MEDAN-Warga Kota Medan harus ekstra hati-hati di jalan ketika ketika hujan deras disertai angin kencang melanda. Sebab, sebanyak 30 persen pohon di Kota Medan rawan tumbang, sehingga bisa mengambil korban. Seperti yang terjadi pada bulan lalu, seorang penarik becak bermotor (betor), tewas tertimpa dahan pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang di Jalan Brigjen Katamso, Jumat (4/10) sekira pukul 16.30 WIBn
Beranjak dari itu, Dinas Pertamanan Kota Medan berusaha mencegah kejadian itu dengan mulai rutin melakukan pemangkasan.
“Kita melakukan gotong royong untuk pemangkasan pohon setiap hari Sabtu. Kita memilih hari itu, karena Sabtu libur kerja, sehingga arus lalulintas tidak terlalu banyak, sehingga tidak menyebabkan kemacetan,” kata Kepala Dinas Pertamakan Kota Medan, Ir H Zulkifli Sitepu MM ketika ditemui sedang melakukan pemangkasan pohon di Jalan Jamin Ginting Medan, Sabtu (23/11).
Dijelaskan, tumbangnya beberapa pohon di Kota Medan memang di luar perkiraan, sebab rata-rata karena hujan deras disertai angin kencang. Untuk mengantisipasi kejadian itu, maka langkah yang dilakukan adalah dengan pemangkasan. “Satu-satunya cara untuk mengantisipasi pohon tumbang tersebut adalah dengan melakukan pemangkasan,” ungkapnya.
Ditambahkan, pohon penghijauan di Kota Medan didominasi oleh jenis Mahoni, Asam Jawa, Terambesi, Kelumpang, Angsana, Sena dan Akasia. Dari semua itu, yang paling rawan tumbang adalah jenis Angsana, Sena dan Akasia. “Yang sering tumbang adalah Angsana, Sena dan Akasia. Kalau jumlahnya ada sekitar 30 persen dari semua pohon penghijauan di Medan ini,” ungkapnya.
Jenis Mahoni, Asam Jawa dan Kelumpang merupakan pohon yang ditanam pada jaman Belanda dulu. Ketika jenis ini memang memiliki pohon yang kokoh dan kuat, daun tidak banyak, akar tidak menjalar jauh dan struktur pohon cantik. “Namun, ketiga jenis itu membutuhkan waktu lama untuk berkembang, bisa mencapai puluhan tahun,” sebutnya.
Sedangkan, untuk pohon jenis Angsana, Sena dan Akasia sangat cepat tumbuh. Dalam beberapa tahun saja, langsung besar. Karena itu, untuk saat ini, jenis pohon tersebut banyak ditanam sebagai penghijauan di sejumah jalan di Kota Medan, khususnya yang baru dibangun. “Sekarang ada 30 persen jenis tanaman penghijauan di Kota Medan ini terdiri dari jenis itu. Memang cepat tumbuh, tapi resikonya rawan tumbang. Jenis ini banyak ditanam pada jalan yang baru dibangun seperti di Jalan Ngumban Surbakti dan Jalan Ring Road ,” ungkapnya.
“Jadi, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa akibat seringnya pohon itu tumbang. Kalau kita berpikir, jenis Angsana, Sena dan Akasia itu memang cocok karena cepat berkembang, tapi kita juga harus melakukan perawatan dengan cara melakukan pemangkasan. Itulah yang kita lakukan sekarang, jangan sampai pohon itu tumbang dan menimbulkan korban lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangunsong meminta agar Dinas Pertamakan Kota Medan memberikan perlakuan khusus kepada pohon-pohon yang rawan tumbang itu. “Kalau ketiga jenis pohon itu dinilai rawan tumbang, maka Dinas Pertamakan harus memberikan perhatian. Kalau cabangnya sudah banyak, maka harus dipangkas,” katanya.
Dia berharap agar Dinas Pertamanan bisa meminimalisir jumlah pohon-pohon yang tumbang. Sebab, setiap huan deras disertai angin deras maka pohon ada tumbang, dan yang rugi adalah masyarakat. “Kasihan masyarakat, mereka tertimpa pohon, sementara aturan tentang ganti ruginya tidak ada. Dalam hal ini Dinas Pertamanan harus cepat melakukan atisipasi,” tegasnya. (dek)