26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pabrik Karet Amplas Terbakar

Ledakan Terdengar Beruntun, Ratusan Keluarga Karyawan Terjebak

MEDAN- Si jago merah kembali mengamuk. Tadi malam (24/9) pukul 20.00 WIB, api melalap PT Asahan Crumb Rubber 1953, di Jalan Sisingamangaraja tak jauh dari Terminal Terpadu Amplas. Dua gudang besar berisi getah, bahan bakar, genset, mesin, alat traktor kecil pengangkut karet di gudang dilalap api. Kantor perusahaan pengolahan karet itu juga ikut terbakar. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Pabrik karet milik PT Asahan Crumb Rubber 1953 terbakar
Pabrik karet milik PT Asahan Crumb Rubber 1953 terbakar

Pegawai dan security berusaha memadamkan, namun api dengan cepat membesar karena gudang tersebut terdapat bahan mudah terbakar dan dengan cepat api membakar dua gudang dan kantor.

Swandi, pemilik pabrik PT Asahan Crumb Rubber langsung datang ke lokasi. Namun, saat dimintai keterangan, Swandi yang datang bersama dengan keluarganya itu enggan memberikan komentar.
Informasi diperoleh wartawan koran ini, api diduga berasal dari hubungan arus pendek di gudang. Api dengan cepat membesar dan membakar gudang. Saat api makin besar, terdengar suara ledakan sambut menyambut dari lokasi kebakaran tanpa henti-hentinya. Bahkan, ketinggian api terlihat sampai radius 5 kilometer. Kepulan asap tebal sudah terlihat dari Lapangan Merdeka Medan.

Kasmadi (57), Operator Forklift Pabrik PT Asahan Crumb Rubber, mengaku melihat asal apinya dari dek 1, tempat penjemuran getah. “Apinya cepat merambat ke dek 2, dek 3 dan dek 4 disertai dengan ledakan,” katanya.
Ditanya kronologis lengkapnya, ia mengarahkan ke security perusahaan. “Petugas Satpam yang jaga tadi itu Pak S Purba dan dia yang lebih tahu,” sebutnya sambil memanggil S Purba.
Sementara Purba hanya memberikan keterangan persis seperti ungkapan Kasmadi.

Rinto Situmorang (22), juga pekerja di gudang, menambahkan, api berasal dari wayar yang ada di dek 1 dan dengan cepat membesar karena banyak minyak didalamnya. “Sempat disemprot pakai racun api tapi tak bisa padam, malah membesar,” jelasnya.
Selain menyimpan getah, di dek 1 ada minyak, alat berat, solar dan genset serta alat mesin pengolah. “Semua peralatan mahal di dalamnya. Nilainya miliaran bang,” jelasnya sambil berlalu menyelamatkan barang-barang miliknya.
Amatan Sumut Pos, kepanikan terjadi saat api semakin membesar. Warga komplek karyawan pabrik terlihat lalu lalang berlarian menyelamatkan diri dan barang-barang mereka. “Cepat selamatkan keluarga masing-masing. Lihat rumah,” teriak warga yang juga pekerja kepada rekan-rekan mereka.

Mereka makin kesal karena petugas pemadam kebakaran lebih memilih memadamkan api di daerah depan, sementara di belakang dekat perumahan mereka masih dibiarkan. “Kalian lihat di bagian belakang sini, ada pemukiman pekerja,” teriak seorang warga.
“Oiii…. Itu dibagian atas gudang yang satu lagi itu ada api. Cepat kalian padamkan, jangan sampai membakar gudang yang lain,” teriak warga lain.

Abdi (20), pekerja dalam pabrik menyebutkan, ada ratusan warga yang juga pekerja pabrik tinggal di komplek perumahan pabrik. “Banyak pekerja tinggal di dalam pabrik,” terangnya sambil berlalu membawa barang-barang.
Kebakaran dimulai pukul 20.00 WIB dan api masih membesar hingga pukul 22.06 WIB. Tampak terlihat sekitar 25 mobil pemadam kebakaran dari semua ukuran termasuk ukuran kecil turun ke lokasi memadamkan kebakaran. Tak hanya itu, sempat hujan turun sekitar 20 menit, namun tak membantu petugas memadamkan api.

