28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Audisi Calon Rektor USU 2021-2026: Fidel Ganis dan M Sontang Mengundurkan Diri

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 2 calon rektor Universitas Sumatera Utara (USU) mengundurkan diri, sebelum digelarnya Audisi Calon Rektor USU 2021-2026 di Auditorium USU, Selasa (24/11). Tersisa 4 calon untuk memperebutkan kursi nomor satu pada kampus yang beralamat di Jalan dr Mansyur Medan itu. Namun, panitia tak menjelaskan alasan terkait mundurnya kedua calon tersebut.

Kampus USU.
Kampus USU.

“Prof Fidel Ganis mengundurkan diri 23 November. Dan pada 24 November, DR M Sontang menyusul mengundurkan diri,” ungkap Ketua Panitian Pemilihan Rektor USU, Prof Guslihan Dasa Tjipta, saat menyampaikan sambutan pada gelaran audisi tersebut.

Adapun keempat calon Rektor USU tersebut, yakni Prof DR dr Farhat MKed, DR Muryanto Amin MSi, Prof DR M Arif Nasution, dan DR Restu Utama Pencawan MPd.

Guslihan mengatakan, pada audisi tersebut, para calon rektor diberi kesempatan memaparkan program kerjanya sesuai visi dan misi USU.

“Melalui audisi ini, para civitas akademika USU, senat, dan Majelis Wali Amanat (MWA), bisa menilai program terbaik para calon rektor,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, 3 dari 4 calon rektor yang saat ini mengikuti audisi, nantinya akan diserahkan ke MWA. Menurut Guslihan, audisi ini digelar secara tatap muka dan virtual melalui live streaming.

Pada kegiatan yang dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, para pejabat tinggi dari Kemendikbud, pimpinan MWA, senat, dan civitas akademika USU ini, Rektor USU, Prof Runtung Sitepu mengajak, para hadirin menilai program kerja para calon rektor.

“Melalui audisi ini, teman-teman pemilik hak suara bisa melihat program terbaik dari para calon rektor dalam memajukan USU ke depannya,” jelasnya.

Karena itu, menurutnya, audisi ini akan menjadi sarana bagi keempat calon rektor menyampaikan program kerja terbaiknya dalam mengembangkan USU 5 tahun ke depan.

“Regenerasi kepemimpinan merupakan sebuah keharusan dalam mengembangkan USU,” ujar Runtung.

Runtung pun menjelaskan, pemilik hak suara diharapkan dapat memberikan hak pilihnya secara sportif dan objektif, tanpa ada tekenan apapun.

“Saya berharap semua pihak tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak citra USU dalam pemilihan rektor ini,” tegasnya lagi.

Dia pun mengingatkan, untuk membangun USU butuh waktu yang tidak sebentar, sebaliknya untuk menjatuhkan USU tidak butuh waktu lama. Karena itu, Runtung mengajak keluarga besar USU menggunakan hak suaranya dengan sebaik-baiknya.

“Pemilihan rektor ini tidak boleh meninggalkan luka di antara kita,” harapnya, seraya mengatakan, jika berjalan dengan baik, maka Januari 2021 sudah ada rektor baru di USU.

Sementara itu, Ketua MWA USU, Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir mengatakan, audisi ini merupakan satu tahapan pemilihan Rektor USU. Dia berharap, para calon rektor bisa menawarkan terobosan-terobosan brilian dalam mengembangkan USU ke depan. Dia juga berharap, program kerja para calon rektor berpijak kepada Restra USU dan Kemendikbud.

“Setelah audisi ini, maka dilanjutkan dengan penjaringan dan pemilihan rektor oleh MWA. Semoga Rektor USU terpilih nanti bisa membawa USU jadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik dan mampu bersaing di tataran nasional dan internasional,” imbuhnya.

Calon Rektor USU, DR Muryanto Amin MSi, menawarkan 6 usulan program unggulan saat pemaparan program kerja calon Rektor USU Periode 2021-2026, yang dilaksanakan di hadapan panitia penjaringan dan panelis. Dalam pemaparannya yang bertajuk ‘Transformasi Universitas Sumatera Utara Merespon Disrupsi dan Hiper Kompetisi Tahun 2021-2026’ tersebut, Muryanto yang saat ini menjabat Dekan FISIP USU, menegaskan, USU harus mampu memberikan kontribusi dalam merespon perubahan yang sangat cepat terjadi di Revolusi Industri 4.0 ini.

“Perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang menghasilkan fenomena situasi pergerakan dunia industri bergerak cepat (disrupsi) dan hiperkompetisi, mengharuskan USU mampu memberikan kontribusi dalam merespon perubahan yang sangat cepat tersebut,” katanya.

