32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

AWAS ASAP Ajukan Lawsuit ke Pemprovsu dan Pusat

Foto: Danil/Sumut Pos Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung didampingi Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi dan unsur terkait lainnya melihat alat pemantau udara di posko kesehatan pelayanan masyarakat sekitar Purna MTQ jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau.
Foto: Danil/Sumut Pos
Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung didampingi Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi dan unsur terkait lainnya melihat alat pemantau udara di posko kesehatan pelayanan masyarakat sekitar Purna MTQ jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aliansi Warga Sumatera Utara Anti Asap (AWAS ASAP) mengaku sudah menerima 100 pengaduan lebih terhadap sejumlah titik api di Sumut dan Provinsi lainnya. Alasan itu, AWAS ASAP segera mengajukan gugatan Citizen Lawsuit kepada Pemprov Sumut dan Pemerintah Pusat.

Seperti diutarakan Koordinator AWAS ASAP, Kusnadi Oldani kepada wartawan, Jumat (25/9) siang. Kini pihaknya masih melakukan notifikasi/pendataan dan ditargetkan selesai bulan ini sehingga bulan Oktober mendatang gugatan tersebut bisa dilayangkan. “Kita menunggu tim lawyer, gugatannya sedang dalam proses,” ujarnya.

Dia memaparkan, substansi dari gugatan ini bukan jumlah masyarakat yang mengadukan, karena untuk melakukan gugatan dapat dilakukan oleh satu orang saja. Namun semakin banyak masyarakat yang mengadu maka tambah bagus.

“100 orang yang melakukan pengaduan, ini dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa masyarakat di Sumut sudah semakin resah dan mengambil sikap lebih konkrit untuk mengecam munculnya asap dari pembakaran lahan,” katanya.

Kusnadi berpendapat, apa yang dilakukan pemerintah hanyalah mengincar pelaku pembakaran perorangan, bukan korporasi. Padahal kebakaran ini sebenarnya terjadi paling besar ada di wilayah hutan konsesi yang diusahakan oleh korporasi besar dan tidak terlepas dari kebijakan pemberian izin konsesi dan hak guna usaha (HGU) kepada korporasi-korporasi yang kemudian melakukan upaya land clearing (pembersihan lahan) dengan cara paling mudah dan murah, yaitu pembakaran lahan.

“Pemerintah tidak pernah serius dalam persoalan kabut asap ini. Selama 18 tahun terakhir selalu berulang tanpa ada solusi yang memadai,” paparnya.

Organisasi yang tergabung dalam AWAS ASAP yakni Walhi Sumut, AJI Medan, LBH Medan, KHP-SU, Hutan Rakyat Institute (HaRI), Pusham UNIMED, BAKUMSU, YAPEKAT, PUSAKA INDONESIA, PUSHPA, Pelangi Indonesia,
dan Bitra Indonesia.

Untuk diketahui, bencana asap merupakan persoalan akut yang telah terjadi sejak 18 tahun terakhir tanpa ada jalan keluar yang cukup memadai hingga kini.

Pada 20 Agustus 2015, Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir bahwa terdapat 720 titik api yang tersebar di Sumatera dan 246 titik api yang tersebar di Kalimantan.

Sebaran titik api berada di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Lampung, Bengkulu, Babel, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

8 Penerbangan Batal
Manager Airport Duty KNIA Baiquni mengatakan, ada delapan penerbangan dibatalkan diantaranya Wings Air (IW 1262) tujuan Gunungsitoli pukul 11.30 WIB, Lion Air (JT 959) tujuan Batam pukul 11.30 WIB dan Garuda Indonesia (GA 187) tujuan Jakarta pukul 12.20 WIB. Sedangkan untuk pesawat yang batal mendarat di landasan pacu (runway) KNIA, yakni Lion Air (JT 302) dari Jakarta pukul 11.40 WIB, Lion Air (JT 130) dari Padang pukul 12.20 WIB, Wings Air (IW 1267) dari Gunungsitoli pukul 13.25 WIB, Lion Air JT (398) dari Jakarta pukul 14.20 Wib. “Batik Air nomor penerbangan 6.995 tujuan Jakarta jadwal keberangkatan pukul 11.00 WIB ditunda pukul 13.15 WIB, Air Asia nomor penerbangan QZ 106 tujuan Penang ditunda seharusnya berangkat pukul 11.00 WIB menjadi 13.10 WIB,” kata Baiquni.

Sementara itu, Staf Forcester Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) KNIA, Yolanda menyatakan, titik panas di Pulau Sumatera hingga kemarin (25/9) sore mengalami peningkatan jika dibandingkan hari sebelumnya. Menurutnya, titik panas di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan drastis.

Kata staf forecaster, di Sumsel sebelumnya terdapat 997 titik panas. Hingga Jum’at (25/9) sore, titik panas (hot spot) meroket menjadi 1570 titik panas.

Disebutkan dia, Bengkulu ada 1 titik panas, Bangka Belitung 86 titik panas, Lampung 63 titik panas dan Riau 21 titik api. Ia memperkirakan, Sabtu (26/9), potensi hujan turun di sekitar KNIA kecil.

