BINJAI, SUMUTPOS.CO – Proyek pengerjaan jalur kereta api trans Sumatera yang digagas Presiden Joko Widodo di awal pemerintahannya, dari Medan menuju Langkat dan langsung ke Aceh, terkesan mangkrak. Pengerjaan jalur kereta api sepanjang 80 kilometer dari stasiun besar kereta api Medan menuju Besitang atau daerah perbatasan Sumatera Utara dan Aceh itu terlihat ditinggalkan begitu saja.
Menurut warga sekitar, pembangunan rel kereta api itu sudah ditinggalkan begitu saja sejak setahun terakhir. Warga juga mengaku heran, karena proyek besar seperti itu bisa mangkrak, padahal jalurnya sangat dibutuhkan dan dapat menjadi jalur alternatif untuk bepergian ke Medan maupun ke Aceh.
Malah sejumlah bahan bangunan seperti rel kereta api, bantalan rel hingga batu-batuan pendukung rel sudah banyak yang hilang, diduga diambil orang.
Menanggapi mangkraknya pembangunan rel KA ini, Perhubungan Budi Karya Sumadi menepis anggapan itu. Kata dia, pembangunan rel KA Trans Sumatera masih terus berlanjut. “Masih terus berjalan. Pembangunan masih terus dilakukan sampai sekarang,” jawab Budi kepada wartawan disela-sela kegiatan di Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara, Minggu (24/9).
Menurut dia, pembangunan rel Trans Sumatera dapat disebut proyek berskala besar. Karenanya, semua teknis membutuhkan proses yang panjang. Kata dia, itu tinggal menunggu waktu saja bakal rampung. “Yang pasti, pembangunan tetap berjalan. Seluruh wilayah Indonesia, pembangunan ini dilakukan,” sambung dia.
Dia menegaskan, pembangunan rel KA Trans Sumatera akan rampung di 2018 atau 2019 akhir, jika tidak menuai halangan. Sayang, Budi enggan menggubris pertanyaan wartawan yang disoal kendala pembangunan itu bisa berbuah mangkrak. Â “Mudah-mudahan, proyek ini rampung dan dapat beroperasi tahun 2018 atau 2019,” tukasnya. (ted/adz)