Adapun 6 gagasan program yang akan diprioritaskannya, jika dipercaya menjabat Rektor USU Periode 2021-2026, yakni menerapkan kelembagaan dan tata kelola adaptif. Muryanto menegaskan, re-adjustment dan revitalisasi struktur serta tata kelola, menjadi landasan penting agar pengelolaan universitas dilakukan sangat fleksibel, karena USU harus segera merespons perubahan yang sangat cepat terjadi di luar kampus.

“Kelembagaan dan tata kelola yang ketat serta tidak adaptif akan menjebak USU mengalami kesulitan menghasilkan inovasi,” papar Mury, sapaan karib Muryanto Amin.

Selanjutnya adalah adaptasi tugas Tri Dharma. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, dilaksanakan secara integratif. Proses belajar mengajar dirumuskan berdasarkan perkembangan kehidupan masyarakat, menyesuaikan kurikulum, metode dan konten pembelajaran yang mengutamakan sharing experience, serta menggunakan digital.

“Materi ajar harus disusun secara dinamis mengikuti perkembangan temuan riset, dan pengabdian masyarakat dilakukan mengatasi masalah jangka panjang masyarakat,” jelasnya.

Berikutnya, merevitalisasi aset universitas untuk mendukung proses pembelajaran, yakni ruang kelas, ruang laboratorium, ruang kantor, toilet, perpustakaan, ruang terbuka hijau, kantin, tempat ibadah, asrama mahasiswa, dan area unit usaha.

“Standarisasi infrastruktur memenuhi penilaian akreditasi internasional dan membangun interkoneksi di wilayah kampus,” Muryanto.

Kemudian Digitalisasi Kampus. Menurut Muryanto, pengelolaan teknologi informasi dilakukan dengan menggunakan konsep back office dan dimanfaatkan secara profesional oleh front office dalam Pusat PelayananTerpadu (PPT) USU.

“Interaksi back office dan front office menghasilkan paduan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan yang dilakukan secara transparan sebagai bentuk layanan informasi publik,” bebernya lagi.

Serta melakukan enterprise kampus sebagai usaha memperkuat branding USU di lingkup nasional maupun internasional. Ini dilakukan melalui pemanfaatan aset kampus agar memiliki nilai tambah ekonomis.

“Dan terakhir adalah kerja sama. Isu penting dalam kerja sama secara institusi adalah memberdayakan kekuatan universitas agar tidak menjadi menara air. Kerja sama dilakukan secara internal melalui lintas disiplin ilmu dan eksternal untuk membangun semangat kampus merdeka,” ujar Sekretaris Forum Dekan Ilmu Sosial itu.

Muryanto optimistis, 6 usulan program kerja tersebut mampu menghasilkan beberapa pencapain kinerja USU di 2025, seperti akreditasi sangat memuaskan, meningkatnya jumlah gurubesar dan doktor, capaian peringkat 10 besar nasional, hingga pendapatan usaha sebesar 10 persen.

“Melalui 6 usulan program unggulan ini, diharapkan USU selama 2021-2025, akan memberikan kontribusi positif merespons disrupsi dan hiperkompetisi yang sangat cepat perubahannya,” jelas Muryanto.

Calon Rektor USU lainnya, Prof DR M Arif Nasution MA memaparkan program kerjanya, meliputi peningkatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, peningkatan mutu pendidikan, serta pembangunan integritas dan SDM.

“Kebijakan Mendikbud tentang kampus merdeka dan merdeka belajar, harus disertai dengan langkah konkret. Satu di antaranya memperbanyak mahasiswa belajar ke luar negeri. Itu juga bagian dari peningkatan mutu pendidikan,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam merespons tuntutan zaman. Hal itu tidak lepas dari peran pengambil kebijakan (Kemendikbud).

Arif menyebut sinergi ini sebagai ‘rancang bangun’ yang harus dijaga demi mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Dia juga membahas soal ketahanan bangsa yang menurutnya tidak hanya dimensi politis, namun juga berkaitan dengan pendidikan.

“Misalnya ketahanan obat-obatan, karena ini di masa pandemi, karena itu penting diperkuat di masa mendatang, khususnya oleh perguruan tinggi,” ujar Arif lagi.

Sedangkan Prof DR dr Farhat MKed, saat ditanya idenya mengembangkan USU dari sisi keuangan yang bersifat mandiri, dia menjelaskan, peluang itu bisa dilakukan dengan memaksimalkan aset USU. Semisal RS USU, RS Gigi dan Mulut, Wisma Internasional, dan sebagainya.

