25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Lompat Karena Takut Pesawat Terbakar

Foto: PM Penumpang Lion Air berebut keluar setelah APU pesawat meledak, Jumat (24/4).
Foto: PM
Penumpang Lion Air berebut keluar setelah APU pesawat meledak, Jumat (24/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 16 penumpang Lion Air yang terluka, tiga di antaranya masih dirawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Mereka adalah Abu Saniah (56) General Manager Kantor Regional 4 Sumut PT Sanghyang Seri yang mengalami patah tangan sebelah kiri, Diana mengalami syok dan Ade Prasetio (28), warga Langsa Aceh yang tulang telapak kaki sebelah kirinya bergeser.

Penuturan Abu Sabiah, siang itu ayah tiga anak ini berniat pulang kampungnya di ke Makassar. Tiba dalam pesawat, Abu duduk pada seat 20 E. Tak berapa lama saat hendak mundur, mesin pesawat tiba-tiba melemah dan AC pun tidak berfungsi hingga ia dan penumpang lain kepanasan. Penumpang kian panik saat mendengar suara ledakan sebanyak dua kali.

Tanpa dikomandoi, penumpang pun berhamburan meninggalkan tempat duduk masing-masing untuk mencari pintu keluar. Sebagian penumpang berdesakan keluar lewat pintu depan, dan sebagian lagi membuka kaca darurat yang ada di samping pesawat.

Melihat penumpang berdesakan ke luar dari pintu depan, Abu pun mencari jalan keluar dengan membuka pintu darurat yang berada disampingnya. Tanpa pikir panjang, Abu langsung melompat keluar dari dalam pesawat yang mengakibatkan tangan sebelah kirinya patah. Selain itu, handphone merk Nokia tipe E 90 dan jam tangannya ikut raib.

“Aku mendengar mesin pesawat kian melemah sehingga kami panik dan berhamburan keluar. Aku melompat karena takut pesawat itu terbakar dan meledak. Kami minta pertanggungjawaban pihak Lion Air,” tegasnya.

Jika Abu mengalami patah tangan, Ade Prasetio penumpang tujuan Jakarta mengalami pergeseran tulang telapak kaki sebelah kirinya setelah melompat dari jendela darurat pesawat. Ayah satu anak ini belum bisa mengangkat kaki kirinya dengan leluasa saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Grand Medistra. “Aku mau kerja di Jakarta,” singkatnya. Sedangkan Diana hingga Jumat (24/4) sore belum sadarkan diri karena syok. (man/deo)

Foto: PM Penumpang Lion Air berebut keluar setelah APU pesawat meledak, Jumat (24/4).
Foto: PM
Penumpang Lion Air berebut keluar setelah APU pesawat meledak, Jumat (24/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 16 penumpang Lion Air yang terluka, tiga di antaranya masih dirawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Mereka adalah Abu Saniah (56) General Manager Kantor Regional 4 Sumut PT Sanghyang Seri yang mengalami patah tangan sebelah kiri, Diana mengalami syok dan Ade Prasetio (28), warga Langsa Aceh yang tulang telapak kaki sebelah kirinya bergeser.

Penuturan Abu Sabiah, siang itu ayah tiga anak ini berniat pulang kampungnya di ke Makassar. Tiba dalam pesawat, Abu duduk pada seat 20 E. Tak berapa lama saat hendak mundur, mesin pesawat tiba-tiba melemah dan AC pun tidak berfungsi hingga ia dan penumpang lain kepanasan. Penumpang kian panik saat mendengar suara ledakan sebanyak dua kali.

Tanpa dikomandoi, penumpang pun berhamburan meninggalkan tempat duduk masing-masing untuk mencari pintu keluar. Sebagian penumpang berdesakan keluar lewat pintu depan, dan sebagian lagi membuka kaca darurat yang ada di samping pesawat.

Melihat penumpang berdesakan ke luar dari pintu depan, Abu pun mencari jalan keluar dengan membuka pintu darurat yang berada disampingnya. Tanpa pikir panjang, Abu langsung melompat keluar dari dalam pesawat yang mengakibatkan tangan sebelah kirinya patah. Selain itu, handphone merk Nokia tipe E 90 dan jam tangannya ikut raib.

“Aku mendengar mesin pesawat kian melemah sehingga kami panik dan berhamburan keluar. Aku melompat karena takut pesawat itu terbakar dan meledak. Kami minta pertanggungjawaban pihak Lion Air,” tegasnya.

Jika Abu mengalami patah tangan, Ade Prasetio penumpang tujuan Jakarta mengalami pergeseran tulang telapak kaki sebelah kirinya setelah melompat dari jendela darurat pesawat. Ayah satu anak ini belum bisa mengangkat kaki kirinya dengan leluasa saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Grand Medistra. “Aku mau kerja di Jakarta,” singkatnya. Sedangkan Diana hingga Jumat (24/4) sore belum sadarkan diri karena syok. (man/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/