31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Dihantam Banjir, Ratusan Warga Mengungsi

MEDAN-Sekitar 500 rumah di Jalan Luko I, Gang Bersama, Medan Johor terendam air setinggi 50 centimeter, akibat Sungai Babura meluap pukul 19.00 WIB. Ratusan warga yang bermukim di pinggiran sungai itu terpaksa mengungsi ke Masjid Mustaqin.

Pantauan Sumut Pos di masjid itu, hingga jelang dinihari terlihat sejumlah ibu bersama anak-anak berada di masjid. Sebagian warga tetap bertahan di rumah sambil menguras air dengan peralatan seadaanya.
Pildo (40), seorang warga yang rumah terendam air mengatakan, banjir kali ini diakibatkan debit air Sungai Babura tinggi dan hujan tinggi di daerah pegunungan.

“Saya bersama keluarga sudah bersiap mengungsi. Namun saat ini air belum terlalu tinggi sehingga masih bisa bertahan,” katanya.

Sedangkan rumah sudah ditinggalinya selama 35 tahun ini jaraknya dengan Sungai Babura sekitar 2 meter. “Kita sangat khawatir air semakin tinggi pada dini hari sehingga tidak ada persiapan seperti kita alami pada awal bulan April lalu,” ungkapnya. Pildo juga menuturkan pada tahun 2011 sudah tiga kali mengalami banjir.
Yusni (60), warga yang sudah 22 tahun bertempat tinggal di derah tersebut mengaku, daerah itu sudah menjadi langganan banjir. ”Rumah saya sering terkena banjir untuk tahun ini sudah tiga kali kena banjir, bagaimana lagi kita tinggal di sini. Pasrah saja lah,” bebernya.

Banjir juga menghantam warga Jalan Saudara Gang Mandor, Medan Selayang. Sekitar 70 rumah terendam air setinggi 80 centimeter. Akibatnya, warga mengungsi ke rumah kerabatnya.

Warga di Perumnas Simalingkar juga terpaksa mengungsi akibat Sungai Bekala meluap dan membanjiri rumah warga yang berada di pinggiran sungai. Pantauwan wartawan, rumah warga yagn terkena banjir terutama di daerah dataran rendah seperti di Jalan Damar Raya.

Seorang warga di Jalan Damar Raya, St D Hutapea (50) mengaku, di daerahnya sering terjadi banjir karena parit dan selokan tidak kunjung diperbaiki. “Disini memang sudah jadi langganan banjir, di samping karena meluapnya Sungai Bekala juga karena selokan dan parit tersumbat akibat pasir dan tanah,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan warga lainya, Drs E Manalu. Menurutnya, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap antisipasi banjir sehingga para warga was-was saat hujan deras datang. Hingga menjelang dinihari air belum juga surut. (mag-7/mag-8)

MEDAN-Sekitar 500 rumah di Jalan Luko I, Gang Bersama, Medan Johor terendam air setinggi 50 centimeter, akibat Sungai Babura meluap pukul 19.00 WIB. Ratusan warga yang bermukim di pinggiran sungai itu terpaksa mengungsi ke Masjid Mustaqin.

Pantauan Sumut Pos di masjid itu, hingga jelang dinihari terlihat sejumlah ibu bersama anak-anak berada di masjid. Sebagian warga tetap bertahan di rumah sambil menguras air dengan peralatan seadaanya.
Pildo (40), seorang warga yang rumah terendam air mengatakan, banjir kali ini diakibatkan debit air Sungai Babura tinggi dan hujan tinggi di daerah pegunungan.

“Saya bersama keluarga sudah bersiap mengungsi. Namun saat ini air belum terlalu tinggi sehingga masih bisa bertahan,” katanya.

Sedangkan rumah sudah ditinggalinya selama 35 tahun ini jaraknya dengan Sungai Babura sekitar 2 meter. “Kita sangat khawatir air semakin tinggi pada dini hari sehingga tidak ada persiapan seperti kita alami pada awal bulan April lalu,” ungkapnya. Pildo juga menuturkan pada tahun 2011 sudah tiga kali mengalami banjir.
Yusni (60), warga yang sudah 22 tahun bertempat tinggal di derah tersebut mengaku, daerah itu sudah menjadi langganan banjir. ”Rumah saya sering terkena banjir untuk tahun ini sudah tiga kali kena banjir, bagaimana lagi kita tinggal di sini. Pasrah saja lah,” bebernya.

Banjir juga menghantam warga Jalan Saudara Gang Mandor, Medan Selayang. Sekitar 70 rumah terendam air setinggi 80 centimeter. Akibatnya, warga mengungsi ke rumah kerabatnya.

Warga di Perumnas Simalingkar juga terpaksa mengungsi akibat Sungai Bekala meluap dan membanjiri rumah warga yang berada di pinggiran sungai. Pantauwan wartawan, rumah warga yagn terkena banjir terutama di daerah dataran rendah seperti di Jalan Damar Raya.

Seorang warga di Jalan Damar Raya, St D Hutapea (50) mengaku, di daerahnya sering terjadi banjir karena parit dan selokan tidak kunjung diperbaiki. “Disini memang sudah jadi langganan banjir, di samping karena meluapnya Sungai Bekala juga karena selokan dan parit tersumbat akibat pasir dan tanah,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan warga lainya, Drs E Manalu. Menurutnya, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap antisipasi banjir sehingga para warga was-was saat hujan deras datang. Hingga menjelang dinihari air belum juga surut. (mag-7/mag-8)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/