28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ikan Busuk Tewaskan 4 Nelayan Sumut

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Malang benar nasib empat nelayan yang berencana pulang dari melaut di kawasan perairan Pangkalan Brandan. Sebelum niat pulang itu tercapai, kemarin mereka meregang nyawa di atas kapal akibat terhirup gas beracun dari ikan busuk hasil tangkapannya. Tragisnya lagi, mereka belum memperoleh gaji dari toke.

Keempat korban tersebut terdiri dari Tiga anak buah kapal (ABK) dan seorang tekong kapal KM Selamat Jadi GT 29, masing-masing; Irian Siregar (55), tekong kapal, warga Kelurahan Sei Mati, Kec. Medan Labuhan. Supriadi (17) warga Sicanang Blok 14 Medan Belawan, Syafrizal (27) Warga Tanjung Balai, dan Samsul Bahri Saragih (35) warga Tanjung Balai.

Keterangan dihimpun, KM Selamat Jadi GT 29 No 821 milik Ahang, sudah dua minggu berlayar. Rencananya kapal akan bersandar di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, TPI Gabion.

Kamis (24/4) sekitar pukul 10.00 WIB, para ABK diminta berkemas-kemas dan menyusun hasil tangkapan. Tekong kapal pun meminta para ABK untuk membuang air di dalam palka (peti penampung ikan busuk).

Supriadi pun melaksanakan perintah atasannya. Tapi begitu membuka pintu palka, ia langsung roboh di dek kapal. Mengetahui rekannya pingsan, Samsul Bahri mencoba menolong. Tapi bau ikan busuk yang telah mengeluarkan gas membuatnya ikut pingsan.

Saat itu pula Irian Siregar, si tekong kapal dan syafrizal berupaya memberikan bantuan kepada dua rekan mereka. Malang, belum sempat menolong Supriadi dan Samsul Bahri, keduanya ikutan klepek-klepek mencium bau ikan busuk.

Melihat kondisi 4 rekannya pingsan, pelaut lainnya langsung bergegas menutup palka dan memilih pulang ke Belawan. Keempat korban meregang nyawa di atas kapal sebelum sempat menerima bantuan.

Setibanya di gudang Gabion Belawan, keempat jenazah langsung dievakuasi petugas Polair Polda Sumut dan memboyongnya ke RSU dr Pirngadi Medan.

Bukan Kasus Pertama

Kasus keracunan gas yang ditimbulkan dari bau ikan busuk, bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, tiga awak kapal motor (KM) Belawan Indah keracunan ikan busuk di kapalnya sendiri saat berlayar di perairan Pulau Berhala, Tanjung Beringin, Sergai, Senin (12/11/2013) lalu.

Ketiganya adalah Ijul (30), Untung (30) keduanya berdomisili di Desa Lama, dan seorang lagi Jeki (32) warga Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Dalam peristiwa itu Ijul tewas dalam perjalanan menuju Dermaga Tanjung Beringin, yang berlokasi di Dusun I, Desa Tebingtinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai. Sedangkan Untung dan Jeki selamat, meski sempat kritis dan mendapatkan perawatan medis di RSUD. Sultan Sulaiman Sergai.

Atas kasus tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) kota Medan, Zulfahri Siagian menyayangkan peristiwa tersebut. Kedepannya pihaknya akan membawa masalah keselamatan kerja nelayan kepada dinas terkait.

Selain itu, kepada pengusaha Zulfahri meminta segera menyiapkan asuransi kesehatan bagi para nelayan. “Kita akan perjuangkan persoalan ini, agar masalah-masalah diluar dugaan tidak lagi terjadi, sehingga nelayan mendapat jaminan kesehatan,” ungkap Zulfahri. (ril/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Malang benar nasib empat nelayan yang berencana pulang dari melaut di kawasan perairan Pangkalan Brandan. Sebelum niat pulang itu tercapai, kemarin mereka meregang nyawa di atas kapal akibat terhirup gas beracun dari ikan busuk hasil tangkapannya. Tragisnya lagi, mereka belum memperoleh gaji dari toke.

Keempat korban tersebut terdiri dari Tiga anak buah kapal (ABK) dan seorang tekong kapal KM Selamat Jadi GT 29, masing-masing; Irian Siregar (55), tekong kapal, warga Kelurahan Sei Mati, Kec. Medan Labuhan. Supriadi (17) warga Sicanang Blok 14 Medan Belawan, Syafrizal (27) Warga Tanjung Balai, dan Samsul Bahri Saragih (35) warga Tanjung Balai.

Keterangan dihimpun, KM Selamat Jadi GT 29 No 821 milik Ahang, sudah dua minggu berlayar. Rencananya kapal akan bersandar di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, TPI Gabion.

Kamis (24/4) sekitar pukul 10.00 WIB, para ABK diminta berkemas-kemas dan menyusun hasil tangkapan. Tekong kapal pun meminta para ABK untuk membuang air di dalam palka (peti penampung ikan busuk).

Supriadi pun melaksanakan perintah atasannya. Tapi begitu membuka pintu palka, ia langsung roboh di dek kapal. Mengetahui rekannya pingsan, Samsul Bahri mencoba menolong. Tapi bau ikan busuk yang telah mengeluarkan gas membuatnya ikut pingsan.

Saat itu pula Irian Siregar, si tekong kapal dan syafrizal berupaya memberikan bantuan kepada dua rekan mereka. Malang, belum sempat menolong Supriadi dan Samsul Bahri, keduanya ikutan klepek-klepek mencium bau ikan busuk.

Melihat kondisi 4 rekannya pingsan, pelaut lainnya langsung bergegas menutup palka dan memilih pulang ke Belawan. Keempat korban meregang nyawa di atas kapal sebelum sempat menerima bantuan.

Setibanya di gudang Gabion Belawan, keempat jenazah langsung dievakuasi petugas Polair Polda Sumut dan memboyongnya ke RSU dr Pirngadi Medan.

Bukan Kasus Pertama

Kasus keracunan gas yang ditimbulkan dari bau ikan busuk, bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, tiga awak kapal motor (KM) Belawan Indah keracunan ikan busuk di kapalnya sendiri saat berlayar di perairan Pulau Berhala, Tanjung Beringin, Sergai, Senin (12/11/2013) lalu.

Ketiganya adalah Ijul (30), Untung (30) keduanya berdomisili di Desa Lama, dan seorang lagi Jeki (32) warga Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Dalam peristiwa itu Ijul tewas dalam perjalanan menuju Dermaga Tanjung Beringin, yang berlokasi di Dusun I, Desa Tebingtinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai. Sedangkan Untung dan Jeki selamat, meski sempat kritis dan mendapatkan perawatan medis di RSUD. Sultan Sulaiman Sergai.

Atas kasus tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) kota Medan, Zulfahri Siagian menyayangkan peristiwa tersebut. Kedepannya pihaknya akan membawa masalah keselamatan kerja nelayan kepada dinas terkait.

Selain itu, kepada pengusaha Zulfahri meminta segera menyiapkan asuransi kesehatan bagi para nelayan. “Kita akan perjuangkan persoalan ini, agar masalah-masalah diluar dugaan tidak lagi terjadi, sehingga nelayan mendapat jaminan kesehatan,” ungkap Zulfahri. (ril/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/