26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Butuh Stabilitas Jangka Panjang untuk Kemakmuran Berarti

Dahlan Iskan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Institut Lembang Sembilan 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (26/2/18). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

SUMUTPOS.CO – Persoalan kebangsaan didiskusikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Institut Lembang Sembilan (ILS), kemarin (26/2). Mulai dari demokrasi, kemajuan negara, hingga kesenjangan ekonomi.

Tokoh-tokoh dengan bermacam latar belakang dihadirkan, diantaranya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pengamat politik Prof Indria Samego, dan mantan Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno. Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir membuka Rapimnas tersebut. ”ILS itu diperuntukan untuk pemikiran dan dapat mengundang tokoh-tokoh semacam lembaga penelitian dan lebih menghasilkan kepada masyarakat,” kata JK.

Dahlan, misalnya, berangkat dari tesis suatu kemajuan atau kemakmuran itu memerlukan stabilitas yang panjang. Dia membandingkan kondisi Majapahit, orde baru, dan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun. Tidak ada kemajuan yang berarti bila tidak pernah stabil dalam kurun panjang.

”Inilah yang menyebabkan, evaluasi dari masyarkat apakah cukup seorang presiden lima tahun. Lima tahun itupun tidak pernah stabil, usrek saja. Apakah seperti ini akan membawa kemajuan?” kata Dahlan.

Sebagai pembanding, Dahlan menjelaskan kondisi Tiongkok yang hendak mencabut pembatasan dua periode seorang presiden. Rencana tersebut sudah resmi diajukan dan dia yakin akan bisa disetujui dalam sistem politik Tiongkok yang satu komando. Kebutuhan pada stabilitas yang panjang itu berkaitan dengan target besar Tiongkok untuk menjadi raksasa ekonomi pada 2030 mengungguli Amerika Serikat.

Dahlan Iskan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Institut Lembang Sembilan 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (26/2/18). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

SUMUTPOS.CO – Persoalan kebangsaan didiskusikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Institut Lembang Sembilan (ILS), kemarin (26/2). Mulai dari demokrasi, kemajuan negara, hingga kesenjangan ekonomi.

Tokoh-tokoh dengan bermacam latar belakang dihadirkan, diantaranya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pengamat politik Prof Indria Samego, dan mantan Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno. Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir membuka Rapimnas tersebut. ”ILS itu diperuntukan untuk pemikiran dan dapat mengundang tokoh-tokoh semacam lembaga penelitian dan lebih menghasilkan kepada masyarakat,” kata JK.

Dahlan, misalnya, berangkat dari tesis suatu kemajuan atau kemakmuran itu memerlukan stabilitas yang panjang. Dia membandingkan kondisi Majapahit, orde baru, dan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun. Tidak ada kemajuan yang berarti bila tidak pernah stabil dalam kurun panjang.

”Inilah yang menyebabkan, evaluasi dari masyarkat apakah cukup seorang presiden lima tahun. Lima tahun itupun tidak pernah stabil, usrek saja. Apakah seperti ini akan membawa kemajuan?” kata Dahlan.

Sebagai pembanding, Dahlan menjelaskan kondisi Tiongkok yang hendak mencabut pembatasan dua periode seorang presiden. Rencana tersebut sudah resmi diajukan dan dia yakin akan bisa disetujui dalam sistem politik Tiongkok yang satu komando. Kebutuhan pada stabilitas yang panjang itu berkaitan dengan target besar Tiongkok untuk menjadi raksasa ekonomi pada 2030 mengungguli Amerika Serikat.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/