Ramadan yang jatuh tepat di musim kemarau disebut Ahli Gizi Klinis dr Tirta Prawita Sari berpotensi menimbulkan dehidrasi pada tubuh. Menurutnya, jika tidak sedang musim kemarau pun, tubuh akan berekasi ketika berpuasa. Reaksi yang umumnya terjadi adalah dehidrasi di mana tubuh kekurangan cairan. Dr Wita menjelaskan, idealnya, tubuh memerlukan 2 liter air setiap harinya. Selama puasa, 2 liter air itu bisa dibagi menjadi porsi-porsi kecil.
”Per satu gelas saja. Saat berbuka, setelah salah magrib, setelah sikat gigi, setiap jeda tarawih, dan seterusnya sampai terpenuhi,” tuturnya.
Dia menambahkan, mengonsumsi air dalam jumlah besar yang lazim dilakukan orang saat berbuka puasa atau menjelang imsak adalah hal yang tidak disarankan. Menurutnya, perilaku tersebut akan memaksa ginjal bekerja keras karena harus menyaring banyak cairan dalam satu waktu. ”Tidak baik minum emosional saat haus. Kita kan bukan unta yang akan menyimpan cadangan air. Yang ada malah memberi beban ke ginjal,” terangnya. (byu/idr/and/jpg/adz)