas dr Henni Safitri ke RS dr Pirngadi, Senin (24/3).

Dokter Henny Safitri mengatakan, sudah hampir setahun Nisa tidak bisa melakukan aktivitas apapun dan membuatnya berbaring di tempat tidur saja. Akibatnya, saat mau naik kelas 2 SMP, Nisa sudah berhenti sekolah.

“Lima bulan lalu kami udah pernah ke rumah pasien, jadi indikasinya ada riwayat trauma (benturan, Red) di bagian parunya. Selama ini pasiennya udah ditangani dokter dan sempat dirawat di RS Columbia Asia Medan. Jadi ada sangkaan tumor di paru,” kata dr Henni Safitri yang mengatakan selama ini ternyata Henni dirawat oleh neneknya.

Setelah ditelusuri ternyata, bapaknya tidak ada, sehingga biaya Nisa diarahkan ke pasien JPK Medan Sehat. Untuk itu, Camat Medan Amplas Pahri menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekda Medan. “Kita sudah koordinasi ke Pak Sekda dan Pak Sekda sudah berkoordinasi dengan pihak RS agar diberi penanganan yang maksimal,” tambahnya.

Paman Nisa, Rudiansyah, menuturkan keponakannya itu sudah tidak bisa jalan enam bulan lalu. Namun, keluhan di parunya itu sudah satu tahun lebih. “Dia (Nisa) pernah mengaku pada 2012 saat bermain sama temannya di sekolah terjatuh dan terbentur dadanya. Nisa anak yang pintar, kami nggak tahu sakitnya apa, kami pun sudah membawanya ke RS juga,” jelasnya.

Sedangkan neneknya, Sugiarti, menambahkan sejak kecil Nisa sudah dirawatnya. Keberadaan bapak Nisa hingga kini masih belum diketahui rimbanya. “Saya yang rawat sejak kecil. Mamaknya sering datang ke rumah untuk mengasih uang jajannya. Kalau bapaknya, tidak tahu kami keberadaannya,” ucapnya singkat dan berlalu. Sampai berita diturunkan, Nisa masih menjalani perawatan di RSUD dr Pirngadi Medan.

Kembali ke Aisyah, kehadiran sang ibu, Sugiarti (33), betul-betul tidak disia-siakan. Sebelum pulang ke Pekanbaru Sugiarti dan Aisyah pergi menikmati waktu bersama.

Kemarin pagi, wajah Aisyah begitu ceria dengan seragam merah-putihnya. Sembari bercanda dengan abangnya yang sudah pisah selama 7 tahun lalu, dia pun tak segan menciumi wajah sang kakak. Pagi itu, Aisyah pergi ke sekolah selain didampingi oleh tim Save Aisyah yang mengantar turut pula sang ibu dan kakak.

“Aisyah tadi sempat mengikuti upacara, sebelum pergi jalan-jalan yang rencananya ingin berenang dengan ibu kandungnya dan saudaranya yang lain, saya tahu naluri seorang ibu, apalagi katanya ibunya akan pulang hari ini juga,” kata Farida Hanum, wali kelas Aisyah di SDN 060786 Jalan Purwo, Kecamatan Medan Timur, Senin (24/3).

Saat ditanyakan kepada salah satu tim Save Aisyah, Nila dari Bakti Peksos Kemensos RI, bahwa renang hari ini juga sudah mendapatkan izin dari ayah Aisyah, M Nawawi Pulungan. “Mengingat ibunya pulang pukul 12 siang ini, jadi Aisyah izin dari sekolah. Dan sekitar pukul 09.00 WIB kami berangkat janji kembali pulang pukul 11.00 WIB dan kami pulang tepat waktu,” katanya.

Sebagai informasi, Aisyah menikmati renang di Hotel Danau Toba Medan dan sempat bermain game di wahana permainan di salahsatu mal ternama di Kota Medan.

