31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Gubsu Edy Mulai Risih ‘Dikejar’ Wartawan

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mulai risih dikejar-kejar wartawan untuk wawancara. Hal ini terungkap saat wartawan ingin mewawancarainya di Kantor Gubsu, usai Salat Zuhur dari Masjid Agung Medan, Selasa (26/2). Bermula dari pertanyaan wartawan mengenai APBD Sumut 2019 yang habis untuk bayar utang dana bagi hasil (DBH). Mendapat pertanyaan itu, Edy terkesan agak kesal dan menolak memberi keterangan. “Bukan APBD Sumut habis bayar utang. Salah kamu. Ini ngarang. Nggak mau saya jawab. Udah salah kalian itu,” elaknya sembari berjalan.

Namun wartawan tetap mengejar Edy dengan menanyakan lagi mengenai adakah pertemuan dengan sopir transportasi online di rumah dinas Gubsu, Senin malam (25/2), paska berunjuk rasa di kantor Gubsu pagi hingga sore hari. Mendapat pertanyaan itu, Edy tampak tak terima.

Mulanya, Edy menjawab tidak tahu akan adanya agenda itu. Ia mengatakan, sudah meminta perangkatnya mengakomodir aspirasi pendemo, yang meminta agar operasional PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI) ditutup, karena sudah merugikan mereka.

“Saya tak tahu itu, karena saya urus sama stafnya itu. “Kan nggak bisa main-main bubar (tutup) aja itu,” katanya. “Emangnya ada pertemuan?” Edy balik bertanya ke wartawan.

Oleh wartawan dijelaskan kalau informasi itu disampaikan para sopir Grab sewaktu berunjuk rasa. Mantan Pangkostrad itu kembali tegaskan tidak ada mengundang para sopir Grab untuk mengakomodasi aspirasi mereka. “Aku yang mengundang? Ah kalian salah-salah semuanya. Nggak percaya aku,” elak-nya lagi.

Setelah diungkapkan awak media lagi soal alur informasi tersebut, Edy tampak tidak suka dengan cara wartawan yang menurutnya seolah tidak percaya dengan apa yang disampaikannya. “Ya sudahlah nanya-nanya aja. Ah, kau ngotot lagi. Tak usah nanya-nanya, udah tak bilang enggak, kok kau maksa,” semprot Edy.

Edy pun lantas menolak diwawancarai oleh wartawan tersebut, hingga berulang kali menyodorkan tangan untuk menjauh darinya. Akibatnya, seluler wartawan tersenggol tangan Edy dan jatuh. “Ah, saya tidak mau wawancara sama kamulah. Kkamu nyalahin aja. Kamu nggak ikutlah. Kamu wartawan mana? Kamu kalau maksa begitu, emangnya siapa kamu?” katanya.

‘Gelagat kesal’ Edy ini sebetulnya sudah terlihat sejak mula ingin ditanyai wartawan yang mayoritas bertugas di Pemprovsu. Di mana ia terkesan bosan melihat para awak media yang orangnya itu-itu saja melakukan wawancara. Ia juga tidak mau di-doorstop untuk wawancara setelah melaksanakan salat di Masjid Agung.

“Ini-ini aja tak lihat (wartawan yang wawancara, Red). Harusnya di sanalah. Ngapain kalian cegat aku di sini,” ujarnya. Mendengar suara Edy yang meninggi, seorang ajudan pribadinya langsung menghampiri salah seorang wartawan untuk menenangkan diri.

