MEDAN-Perubahan nama Jalan Ngumban Surbakti menjadi Soekarno-Hatta telah melukai perasaan masyarakat Karo di seluruh Indonesia. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak pernah melibatkan tokoh adat karo dalam pergantian nama tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jendral Sekretaris Jendral Balai Adat Budaya Karo Indonesia (Sekjen BABKI)Sarjani Tarigan ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (24/10). “Seluruh masyarakat Karo menangis mendengarkan kabar duka ini,” ucapnya dengan nada sedih.
Apa yang telah dilakukan Pemko Medan sama sekali tidak menghargai nilai historis atau sejarah masyarakat Karo. Lebih lanjut diungkapkannya perubahan ini untuk mengadu domba antara kearifan lokal dengan nasional.
Dia mengaku masih banyak jalan yang kosong dan tidak memiliki nilai historis, tapi mengapa itu tidak dilakukan. ” Apa yang dilakukan Pemko Medan telah membodohi masyarakat Karo,” imbuhnya.
Untuk itu, dia mendesak agar Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota untuk segera merevisi perubahan nama tersebut, karena apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut maka persoalannya akan semakin meruncing yang menyebabkan terjadinya pergesekan antara masyarakat karo dan pemerintah.
Dia juga menjanjikan akan ada tindakan yang akan dilakukan masyarakat karo. Saat ini tengah dilakukan rapat konsolidasi sesama masyarakat Karo di Kota Medan untuk menentukan tindakan yang akan diambil nanti.
“Pastinya masyarakat Karo akan melakukan aksi untuk menuntut batalnya perubahan nama Jalan Ngumban Surbakti,” ucapnya mengakhiri.
Sebelumnya Plt Wali Kota, Dzulmi Eldin mengaku nama jalan itu memang sudah diubah sesuai Surat Keputusan yang ditandatanganinya beberapa waktu lalu. Namun dia berkilah dengan mengatakan perubahan nama jalan itu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
Dia mengaku ada alternatif nama lain yang sedang dipertimbangkannya seperti nama tokoh lokal yakni Raja Inal Siregar atau sebagainya. ” Nama Jalan itu masih bisa berubah,” akunya.
Disinggung apakah dirinya plin-plan dalam mengambil keputusan, Mantan Kadis Pendapatan Medan ini hanya tersnyum. “Sudah lah jangan dibahas masalah ini,” tandasnya. (dik)