Kepanikan tak hanya melanda warga di lingkungan pabrik. Warga yang tinggal di Jalan Garu X ramai-ramai menyelamatkan harta benda mereka yang masih bisa diselematkan.
Api membumbung tinggi terlihat dari jarak jauh. Seperti diutarakan Arif (23), warga Garu VIII. “Besar kali apinya. Takutlah bang. Baru kali ini liat kebakaran sebesar ini,” ujarnya.
Sementara itu, di saat warga sekitar kebakaran panik karena rumahnya takut ikut terbakar, justru masyarakat yang kebetulan melintas di lokasi menjadikan peristiwa kebakaran itu sebagai tontonan. Terlihat para pengguna jalan yang melintas melihat tragedi kebakaran tersebut dari dekat.

“Kalau nengok dari jarak jauh tidak sedap, nengok dari jarak dekat lebih seru,” ujar Fadli, warga kelurahan Amplas.

Hal senada diungkapkan Jhon Simaremare. “Saya ingin melihat langsung ke lokasi kebakaran. Kalau tidak salah di dalam pabrik itu ada perumahan karyawan berjumlah 100 rumah. Nah, dari 100 rumah karyawan itu ada satu teman saya yang tinggal di perumahan karyawan itu. Tapi, saat ditelpon HP tidak diangkat,” kata Jhon yang tinggal di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas itu.
Hal ini menyebabkan ruas jalan menjadi macet total dan menyebabkan pemadam kebakaran kesulitan menerobos masuk ke lokasi kebakaran.

Walaupun begitu, kemacetan bisa diatasi pihak petugas satuan lalulintas hingga mobil dinas pemadam kebakaran satu per satu bisa masuk tanpa hambatan kemacetan.
Sedangkan di sepanjang jalan Sisingangamangaraja seputaran jembatan layang (fly over) Amplas dipadati ratusan warga yang ingin melihat kebakaran secara langsung dari ketinggian fly over.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki yang tiba dilokasi mengaku, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kejadian. “Belum diketahui pasti penyebab kebakaran diduga api berasal dari dek 1. Kerugian Trilliunan rupiah dan kita masih mengumpulkan bukti-bukti menunggu api padam. Saksi yang dimintai keterangan baru dua orang,” tegasnya.(jon/omi/mag12/ari)

Ledakan Terdengar Beruntun, Ratusan Keluarga Karyawan Terjebak

MEDAN- Si jago merah kembali mengamuk. Tadi malam (24/9) pukul 20.00 WIB, api melalap PT Asahan Crumb Rubber 1953, di Jalan Sisingamangaraja tak jauh dari Terminal Terpadu Amplas. Dua gudang besar berisi getah, bahan bakar, genset, mesin, alat traktor kecil pengangkut karet di gudang dilalap api. Kantor perusahaan pengolahan karet itu juga ikut terbakar. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Pabrik karet milik PT Asahan Crumb Rubber 1953 terbakar
Pabrik karet milik PT Asahan Crumb Rubber 1953 terbakar

Pegawai dan security berusaha memadamkan, namun api dengan cepat membesar karena gudang tersebut terdapat bahan mudah terbakar dan dengan cepat api membakar dua gudang dan kantor.

Swandi, pemilik pabrik PT Asahan Crumb Rubber langsung datang ke lokasi. Namun, saat dimintai keterangan, Swandi yang datang bersama dengan keluarganya itu enggan memberikan komentar.
Informasi diperoleh wartawan koran ini, api diduga berasal dari hubungan arus pendek di gudang. Api dengan cepat membesar dan membakar gudang. Saat api makin besar, terdengar suara ledakan sambut menyambut dari lokasi kebakaran tanpa henti-hentinya. Bahkan, ketinggian api terlihat sampai radius 5 kilometer. Kepulan asap tebal sudah terlihat dari Lapangan Merdeka Medan.

Kasmadi (57), Operator Forklift Pabrik PT Asahan Crumb Rubber, mengaku melihat asal apinya dari dek 1, tempat penjemuran getah. “Apinya cepat merambat ke dek 2, dek 3 dan dek 4 disertai dengan ledakan,” katanya.
Ditanya kronologis lengkapnya, ia mengarahkan ke security perusahaan. “Petugas Satpam yang jaga tadi itu Pak S Purba dan dia yang lebih tahu,” sebutnya sambil memanggil S Purba.
Sementara Purba hanya memberikan keterangan persis seperti ungkapan Kasmadi.

