Reach Stacker Pelabuhan BICT Terbakar
BELAWAN-Satu unit alat bongkar muat peti kemas (reach stacker) di Pelabuhan Belawan Internasional Container Terminal (BICT), Selasa (25/9) dini hari pukul 02.00 WIB, terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya saja terbakarnya reach stacker nomor 09 buatan China itu membuat aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan tersebut nyaris lumpuh.
Informasi diperoleh Sumut Pos, peristiwa terbakarnya fasilitas alat bongkar muat peti kemas dari truk ke areal lapangan penumpukan itu terjadi pada saat kegiatan di pelabuhan ini sedang berlangsung. Tanpa diketahui secara pasti penyebabnya, tiba-tiba percikan api muncul dan menyebabkan reach stacker buatan tahun 2010 dengan lisensi Inggris tersebut terbakar. “Sebelum api membesar memang sempat ada seperti suara ledakan, tak berapa lama alat pemindah peti kemas itu terbakar,” ujar, JS Nainggolan seorang buruh pelabuhan. Nyala api yang semakin membesar membuat suasana di pelabuhan BICT heboh, khawatir kobaran api menjalar petugas keamanan pelabuhan langsung berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran (PMK) milik PT Pelabuhan Indonesia I.
Sejumlah mobil PMK yang turun ke lokasi kebakaran dengan cepat melakukan penyemprotan, dan sekira pukul 04 00 WIB petugas akhirnya berhasil melakukan pemadaman.
“Kebakaran alat itu mungkin karena terjadi korslet dibagian mesinnya, bahkan akibat kejadian itu aktivitas penumpukan disekitar areal itu sempat berhenti dua jam lebih,” ungkapnya. Sementara itu, Asisten Menajer (Asmen) Hukum dan Humas BICT, H Suratman S.Sos ketika dikonfirmasi terkait peristiwa kebakaran mengatakan, akibat terbakarnya alat bongkar muat pemindah peti kemas atau reach stacker tersebut mengakibatkan perusahaan BUMN pengelola jasa kepelabuhan itu mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah. “Penyebab terbakarnya alat itu kita belum tahu, dan masih dalam proses penyelidikan polisi,” terangnya.
Suratman membantah, jika akibat dari terbakarnya reach stacker dimaksud mengakibatkan aktivitas di pelabuhan peti kemas terhenti. “Kegiatan tetap normal seperti biasa, tidak ada gangguan. Karena kita masih ada 10 unit reach stacker lainnya, untuk melakukan pemindahan peti kemas dari truk ke lapangan penumpukan. Jadi aktivitas tidak terganggu,” ungkap mantan Asmen Pelindo I Cabang Tanjungpinang ini. Menurut dia, reach stacker yang baru saja di datangkan dari negeri Tiongkok itu diproduksi pada tahun 2010 lalu. Meski buatan China namun alat pemindah peti kemas ukuran 20 hingga 40 feet yang didatangkan pada bulan Mei lalu menggunakan kapal MV Happy Dinamic itu mendapat lisensi dari Inggris. (mag-17)