“Selain itu, sumber keuangan inovatif lainnya bisa dengan komersialisasi hak paten USU kepada industri. Termasuk dengan mengembangkan proyek yang sifatnya jangka panjang,” pungkasnya. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 2 calon rektor Universitas Sumatera Utara (USU) mengundurkan diri, sebelum digelarnya Audisi Calon Rektor USU 2021-2026 di Auditorium USU, Selasa (24/11). Tersisa 4 calon untuk memperebutkan kursi nomor satu pada kampus yang beralamat di Jalan dr Mansyur Medan itu. Namun, panitia tak menjelaskan alasan terkait mundurnya kedua calon tersebut.

Kampus USU.
Kampus USU.

“Prof Fidel Ganis mengundurkan diri 23 November. Dan pada 24 November, DR M Sontang menyusul mengundurkan diri,” ungkap Ketua Panitian Pemilihan Rektor USU, Prof Guslihan Dasa Tjipta, saat menyampaikan sambutan pada gelaran audisi tersebut.

Adapun keempat calon Rektor USU tersebut, yakni Prof DR dr Farhat MKed, DR Muryanto Amin MSi, Prof DR M Arif Nasution, dan DR Restu Utama Pencawan MPd.

Guslihan mengatakan, pada audisi tersebut, para calon rektor diberi kesempatan memaparkan program kerjanya sesuai visi dan misi USU.

“Melalui audisi ini, para civitas akademika USU, senat, dan Majelis Wali Amanat (MWA), bisa menilai program terbaik para calon rektor,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, 3 dari 4 calon rektor yang saat ini mengikuti audisi, nantinya akan diserahkan ke MWA. Menurut Guslihan, audisi ini digelar secara tatap muka dan virtual melalui live streaming.

Pada kegiatan yang dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, para pejabat tinggi dari Kemendikbud, pimpinan MWA, senat, dan civitas akademika USU ini, Rektor USU, Prof Runtung Sitepu mengajak, para hadirin menilai program kerja para calon rektor.

“Melalui audisi ini, teman-teman pemilik hak suara bisa melihat program terbaik dari para calon rektor dalam memajukan USU ke depannya,” jelasnya.

Karena itu, menurutnya, audisi ini akan menjadi sarana bagi keempat calon rektor menyampaikan program kerja terbaiknya dalam mengembangkan USU 5 tahun ke depan.

“Regenerasi kepemimpinan merupakan sebuah keharusan dalam mengembangkan USU,” ujar Runtung.

Runtung pun menjelaskan, pemilik hak suara diharapkan dapat memberikan hak pilihnya secara sportif dan objektif, tanpa ada tekenan apapun.

“Saya berharap semua pihak tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak citra USU dalam pemilihan rektor ini,” tegasnya lagi.

Dia pun mengingatkan, untuk membangun USU butuh waktu yang tidak sebentar, sebaliknya untuk menjatuhkan USU tidak butuh waktu lama. Karena itu, Runtung mengajak keluarga besar USU menggunakan hak suaranya dengan sebaik-baiknya.

“Pemilihan rektor ini tidak boleh meninggalkan luka di antara kita,” harapnya, seraya mengatakan, jika berjalan dengan baik, maka Januari 2021 sudah ada rektor baru di USU.

Sementara itu, Ketua MWA USU, Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir mengatakan, audisi ini merupakan satu tahapan pemilihan Rektor USU. Dia berharap, para calon rektor bisa menawarkan terobosan-terobosan brilian dalam mengembangkan USU ke depan. Dia juga berharap, program kerja para calon rektor berpijak kepada Restra USU dan Kemendikbud.

“Setelah audisi ini, maka dilanjutkan dengan penjaringan dan pemilihan rektor oleh MWA. Semoga Rektor USU terpilih nanti bisa membawa USU jadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik dan mampu bersaing di tataran nasional dan internasional,” imbuhnya.

Calon Rektor USU, DR Muryanto Amin MSi, menawarkan 6 usulan program unggulan saat pemaparan program kerja calon Rektor USU Periode 2021-2026, yang dilaksanakan di hadapan panitia penjaringan dan panelis. Dalam pemaparannya yang bertajuk ‘Transformasi Universitas Sumatera Utara Merespon Disrupsi dan Hiper Kompetisi Tahun 2021-2026’ tersebut, Muryanto yang saat ini menjabat Dekan FISIP USU, menegaskan, USU harus mampu memberikan kontribusi dalam merespon perubahan yang sangat cepat terjadi di Revolusi Industri 4.0 ini.

“Perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang menghasilkan fenomena situasi pergerakan dunia industri bergerak cepat (disrupsi) dan hiperkompetisi, mengharuskan USU mampu memberikan kontribusi dalam merespon perubahan yang sangat cepat tersebut,” katanya.