Sialnya, si ajudan justru diusir oleh Edy Rahmayadi. “Kau minggir, kau minggir,” katanya sembari menunjuk ajudan untuk pergi. Setelah itu, Edy juga menyebutkan, bahwa wartawan sudah seperti polisi saja banyak bertanya. “Kau nanya lama-lama jadi polisi-lah kalian. Nanya-nanya tak (saya) jawab. Jangan maksa, kamu nggak percaya sama jawaban saya,” ketusnya. Sikap Gubsu Edy yang belakangan mulai ‘alergi’ saat diwawancarai wartawan, diketahui sudah kali kedua setelah kejadian kemarin. (prn)

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mulai risih dikejar-kejar wartawan untuk wawancara. Hal ini terungkap saat wartawan ingin mewawancarainya di Kantor Gubsu, usai Salat Zuhur dari Masjid Agung Medan, Selasa (26/2). Bermula dari pertanyaan wartawan mengenai APBD Sumut 2019 yang habis untuk bayar utang dana bagi hasil (DBH). Mendapat pertanyaan itu, Edy terkesan agak kesal dan menolak memberi keterangan. “Bukan APBD Sumut habis bayar utang. Salah kamu. Ini ngarang. Nggak mau saya jawab. Udah salah kalian itu,” elaknya sembari berjalan.

Namun wartawan tetap mengejar Edy dengan menanyakan lagi mengenai adakah pertemuan dengan sopir transportasi online di rumah dinas Gubsu, Senin malam (25/2), paska berunjuk rasa di kantor Gubsu pagi hingga sore hari. Mendapat pertanyaan itu, Edy tampak tak terima.

Mulanya, Edy menjawab tidak tahu akan adanya agenda itu. Ia mengatakan, sudah meminta perangkatnya mengakomodir aspirasi pendemo, yang meminta agar operasional PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI) ditutup, karena sudah merugikan mereka.

“Saya tak tahu itu, karena saya urus sama stafnya itu. “Kan nggak bisa main-main bubar (tutup) aja itu,” katanya. “Emangnya ada pertemuan?” Edy balik bertanya ke wartawan.

Oleh wartawan dijelaskan kalau informasi itu disampaikan para sopir Grab sewaktu berunjuk rasa. Mantan Pangkostrad itu kembali tegaskan tidak ada mengundang para sopir Grab untuk mengakomodasi aspirasi mereka. “Aku yang mengundang? Ah kalian salah-salah semuanya. Nggak percaya aku,” elak-nya lagi.

Setelah diungkapkan awak media lagi soal alur informasi tersebut, Edy tampak tidak suka dengan cara wartawan yang menurutnya seolah tidak percaya dengan apa yang disampaikannya. “Ya sudahlah nanya-nanya aja. Ah, kau ngotot lagi. Tak usah nanya-nanya, udah tak bilang enggak, kok kau maksa,” semprot Edy.

Edy pun lantas menolak diwawancarai oleh wartawan tersebut, hingga berulang kali menyodorkan tangan untuk menjauh darinya. Akibatnya, seluler wartawan tersenggol tangan Edy dan jatuh. “Ah, saya tidak mau wawancara sama kamulah. Kkamu nyalahin aja. Kamu nggak ikutlah. Kamu wartawan mana? Kamu kalau maksa begitu, emangnya siapa kamu?” katanya.

‘Gelagat kesal’ Edy ini sebetulnya sudah terlihat sejak mula ingin ditanyai wartawan yang mayoritas bertugas di Pemprovsu. Di mana ia terkesan bosan melihat para awak media yang orangnya itu-itu saja melakukan wawancara. Ia juga tidak mau di-doorstop untuk wawancara setelah melaksanakan salat di Masjid Agung.

“Ini-ini aja tak lihat (wartawan yang wawancara, Red). Harusnya di sanalah. Ngapain kalian cegat aku di sini,” ujarnya. Mendengar suara Edy yang meninggi, seorang ajudan pribadinya langsung menghampiri salah seorang wartawan untuk menenangkan diri.

Sialnya, si ajudan justru diusir oleh Edy Rahmayadi. “Kau minggir, kau minggir,” katanya sembari menunjuk ajudan untuk pergi. Setelah itu, Edy juga menyebutkan, bahwa wartawan sudah seperti polisi saja banyak bertanya. “Kau nanya lama-lama jadi polisi-lah kalian. Nanya-nanya tak (saya) jawab. Jangan maksa, kamu nggak percaya sama jawaban saya,” ketusnya. Sikap Gubsu Edy yang belakangan mulai ‘alergi’ saat diwawancarai wartawan, diketahui sudah kali kedua setelah kejadian kemarin. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/