Rinto Situmorang (22), juga pekerja di gudang, menambahkan, api berasal dari wayar yang ada di dek 1 dan dengan cepat membesar karena banyak minyak didalamnya. “Sempat disemprot pakai racun api tapi tak bisa padam, malah membesar,” jelasnya.
Selain menyimpan getah, di dek 1 ada minyak, alat berat, solar dan genset serta alat mesin pengolah. “Semua peralatan mahal di dalamnya. Nilainya miliaran bang,” jelasnya sambil berlalu menyelamatkan barang-barang miliknya.
Amatan Sumut Pos, kepanikan terjadi saat api semakin membesar. Warga komplek karyawan pabrik terlihat lalu lalang berlarian menyelamatkan diri dan barang-barang mereka. “Cepat selamatkan keluarga masing-masing. Lihat rumah,” teriak warga yang juga pekerja kepada rekan-rekan mereka.

Mereka makin kesal karena petugas pemadam kebakaran lebih memilih memadamkan api di daerah depan, sementara di belakang dekat perumahan mereka masih dibiarkan. “Kalian lihat di bagian belakang sini, ada pemukiman pekerja,” teriak seorang warga.
“Oiii…. Itu dibagian atas gudang yang satu lagi itu ada api. Cepat kalian padamkan, jangan sampai membakar gudang yang lain,” teriak warga lain.

Abdi (20), pekerja dalam pabrik menyebutkan, ada ratusan warga yang juga pekerja pabrik tinggal di komplek perumahan pabrik. “Banyak pekerja tinggal di dalam pabrik,” terangnya sambil berlalu membawa barang-barang.
Kebakaran dimulai pukul 20.00 WIB dan api masih membesar hingga pukul 22.06 WIB. Tampak terlihat sekitar 25 mobil pemadam kebakaran dari semua ukuran termasuk ukuran kecil turun ke lokasi memadamkan kebakaran. Tak hanya itu, sempat hujan turun sekitar 20 menit, namun tak membantu petugas memadamkan api.

Kepanikan tak hanya melanda warga di lingkungan pabrik. Warga yang tinggal di Jalan Garu X ramai-ramai menyelamatkan harta benda mereka yang masih bisa diselematkan.
Api membumbung tinggi terlihat dari jarak jauh. Seperti diutarakan Arif (23), warga Garu VIII. “Besar kali apinya. Takutlah bang. Baru kali ini liat kebakaran sebesar ini,” ujarnya.
Sementara itu, di saat warga sekitar kebakaran panik karena rumahnya takut ikut terbakar, justru masyarakat yang kebetulan melintas di lokasi menjadikan peristiwa kebakaran itu sebagai tontonan. Terlihat para pengguna jalan yang melintas melihat tragedi kebakaran tersebut dari dekat.

“Kalau nengok dari jarak jauh tidak sedap, nengok dari jarak dekat lebih seru,” ujar Fadli, warga kelurahan Amplas.

Hal senada diungkapkan Jhon Simaremare. “Saya ingin melihat langsung ke lokasi kebakaran. Kalau tidak salah di dalam pabrik itu ada perumahan karyawan berjumlah 100 rumah. Nah, dari 100 rumah karyawan itu ada satu teman saya yang tinggal di perumahan karyawan itu. Tapi, saat ditelpon HP tidak diangkat,” kata Jhon yang tinggal di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas itu.
Hal ini menyebabkan ruas jalan menjadi macet total dan menyebabkan pemadam kebakaran kesulitan menerobos masuk ke lokasi kebakaran.

Walaupun begitu, kemacetan bisa diatasi pihak petugas satuan lalulintas hingga mobil dinas pemadam kebakaran satu per satu bisa masuk tanpa hambatan kemacetan.
Sedangkan di sepanjang jalan Sisingangamangaraja seputaran jembatan layang (fly over) Amplas dipadati ratusan warga yang ingin melihat kebakaran secara langsung dari ketinggian fly over.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki yang tiba dilokasi mengaku, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kejadian. “Belum diketahui pasti penyebab kebakaran diduga api berasal dari dek 1. Kerugian Trilliunan rupiah dan kita masih mengumpulkan bukti-bukti menunggu api padam. Saksi yang dimintai keterangan baru dua orang,” tegasnya.(jon/omi/mag12/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/