31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Gubsu Koordinasi Intens dengan BWSS II

MEDAN, SUMUTPOS.CO – BANJIR yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara jelang akhir 2021 ini, telah menjadi atensi serius Gubernur Edy Rahmayadi. Pemprov Sumut, berkomitmen segera mendapatkan solusi terbaik agar kondisi banjir tidak makin menyusahkan kehidupan masyarakat.

TERGENANG: Ruas jalan di kawasan Lapangan Merdeka, tergenang air usai hujan deras mengguyur Kota Medan pada Selasa (23/11) malam.

“Ini sinyal untuk kita evaluasi,” kata Edy menjawab wartawan Kota Rabu (24/11).

Kota Medan dilanda banjir dampak hujan deras pada Selasa (23/11) malam. Edy mengamini curah hujan yang luar biasa itu menyebabkan drainase yang ada tidak mampu menampung air, sehingga menggenangi banyak ruas jalan. “Hujan tadi malam itu over, sehingga kapasitas yang direncanakan, drainase yang ada tidak mencukupi, itu tidak selamanya begitu,” katanya.

Banjir yang melanda ibukota Provinsi Sumut, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebingtinggi yang dianggap parah tersebut, mestinya telah dilakukan langkah strategis berupa normalisasi sungai di tahun anggaran 2020.

Lantaran terkena refocusing anggaran dampak pandemi Covid-19, kegiatan dimaksud akhirnya batal terlaksana. “Harusnya dikerjakan sejak 2020 2021, dan 2022 selesai,” katanya.

Khusus Kota Medan, menurut dia, terdapat lima sungai yang mesti dilakukan upaya normalisasi. Bersama Wali Kota Bobby Nasution, diakui Edy telah lakukan koordinasi intens untuk hal tersebut.

“Saya dengan Pak Bobby sebagai Wali Kota Medan sudah koordinasi secara ketat, kemarin merencanakan, sudah dilakukan rapat terpadu antara Deliserdang dan Kota Medan,” ungkapnya.

Mantan Pangkostrad ini juga menyampaikan kondisi penanganan banjir yang terjadi di Sergai dan Tebingtinggi. Disebutnya, ada dua sungai besar melintasi Kota Lemang tersebut. “Tebingtinggi ini ada persoalan panjang, yang hulunya ada di Simalungun. Kalau kita sodet sungai, rendahnya ke Sergai,” katanya.

Karenanya secara teknis, tegas dia, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II harus merencanakan teknis pekerjaan tersebut secara komprehensif. Koordinasi intens ini terus dilakukan Pemprov Sumut bersama BWSS II. “Ini pekerjaan yang sudah terlalu lama, tapi itu tidak alasan tidak diselesaikan,” ujarnya.

Edy lantas meminta bupati/wali kota senantiasa siaga bencana di daerahnya masing-masing. Antara lain menyediakan alat-alat berat pada titik-titik rawan bencana, sebagaimana arahannya saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana pada Oktober lalu. Apalagi kondisi dimaksud sebelumnya telah diprediksi oleh BMKG. “Titik-titik kritis (bencana) ini sudah kita lakukan, tapi khususnya rakyat-rakyat kita dalam bepergian, dalam dislokasi rumah-rumah yang kondisinya kurang baik dalam kondisi alam, ini harus tetap waspada,” katanya.

Edy pun minta kepada masyarakat agar tetap tenang, berdoa, karena pihaknya selalu berusaha untuk menyelesaikan persoalan ini. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – BANJIR yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara jelang akhir 2021 ini, telah menjadi atensi serius Gubernur Edy Rahmayadi. Pemprov Sumut, berkomitmen segera mendapatkan solusi terbaik agar kondisi banjir tidak makin menyusahkan kehidupan masyarakat.

TERGENANG: Ruas jalan di kawasan Lapangan Merdeka, tergenang air usai hujan deras mengguyur Kota Medan pada Selasa (23/11) malam.

“Ini sinyal untuk kita evaluasi,” kata Edy menjawab wartawan Kota Rabu (24/11).

Kota Medan dilanda banjir dampak hujan deras pada Selasa (23/11) malam. Edy mengamini curah hujan yang luar biasa itu menyebabkan drainase yang ada tidak mampu menampung air, sehingga menggenangi banyak ruas jalan. “Hujan tadi malam itu over, sehingga kapasitas yang direncanakan, drainase yang ada tidak mencukupi, itu tidak selamanya begitu,” katanya.

Banjir yang melanda ibukota Provinsi Sumut, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebingtinggi yang dianggap parah tersebut, mestinya telah dilakukan langkah strategis berupa normalisasi sungai di tahun anggaran 2020.

Lantaran terkena refocusing anggaran dampak pandemi Covid-19, kegiatan dimaksud akhirnya batal terlaksana. “Harusnya dikerjakan sejak 2020 2021, dan 2022 selesai,” katanya.

Khusus Kota Medan, menurut dia, terdapat lima sungai yang mesti dilakukan upaya normalisasi. Bersama Wali Kota Bobby Nasution, diakui Edy telah lakukan koordinasi intens untuk hal tersebut.

“Saya dengan Pak Bobby sebagai Wali Kota Medan sudah koordinasi secara ketat, kemarin merencanakan, sudah dilakukan rapat terpadu antara Deliserdang dan Kota Medan,” ungkapnya.

Mantan Pangkostrad ini juga menyampaikan kondisi penanganan banjir yang terjadi di Sergai dan Tebingtinggi. Disebutnya, ada dua sungai besar melintasi Kota Lemang tersebut. “Tebingtinggi ini ada persoalan panjang, yang hulunya ada di Simalungun. Kalau kita sodet sungai, rendahnya ke Sergai,” katanya.

Karenanya secara teknis, tegas dia, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II harus merencanakan teknis pekerjaan tersebut secara komprehensif. Koordinasi intens ini terus dilakukan Pemprov Sumut bersama BWSS II. “Ini pekerjaan yang sudah terlalu lama, tapi itu tidak alasan tidak diselesaikan,” ujarnya.

Edy lantas meminta bupati/wali kota senantiasa siaga bencana di daerahnya masing-masing. Antara lain menyediakan alat-alat berat pada titik-titik rawan bencana, sebagaimana arahannya saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana pada Oktober lalu. Apalagi kondisi dimaksud sebelumnya telah diprediksi oleh BMKG. “Titik-titik kritis (bencana) ini sudah kita lakukan, tapi khususnya rakyat-rakyat kita dalam bepergian, dalam dislokasi rumah-rumah yang kondisinya kurang baik dalam kondisi alam, ini harus tetap waspada,” katanya.

Edy pun minta kepada masyarakat agar tetap tenang, berdoa, karena pihaknya selalu berusaha untuk menyelesaikan persoalan ini. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/