JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan kian meluas. Setelah sebelumnya menjamah Pulau Jawa, kemarin (25/10), sebaran asap telah menutupi 3/4 bagian wilayah Indonesia. Akibatnya aktivitas di luar ruang semakin sulit karena asap mengganggu pernafasan dan membuat mata menjadi pedih.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutKAN, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia sudah mencicipi asap kiriman dari Sumatera dan Kalimantan. Mulai dari kepekatan tebal hingga tipis.
Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hanya tujuh lokasi yang tidak disinggahi asap. Yaitu Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur bagian barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan bagian utara Papua. “Sebaran asap ini kan memang sangat tergantung pada arah angin,” tuturnya.
Meski demikian, Sutopo mengimbau masyarakat agar tidak panik. Sebab, sebaran asap tipis ini bersifat temporer atau mudah berubah setiap saat tergantung pada arah dan kecepatan angin. Pada sore hari, asap terpantau beralih menyelimuti bagian barat Sumatera atau di Samudra Hindia, wilayah laut Banda dan sebagian Palu, Sulawesi Tengah. “Sumber asap terbesar masih tetap sama, berada di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Papua,” ungkapnya.
Sebaran asap ini berdampak langsung pada jarak pandang. Di Palembang, Sumatera Selatan jarak pandang hanya bisa sejauh 200 meter. Sementara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah sejauh 100 meter saja. “Kualitas udara juga masih belum ada perubahan besar. Udara di Palembang berada di level sangat tidak sehat di angka 325. Palangkaraya di level berbahaya dengan ISPU 1.511,” papar Sutopo. (mia/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan kian meluas. Setelah sebelumnya menjamah Pulau Jawa, kemarin (25/10), sebaran asap telah menutupi 3/4 bagian wilayah Indonesia. Akibatnya aktivitas di luar ruang semakin sulit karena asap mengganggu pernafasan dan membuat mata menjadi pedih.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutKAN, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia sudah mencicipi asap kiriman dari Sumatera dan Kalimantan. Mulai dari kepekatan tebal hingga tipis.
Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hanya tujuh lokasi yang tidak disinggahi asap. Yaitu Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur bagian barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan bagian utara Papua. “Sebaran asap ini kan memang sangat tergantung pada arah angin,” tuturnya.
Meski demikian, Sutopo mengimbau masyarakat agar tidak panik. Sebab, sebaran asap tipis ini bersifat temporer atau mudah berubah setiap saat tergantung pada arah dan kecepatan angin. Pada sore hari, asap terpantau beralih menyelimuti bagian barat Sumatera atau di Samudra Hindia, wilayah laut Banda dan sebagian Palu, Sulawesi Tengah. “Sumber asap terbesar masih tetap sama, berada di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Papua,” ungkapnya.
Sebaran asap ini berdampak langsung pada jarak pandang. Di Palembang, Sumatera Selatan jarak pandang hanya bisa sejauh 200 meter. Sementara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah sejauh 100 meter saja. “Kualitas udara juga masih belum ada perubahan besar. Udara di Palembang berada di level sangat tidak sehat di angka 325. Palangkaraya di level berbahaya dengan ISPU 1.511,” papar Sutopo. (mia/jpnn)