Terkait itu, saat ditanyakan bahwa banyak yang membenci dirinya karena mendadak muncul, Sugiarti mengaku menerima semua kebencian tersebut. “Iya tak apalah itu. Saya terima, tapi mereka tak mengerti permasalahan sesungguhnya. Mereka hanya tahu dari luar saja,” katanya, sat di kolam renang.

Diapun menjelaskan kalau ingin membawa Aisyah pada saat pisah beberapa tahun lalu. Tapi, Nawawi tak menginzinkan. “Jadi walaupun saya dan kakaknya (Nanda) juga sangat sayang, kami terpaksa meninggalkan dia sama bapaknya. Tapi saya waktu itu meninggalkan mereka di rumah mamak (paman) saya di Pangkalanbrandan. Jadi saya cukup tenang meninggalkan mereka,” ucapnya.

Saat disinggung kenapa ia dan Nawawi sampai cerai, Sugiarti mengatakan bahwa itu urusan keluarga, dan terlalu pribadi diceritakan. “Mungkin ayah Aisyah ingin mandiri,makanya pergi dari rumah itu. Setelah itu kami tak bisa jumpa mereka lagi,” katanya.

Tapi, kenapa tidak mencari Aisyah lagi? Sugiarti mengaku telah melakukan, tapi usahanya selalu gagal. Dan, ketika melihat Aisyah dan ayahnya di televise, dia langsung kaget. “Bayangin, saya saja bawa sepeda motor capek. Nah ini dia masih sekecil ngayuh sepeda yang ada ayahnya berbaring.

Gak kuat hati ini. Terus keluar air mata ini, sampai saya gak doyan makan. Asal makan sedikit muntah. Akhirnya asam lambung dan darah rendah saya kambuh. Bukan hanya saya, keluarga kami pun menangis terus. Apalagi abangnya (Nanda) ini, sebelum ke sini abangnya nangis-nangis, katanya, ‘Bu ajak adik pulang Bu.’ Tapi mau bagaimana lagi, Aisyah lebih memilih dengan ayahnya,” terangnya.

Terlihat setelah pulang dari jalan-jalan Sugiarti segera berberes untuk pulang ke Pekanbaru. Tak ada keterangan apapun sampai Sugiarti pergi meninggalkan keduanya. Dalam kamar yang memiliki 2 tempat tidur tersebut, Sugiarti terus memeluk dan menciumnya berdiri di hadapan sang ayah. “Jangan merengut Nak, kan tadi sudah main-main. Ibumu mau pulang karena abangmu besok mau sekolah Nak, ayah gak pernah melarangmu kalau mau ketemu ibumu,” ucap Nawawi melihat wajah cemberut Aisyah.

Nawawi menuturkan, dia hanya berpesan pada mantan istrinya itu bahwa Aisyah itu anaknya dan akan tetap menjadi anaknya. Ia tak akan melarang Aisyah kalau mau ikut ibunya. “Aisyah mengaku memang diajak ibunya ke Pekanbaru, tapi ia mengatakan untuk bertanya pada saya. Saya serahkan pada Aisyah sepenuhnya dan jawaban Aisyah dia tetap mau ngurus saya,” katanya yang telah berpesan pada Sugiarti jangan terlalu pikirkan Aisyah. Apalagi selama ini Aisyah telah menjadi korban dari perpisahan mereka.

Saat ini kondisi dari Nawawi sudah terlihat sedikit membaik, ia mengaku sesak yang selama ini ia rasa sudah hilang. (nit/gus)

Foto: Anita/Sumut Pos Citra Ayu Annisa, saat dijenguk Camat, didampingi nenek dan pamannya.
Foto: Anita/Sumut Pos
Citra Ayu Annisa, saat dijenguk Camat, didampingi nenek dan pamannya.

SUMUTPOS.CO – Kisah Siti Aisyah masih marak dibincangkan. Bocah delapan tahun itupun mulai bias memandang hidup; bapaknya dirawat di rumah sakit, dia sudah sekolah, dan mereka akan mendapat rumah. Tapi, apakah kisah sedih warga Medan bisa dibilang tuntas? Ternyata tidak. Di Kecamatan Medan Amplas ada ‘Aisyah’ lain yang juga tak beruntung dalam menjalani hidup.