“Untuk jarak pandang sekitar 7.000 meter. Titik panas sebelumnya sebanyak 1.302 titik dan hingga kemarin (Jum’at) sore, ada sekitar 1.805 titik panas,” sebutnya. (ted)
Sedang di Sumut, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan melansir bahwa terdapat 10 titik api yang menyebar di Taput, Tapsel, Madina, Padang Lawas dan Toba Samosir. (gus/ted/ril)

Foto: Danil/Sumut Pos Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung didampingi Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi dan unsur terkait lainnya melihat alat pemantau udara di posko kesehatan pelayanan masyarakat sekitar Purna MTQ jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau.
Foto: Danil/Sumut Pos
Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung didampingi Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi dan unsur terkait lainnya melihat alat pemantau udara di posko kesehatan pelayanan masyarakat sekitar Purna MTQ jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aliansi Warga Sumatera Utara Anti Asap (AWAS ASAP) mengaku sudah menerima 100 pengaduan lebih terhadap sejumlah titik api di Sumut dan Provinsi lainnya. Alasan itu, AWAS ASAP segera mengajukan gugatan Citizen Lawsuit kepada Pemprov Sumut dan Pemerintah Pusat.

Seperti diutarakan Koordinator AWAS ASAP, Kusnadi Oldani kepada wartawan, Jumat (25/9) siang. Kini pihaknya masih melakukan notifikasi/pendataan dan ditargetkan selesai bulan ini sehingga bulan Oktober mendatang gugatan tersebut bisa dilayangkan. “Kita menunggu tim lawyer, gugatannya sedang dalam proses,” ujarnya.

Dia memaparkan, substansi dari gugatan ini bukan jumlah masyarakat yang mengadukan, karena untuk melakukan gugatan dapat dilakukan oleh satu orang saja. Namun semakin banyak masyarakat yang mengadu maka tambah bagus.

“100 orang yang melakukan pengaduan, ini dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa masyarakat di Sumut sudah semakin resah dan mengambil sikap lebih konkrit untuk mengecam munculnya asap dari pembakaran lahan,” katanya.

Kusnadi berpendapat, apa yang dilakukan pemerintah hanyalah mengincar pelaku pembakaran perorangan, bukan korporasi. Padahal kebakaran ini sebenarnya terjadi paling besar ada di wilayah hutan konsesi yang diusahakan oleh korporasi besar dan tidak terlepas dari kebijakan pemberian izin konsesi dan hak guna usaha (HGU) kepada korporasi-korporasi yang kemudian melakukan upaya land clearing (pembersihan lahan) dengan cara paling mudah dan murah, yaitu pembakaran lahan.

“Pemerintah tidak pernah serius dalam persoalan kabut asap ini. Selama 18 tahun terakhir selalu berulang tanpa ada solusi yang memadai,” paparnya.

Organisasi yang tergabung dalam AWAS ASAP yakni Walhi Sumut, AJI Medan, LBH Medan, KHP-SU, Hutan Rakyat Institute (HaRI), Pusham UNIMED, BAKUMSU, YAPEKAT, PUSAKA INDONESIA, PUSHPA, Pelangi Indonesia,
dan Bitra Indonesia.

Untuk diketahui, bencana asap merupakan persoalan akut yang telah terjadi sejak 18 tahun terakhir tanpa ada jalan keluar yang cukup memadai hingga kini.

Pada 20 Agustus 2015, Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir bahwa terdapat 720 titik api yang tersebar di Sumatera dan 246 titik api yang tersebar di Kalimantan.

Sebaran titik api berada di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Lampung, Bengkulu, Babel, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

8 Penerbangan Batal
Manager Airport Duty KNIA Baiquni mengatakan, ada delapan penerbangan dibatalkan diantaranya Wings Air (IW 1262) tujuan Gunungsitoli pukul 11.30 WIB, Lion Air (JT 959) tujuan Batam pukul 11.30 WIB dan Garuda Indonesia (GA 187) tujuan Jakarta pukul 12.20 WIB. Sedangkan untuk pesawat yang batal mendarat di landasan pacu (runway) KNIA, yakni Lion Air (JT 302) dari Jakarta pukul 11.40 WIB, Lion Air (JT 130) dari Padang pukul 12.20 WIB, Wings Air (IW 1267) dari Gunungsitoli pukul 13.25 WIB, Lion Air JT (398) dari Jakarta pukul 14.20 Wib. “Batik Air nomor penerbangan 6.995 tujuan Jakarta jadwal keberangkatan pukul 11.00 WIB ditunda pukul 13.15 WIB, Air Asia nomor penerbangan QZ 106 tujuan Penang ditunda seharusnya berangkat pukul 11.00 WIB menjadi 13.10 WIB,” kata Baiquni.

Sementara itu, Staf Forcester Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) KNIA, Yolanda menyatakan, titik panas di Pulau Sumatera hingga kemarin (25/9) sore mengalami peningkatan jika dibandingkan hari sebelumnya. Menurutnya, titik panas di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan drastis.

Kata staf forecaster, di Sumsel sebelumnya terdapat 997 titik panas. Hingga Jum’at (25/9) sore, titik panas (hot spot) meroket menjadi 1570 titik panas.

Disebutkan dia, Bengkulu ada 1 titik panas, Bangka Belitung 86 titik panas, Lampung 63 titik panas dan Riau 21 titik api. Ia memperkirakan, Sabtu (26/9), potensi hujan turun di sekitar KNIA kecil.

“Untuk jarak pandang sekitar 7.000 meter. Titik panas sebelumnya sebanyak 1.302 titik dan hingga kemarin (Jum’at) sore, ada sekitar 1.805 titik panas,” sebutnya. (ted)
Sedang di Sumut, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan melansir bahwa terdapat 10 titik api yang menyebar di Taput, Tapsel, Madina, Padang Lawas dan Toba Samosir. (gus/ted/ril)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/