Adapun 6 gagasan program yang akan diprioritaskannya, jika dipercaya menjabat Rektor USU Periode 2021-2026, yakni menerapkan kelembagaan dan tata kelola adaptif. Muryanto menegaskan, re-adjustment dan revitalisasi struktur serta tata kelola, menjadi landasan penting agar pengelolaan universitas dilakukan sangat fleksibel, karena USU harus segera merespons perubahan yang sangat cepat terjadi di luar kampus.

“Kelembagaan dan tata kelola yang ketat serta tidak adaptif akan menjebak USU mengalami kesulitan menghasilkan inovasi,” papar Mury, sapaan karib Muryanto Amin.

Selanjutnya adalah adaptasi tugas Tri Dharma. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, dilaksanakan secara integratif. Proses belajar mengajar dirumuskan berdasarkan perkembangan kehidupan masyarakat, menyesuaikan kurikulum, metode dan konten pembelajaran yang mengutamakan sharing experience, serta menggunakan digital.

“Materi ajar harus disusun secara dinamis mengikuti perkembangan temuan riset, dan pengabdian masyarakat dilakukan mengatasi masalah jangka panjang masyarakat,” jelasnya.

Berikutnya, merevitalisasi aset universitas untuk mendukung proses pembelajaran, yakni ruang kelas, ruang laboratorium, ruang kantor, toilet, perpustakaan, ruang terbuka hijau, kantin, tempat ibadah, asrama mahasiswa, dan area unit usaha.

“Standarisasi infrastruktur memenuhi penilaian akreditasi internasional dan membangun interkoneksi di wilayah kampus,” Muryanto.

Kemudian Digitalisasi Kampus. Menurut Muryanto, pengelolaan teknologi informasi dilakukan dengan menggunakan konsep back office dan dimanfaatkan secara profesional oleh front office dalam Pusat PelayananTerpadu (PPT) USU.

“Interaksi back office dan front office menghasilkan paduan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan yang dilakukan secara transparan sebagai bentuk layanan informasi publik,” bebernya lagi.

Serta melakukan enterprise kampus sebagai usaha memperkuat branding USU di lingkup nasional maupun internasional. Ini dilakukan melalui pemanfaatan aset kampus agar memiliki nilai tambah ekonomis.

“Dan terakhir adalah kerja sama. Isu penting dalam kerja sama secara institusi adalah memberdayakan kekuatan universitas agar tidak menjadi menara air. Kerja sama dilakukan secara internal melalui lintas disiplin ilmu dan eksternal untuk membangun semangat kampus merdeka,” ujar Sekretaris Forum Dekan Ilmu Sosial itu.

Muryanto optimistis, 6 usulan program kerja tersebut mampu menghasilkan beberapa pencapain kinerja USU di 2025, seperti akreditasi sangat memuaskan, meningkatnya jumlah gurubesar dan doktor, capaian peringkat 10 besar nasional, hingga pendapatan usaha sebesar 10 persen.

“Melalui 6 usulan program unggulan ini, diharapkan USU selama 2021-2025, akan memberikan kontribusi positif merespons disrupsi dan hiperkompetisi yang sangat cepat perubahannya,” jelas Muryanto.

Calon Rektor USU lainnya, Prof DR M Arif Nasution MA memaparkan program kerjanya, meliputi peningkatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, peningkatan mutu pendidikan, serta pembangunan integritas dan SDM.

“Kebijakan Mendikbud tentang kampus merdeka dan merdeka belajar, harus disertai dengan langkah konkret. Satu di antaranya memperbanyak mahasiswa belajar ke luar negeri. Itu juga bagian dari peningkatan mutu pendidikan,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam merespons tuntutan zaman. Hal itu tidak lepas dari peran pengambil kebijakan (Kemendikbud).

Arif menyebut sinergi ini sebagai ‘rancang bangun’ yang harus dijaga demi mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Dia juga membahas soal ketahanan bangsa yang menurutnya tidak hanya dimensi politis, namun juga berkaitan dengan pendidikan.

“Misalnya ketahanan obat-obatan, karena ini di masa pandemi, karena itu penting diperkuat di masa mendatang, khususnya oleh perguruan tinggi,” ujar Arif lagi.

Sedangkan Prof DR dr Farhat MKed, saat ditanya idenya mengembangkan USU dari sisi keuangan yang bersifat mandiri, dia menjelaskan, peluang itu bisa dilakukan dengan memaksimalkan aset USU. Semisal RS USU, RS Gigi dan Mulut, Wisma Internasional, dan sebagainya.

“Selain itu, sumber keuangan inovatif lainnya bisa dengan komersialisasi hak paten USU kepada industri. Termasuk dengan mengembangkan proyek yang sifatnya jangka panjang,” pungkasnya. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/