Adalah Citra Ayu Annisa (13). Gadis baru gede (ABG) yang tinggal di Jalan Garu II B No 22 B, Medan Amplas ini masuk ke RSUD dr Pirngadi dalam kondisi menyedihkan. Selama setahun ia meninggalkan bangku pendidikan karena tak bisa berjalan disebabkan penyakit yang dideritanya.

Dalam kondisi tubuh lemas dan tidak bisa jalan, Nisa sapaan akrabnya dibawa oleh neneknya Sugiarti dan Camat Medan Amplas Pahri serta Kepala Puskesmas Amplas dr Henni Safitri ke RS dr Pirngadi, Senin (24/3).

Dokter Henny Safitri mengatakan, sudah hampir setahun Nisa tidak bisa melakukan aktivitas apapun dan membuatnya berbaring di tempat tidur saja. Akibatnya, saat mau naik kelas 2 SMP, Nisa sudah berhenti sekolah.

“Lima bulan lalu kami udah pernah ke rumah pasien, jadi indikasinya ada riwayat trauma (benturan, Red) di bagian parunya. Selama ini pasiennya udah ditangani dokter dan sempat dirawat di RS Columbia Asia Medan. Jadi ada sangkaan tumor di paru,” kata dr Henni Safitri yang mengatakan selama ini ternyata Henni dirawat oleh neneknya.

Setelah ditelusuri ternyata, bapaknya tidak ada, sehingga biaya Nisa diarahkan ke pasien JPK Medan Sehat. Untuk itu, Camat Medan Amplas Pahri menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekda Medan. “Kita sudah koordinasi ke Pak Sekda dan Pak Sekda sudah berkoordinasi dengan pihak RS agar diberi penanganan yang maksimal,” tambahnya.

Paman Nisa, Rudiansyah, menuturkan keponakannya itu sudah tidak bisa jalan enam bulan lalu. Namun, keluhan di parunya itu sudah satu tahun lebih. “Dia (Nisa) pernah mengaku pada 2012 saat bermain sama temannya di sekolah terjatuh dan terbentur dadanya. Nisa anak yang pintar, kami nggak tahu sakitnya apa, kami pun sudah membawanya ke RS juga,” jelasnya.

Sedangkan neneknya, Sugiarti, menambahkan sejak kecil Nisa sudah dirawatnya. Keberadaan bapak Nisa hingga kini masih belum diketahui rimbanya. “Saya yang rawat sejak kecil. Mamaknya sering datang ke rumah untuk mengasih uang jajannya. Kalau bapaknya, tidak tahu kami keberadaannya,” ucapnya singkat dan berlalu. Sampai berita diturunkan, Nisa masih menjalani perawatan di RSUD dr Pirngadi Medan.

Kembali ke Aisyah, kehadiran sang ibu, Sugiarti (33), betul-betul tidak disia-siakan. Sebelum pulang ke Pekanbaru Sugiarti dan Aisyah pergi menikmati waktu bersama.

Kemarin pagi, wajah Aisyah begitu ceria dengan seragam merah-putihnya. Sembari bercanda dengan abangnya yang sudah pisah selama 7 tahun lalu, dia pun tak segan menciumi wajah sang kakak. Pagi itu, Aisyah pergi ke sekolah selain didampingi oleh tim Save Aisyah yang mengantar turut pula sang ibu dan kakak.

“Aisyah tadi sempat mengikuti upacara, sebelum pergi jalan-jalan yang rencananya ingin berenang dengan ibu kandungnya dan saudaranya yang lain, saya tahu naluri seorang ibu, apalagi katanya ibunya akan pulang hari ini juga,” kata Farida Hanum, wali kelas Aisyah di SDN 060786 Jalan Purwo, Kecamatan Medan Timur, Senin (24/3).

