Wilbert Osmond, siswa Kelas II SMA Chandra Kusuma School sukses meraih medali emas dalam ajang International Conference of Young Scientist (ICYS) 2016.
————————
M. IDRIS, Medan
————————
Pada ajang yang berlangsung di Rumania itu, Wilbert mengalahkan peserta yang berasal dari puluhan berbagai Negara lain di kategori Computer Science, dengan penelitian berjudul ‘Chaotic Boolean Networks (CBN-01) Encryption’.
Wilbert menjelaskan, penelitiannya di ajang itu berkaitan dengan enskripsi data yaitu sistem pengamanan pengkodean data. Artinya, mengamankan data atau informasi menggunakan sistem pengkodean yang dianggap rahasia sehingga tidak dapat diakses oleh orang lain.
“Penelitian yang saya lombakan belum pernah dilakukan oleh siapapun di Indonesia. Ide enskripsi data ini muncul ketika saya ingin menjaga rahasia data dan informasi yang saya sampaikan kepada teman saya agar tidak diketahui orang lain. Dari situlah saya mencoba dan menggabungkannya nenggunakan Teori Chaos,” ungkap Wilbert, Senin (25/4).
Diutarakannya, penelitian enskripsi data yang diciptakannya lebih cepat dan kuat, serta bisa diaplikasikan. Hanya saja, saat ini masih dalam proses. “Saingan terberat sewaktu kompetisi yaitu siswa dari German, Belanda dan Serbia. Namun, saya tetap optimis dan yakin apa yang ditampilkan bisa juara,” tuturnya.
Dia menambahkan, setelah nantinya tamat sekolah berencana akan melanjutkan kuliah ke universitas di luar negeri, seperti di Eropa dan USA.
“Terima kasih kepada sekolah saya yang telah mendukung dan seluruh guru yang membimbing saya. Tanpa dorongan dan bimbingan mereka, saya tak mungkin bisa meraih prestasi ini. Prestasi ini juga tidak didasarkan kemampuan saya, tetapi dengan belajar dan bekerja keras. Karena, banyak kesalahan yang dilakukan saat latihan. Tetapi itu tidak membuat saya berhenti mencoba sesuatu,” ucapnya.
Sementara, Kepala SMA Chandra Kusuma, Rita menuturkan, apa yang telah dicapai Wilbert semoga bisa memberikan motivasi kepada siswa khususnya di Chandra Kusuma School dan siswa sekolah lainnya untuk berprestasi.
“Kami berharap ada sedikit perhatian dari pemerintah mengenai prestasi yang dicapai Wilbert. Sehingga, nantinya Wilbert dapat mengembangkan prestasinya di masa akan datang,” ucapnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Cemara Asri, Malahayati, menambahkan, semua anak punya talenta. Oleh karenanya, tinggal dukungan dari pihak sekolah dan orang tua untuk mencapai potensi apa yang dimiliki siswa.
“Kita setiap tahunnya mengirim siswa ke tingkat nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih Wilbert merupakan kerja keras siswa. Disini fungsi sekolah hanya memfasilitasi dan mengasah talentanya. Prestasi Wilbert juga tidak lepas dari peran orang tuanya,” katanya.
Anni Wahidi, ibu Wilbert mengatakan bahwa dalam kesehariannya Wilbert adalah anak yang pendiam, yang sebagian besar waktunya dihabiskan di depan laptop. Tapi, terkadang melakukan aktivitas lainnya seperti nonton televisi.
“Sejak kecil waktu Play Group, Wilbert sudah memiliki potensi yang luar biasa. Niat untuk belajar sungguh-sungguh telah dibuktikan, dimulai dari tugas sekolah. Dia berusaha mendapatkan nilai yang bagus,” kata Anni.
Makanya, sambung Anni, ia tidak menyangka bisa juara dikancah internasional. Padahal, dia itu anak yang pendiam, jarang berbicara. “Kalau mau berbicara itu ketika ditanya dan mood-nya sedang bagus,” imbuhnya. (ris/ije)