30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Didik Anak Sesuai Bakatnya

MEDAN- Sistem pendidikan di Indonesia sudah sangat kuno dibanding negara lain. Dimana di beberapa negara, reformasi pendidikan sudah terjadi di awal 1990-an. Dimana anak tidak lagi dididik berdasarkan kurikulum, melainkan sesuai dengan minat dan bakat anak tersebut.

Demikian dikatakan praktisi pendidikan berbasis Multiple Intelegience dan Holistic Learning dan pembicara tetap program pendidikan dan keluarga di Smart FM Radio, Ayah Edy dalam seminar bertajuk Design Our Child Success Right Now di Hotel Arya Duta, Sabtu (26/3).

Menurut Ayah Edy, selama ini sekolah kita mengenal sistem pendidikan, dimana seorang siswa harus dapat menguasai semua pelajaran. Sehingga anak tersebut harus membagi konsentrasinya terhadap berbagai mata pelajaran tersebut. “Hal ini akan membuat seorang murid tidak akan mengenal dan mengetahui apa yang disukai dan yang paling dikuasainya. Padahal kesuksesan seseorang itu hanya pada 1 bidang saja, bukan hanya berbagai bidang,” katanya.
Selain itu, lanjut Ayah Edy, paradigma masyarakat yang menyatakan, belajar untuk mencari duit dan kepintaran berdasarkan ranking di sekolah juga sangat menjadi beban anak. Karena si anak harus memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang disukai oleh orangtuanya, bukan atas keingginannya sendiri. Karena itu, prinsip yang seperti ini yang harus dikuburkan, sehingga seorang anak dapat menentukan apa yang diinginkannya.

Ayah Edy menyatakan, saat ini tren pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah “Full Day”, dimana dari pagi hingga sore hari, anak berkutat pada pelajaran, setelah itu belajar di Bimbel (Bimbingan Belajar), sampai di rumah, orangtua akan bertanya “apakah sudah menyelesaikan PR?”. Tanpa disadari oleh si anak dan orangtua, hal ini akan menjadikan si anak kehilangan atas keahlian alami yang diberi Tuhan sejak lahir. (mag-9)

MEDAN- Sistem pendidikan di Indonesia sudah sangat kuno dibanding negara lain. Dimana di beberapa negara, reformasi pendidikan sudah terjadi di awal 1990-an. Dimana anak tidak lagi dididik berdasarkan kurikulum, melainkan sesuai dengan minat dan bakat anak tersebut.

Demikian dikatakan praktisi pendidikan berbasis Multiple Intelegience dan Holistic Learning dan pembicara tetap program pendidikan dan keluarga di Smart FM Radio, Ayah Edy dalam seminar bertajuk Design Our Child Success Right Now di Hotel Arya Duta, Sabtu (26/3).

Menurut Ayah Edy, selama ini sekolah kita mengenal sistem pendidikan, dimana seorang siswa harus dapat menguasai semua pelajaran. Sehingga anak tersebut harus membagi konsentrasinya terhadap berbagai mata pelajaran tersebut. “Hal ini akan membuat seorang murid tidak akan mengenal dan mengetahui apa yang disukai dan yang paling dikuasainya. Padahal kesuksesan seseorang itu hanya pada 1 bidang saja, bukan hanya berbagai bidang,” katanya.
Selain itu, lanjut Ayah Edy, paradigma masyarakat yang menyatakan, belajar untuk mencari duit dan kepintaran berdasarkan ranking di sekolah juga sangat menjadi beban anak. Karena si anak harus memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang disukai oleh orangtuanya, bukan atas keingginannya sendiri. Karena itu, prinsip yang seperti ini yang harus dikuburkan, sehingga seorang anak dapat menentukan apa yang diinginkannya.

Ayah Edy menyatakan, saat ini tren pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah “Full Day”, dimana dari pagi hingga sore hari, anak berkutat pada pelajaran, setelah itu belajar di Bimbel (Bimbingan Belajar), sampai di rumah, orangtua akan bertanya “apakah sudah menyelesaikan PR?”. Tanpa disadari oleh si anak dan orangtua, hal ini akan menjadikan si anak kehilangan atas keahlian alami yang diberi Tuhan sejak lahir. (mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/