Saat ditanyakan kepada salah satu tim Save Aisyah, Nila dari Bakti Peksos Kemensos RI, bahwa renang hari ini juga sudah mendapatkan izin dari ayah Aisyah, M Nawawi Pulungan. “Mengingat ibunya pulang pukul 12 siang ini, jadi Aisyah izin dari sekolah. Dan sekitar pukul 09.00 WIB kami berangkat janji kembali pulang pukul 11.00 WIB dan kami pulang tepat waktu,” katanya.

Sebagai informasi, Aisyah menikmati renang di Hotel Danau Toba Medan dan sempat bermain game di wahana permainan di salahsatu mal ternama di Kota Medan.

Terkait itu, saat ditanyakan bahwa banyak yang membenci dirinya karena mendadak muncul, Sugiarti mengaku menerima semua kebencian tersebut. “Iya tak apalah itu. Saya terima, tapi mereka tak mengerti permasalahan sesungguhnya. Mereka hanya tahu dari luar saja,” katanya, sat di kolam renang.

Diapun menjelaskan kalau ingin membawa Aisyah pada saat pisah beberapa tahun lalu. Tapi, Nawawi tak menginzinkan. “Jadi walaupun saya dan kakaknya (Nanda) juga sangat sayang, kami terpaksa meninggalkan dia sama bapaknya. Tapi saya waktu itu meninggalkan mereka di rumah mamak (paman) saya di Pangkalanbrandan. Jadi saya cukup tenang meninggalkan mereka,” ucapnya.

Saat disinggung kenapa ia dan Nawawi sampai cerai, Sugiarti mengatakan bahwa itu urusan keluarga, dan terlalu pribadi diceritakan. “Mungkin ayah Aisyah ingin mandiri,makanya pergi dari rumah itu. Setelah itu kami tak bisa jumpa mereka lagi,” katanya.

Tapi, kenapa tidak mencari Aisyah lagi? Sugiarti mengaku telah melakukan, tapi usahanya selalu gagal. Dan, ketika melihat Aisyah dan ayahnya di televise, dia langsung kaget. “Bayangin, saya saja bawa sepeda motor capek. Nah ini dia masih sekecil ngayuh sepeda yang ada ayahnya berbaring.

Gak kuat hati ini. Terus keluar air mata ini, sampai saya gak doyan makan. Asal makan sedikit muntah. Akhirnya asam lambung dan darah rendah saya kambuh. Bukan hanya saya, keluarga kami pun menangis terus. Apalagi abangnya (Nanda) ini, sebelum ke sini abangnya nangis-nangis, katanya, ‘Bu ajak adik pulang Bu.’ Tapi mau bagaimana lagi, Aisyah lebih memilih dengan ayahnya,” terangnya.

Terlihat setelah pulang dari jalan-jalan Sugiarti segera berberes untuk pulang ke Pekanbaru. Tak ada keterangan apapun sampai Sugiarti pergi meninggalkan keduanya. Dalam kamar yang memiliki 2 tempat tidur tersebut, Sugiarti terus memeluk dan menciumnya berdiri di hadapan sang ayah. “Jangan merengut Nak, kan tadi sudah main-main. Ibumu mau pulang karena abangmu besok mau sekolah Nak, ayah gak pernah melarangmu kalau mau ketemu ibumu,” ucap Nawawi melihat wajah cemberut Aisyah.

Nawawi menuturkan, dia hanya berpesan pada mantan istrinya itu bahwa Aisyah itu anaknya dan akan tetap menjadi anaknya. Ia tak akan melarang Aisyah kalau mau ikut ibunya. “Aisyah mengaku memang diajak ibunya ke Pekanbaru, tapi ia mengatakan untuk bertanya pada saya. Saya serahkan pada Aisyah sepenuhnya dan jawaban Aisyah dia tetap mau ngurus saya,” katanya yang telah berpesan pada Sugiarti jangan terlalu pikirkan Aisyah. Apalagi selama ini Aisyah telah menjadi korban dari perpisahan mereka.

Saat ini kondisi dari Nawawi sudah terlihat sedikit membaik, ia mengaku sesak yang selama ini ia rasa sudah hilang. (nit/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/