26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

BLH dan Distanla Uji Kualitas Air

MEDAN- Menyikapi matinya ratusan ikan kerapu dan hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan dan Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan bekerjasama menguji kualitas air serta penyebab matinya ikan-ikan tersebut. Menurut Kepala Bidang Pencemaran dan Perusakan Lingkungan BLH Kota Medan, Zulfachmi Ichsan, pencemaran air di perairan Belawan merupakan kejadiannya kasus per kasus.
“Bila sekarang ini ditemukan ratusan ikan mati akibat limbah pabrik. Sebenarnya bukan hanya karena limbah, melainkan adanya persoalan kualitas air, tepatnya di muara dekat perairan Belawan. Dari dulu juga sudah ada kejadian yang sama. Ikan-ikan itu mati biasanya diakibatkan perubahan iklim di muara saja,” katanya kepada wartawan koran ini saat ditemui di ruang Komisi B DPRD Medan, Selasa (24/5).

Zulfachmi membeberkan, pencemaran air di wilayah Medan bagian utara memang tanggungjawab pihaknya, namun persoalan sungai ini tidak terlepas dari kerjasama lintas instansi seperti BLH Pemprovsu.

Terpisah, Kepala Distanla Kota Medan Ir Wahid MSi mengatakan, pengujian terhadap ikan-ikan yang mati sudah dilakukan. Sejauh ini, hasil laboratorium belum bisa didapatkan lantaran petugas masih berada di lapangan. “Jadi tunggu dulu hasil ujinya, karena hasil uji itu yang memastikan pencemaran,” sebutnya.

Terkait hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, dia menyatakan ikan-ikan tersebut sebenarnya masih ada, hanya saja sekarang relatif sulit didapatkan di perairan Belawan. Hal itu sebenarnya biasa ketika adanya pencemaran air. Ikan-ikan tersebut mencari tempat yang lebih aman lagi. “Bukan sama sekali tidak ada, sekarang masih ada Cuma jumlahnya relatif terbatas,” sanggahnya.

Ketua Forum Taruna Nelayan (FTNI), Rusli Abdul Somad, menyebutkan 12 jenis ikan yang menghilang di perairan Belawan yakni ikan sembilang, lundu, bedukang, grapu malas, gabus pasir, duri kuning, ketang, senohong, duri putih, ikan lontok, gulama, belanak. Serta kepah tidak terlihat lagi.

“Sampai saat 12 jenis ikan tersebut sudah tidak ada lagi, padahal dulu sangat banyak,” ucapnya. (ril)

MEDAN- Menyikapi matinya ratusan ikan kerapu dan hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan dan Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan bekerjasama menguji kualitas air serta penyebab matinya ikan-ikan tersebut. Menurut Kepala Bidang Pencemaran dan Perusakan Lingkungan BLH Kota Medan, Zulfachmi Ichsan, pencemaran air di perairan Belawan merupakan kejadiannya kasus per kasus.
“Bila sekarang ini ditemukan ratusan ikan mati akibat limbah pabrik. Sebenarnya bukan hanya karena limbah, melainkan adanya persoalan kualitas air, tepatnya di muara dekat perairan Belawan. Dari dulu juga sudah ada kejadian yang sama. Ikan-ikan itu mati biasanya diakibatkan perubahan iklim di muara saja,” katanya kepada wartawan koran ini saat ditemui di ruang Komisi B DPRD Medan, Selasa (24/5).

Zulfachmi membeberkan, pencemaran air di wilayah Medan bagian utara memang tanggungjawab pihaknya, namun persoalan sungai ini tidak terlepas dari kerjasama lintas instansi seperti BLH Pemprovsu.

Terpisah, Kepala Distanla Kota Medan Ir Wahid MSi mengatakan, pengujian terhadap ikan-ikan yang mati sudah dilakukan. Sejauh ini, hasil laboratorium belum bisa didapatkan lantaran petugas masih berada di lapangan. “Jadi tunggu dulu hasil ujinya, karena hasil uji itu yang memastikan pencemaran,” sebutnya.

Terkait hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, dia menyatakan ikan-ikan tersebut sebenarnya masih ada, hanya saja sekarang relatif sulit didapatkan di perairan Belawan. Hal itu sebenarnya biasa ketika adanya pencemaran air. Ikan-ikan tersebut mencari tempat yang lebih aman lagi. “Bukan sama sekali tidak ada, sekarang masih ada Cuma jumlahnya relatif terbatas,” sanggahnya.

Ketua Forum Taruna Nelayan (FTNI), Rusli Abdul Somad, menyebutkan 12 jenis ikan yang menghilang di perairan Belawan yakni ikan sembilang, lundu, bedukang, grapu malas, gabus pasir, duri kuning, ketang, senohong, duri putih, ikan lontok, gulama, belanak. Serta kepah tidak terlihat lagi.

“Sampai saat 12 jenis ikan tersebut sudah tidak ada lagi, padahal dulu sangat banyak,” ucapnya. (ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/