25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

4 Luka-luka, Tanaman Dirusak

Penggarap Saling Serang

MEDAN-Dua kelompok penggarap Tani Smart dan Mempertahankan Alas Hak saling serang di areal lahan Pasar II-B, Dusun Tambak Rejo, Percut Seituan, Senin (26/3) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Akibatnya, empat penggarap luka-luka terkena lemparan batu.

Keempat penggarap masing-masing Wanda (27) dan Supran (26) dari kelompok Tani Smart, Deni Sipayung (35) dan Erwin Hutauruk (37) dari kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak yang sudah lama menguasai lahan tersebut sedang melakukan aktivitas bercocok tanam di lahan masing-masing.

Tiba-tiba datang kelompok Tani Smart membabati tanaman ubi dan jagung. Selain merusak tanaman, kelompok Tani Smart juga melempari dengan batu ke arah kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak, sehingga kelompok tani tersebut lari tunggang langgang. Tak mau diserang begitu saja, kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak juga balik menyerang dengan cara melempari pakai batu.

Akibat saling serang dan lempar tersebut, empat penggarap menderita luka di bagian kepalanya. Pengurus Kelompok Tani Smart bernama Senen yang ditemui di Polsek Percut Seituan mengklaim bahwa  kelompok mereka terlebih dahulu diserang oleh kelompok tani Mempertahankan Alas Hak.
“Karena kami diserang, maka kami balik menyerang,” sebut Senen.

Sementara itu, Kepala Dusun Tambak Rejo, Sarwan mengatakan, selama ini kelompok Tani  Mempertahankan Alas Hak  tetap berada di lahannya masing-masing, karena mereka tak menginginkan lahannya tersebut diambil secara paksa atau dijual kepada kelompok lain.

“Masyarakat kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak tidak pernah  menyerang kelompok Tani Smart. Mereka hanya menduduki lahannya karena takut tanahnya diambil atau dijual oleh kelompok lain,” jelas Sarwan.

Seorang warga dari kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak menyebutkan, selama ini Senen ditengarai suka menjual belikan lahan tersebut kepada orang lain yang bukan warga setempat, sehingga sering terjadi keributan di lahan garapan tersebut.

“Kami hanya mempertahankan dan mengusai lahan dan tak pernah memperjualbelikan lahan ini,” sebut warga kelompok tani tersebut.
Akibat terjadinya bentrokan tersebut, Muspika Percut Seituan memanggil kedua kelompok tani penggarap tersebut di Mapolsekta Percut Seituan.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak, Danramil Percut Seituan, Camat Percut Seituan Darwin Zein, Kepala Desa Amplas, kedua kelompok tani sepakat akan menyelesaikan masalah tersebut secara musyawarah dan tidak akan saling serang.
Camat Percut Seituan, Darwin Zein meminta agar kedua kelompok tani tidak melakukan tindakan anarkis, apalagi pada pertemuan sebelumnya sudah sepakat tidak akan membawa senjata tajam ke lokasi garapan.

“Sesama penggarap harus kompak,” ujar Camat Darwin Zein.

Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan AKP Faidir Chan menyebutkan, kedua kelompok tani tersebut berjanji tidak akan saling menyerang dan tidak akan membawa senjata tajam, sedangkan keempat korban yang terkena lemparan batu sudah dibawa berobat oleh keluarganya masing-masing.
“Masalah ini diselesaikan secara musyawarah dan tidak ada yang membuat pengaduan,” terangnya. (gus)

Penggarap Saling Serang

MEDAN-Dua kelompok penggarap Tani Smart dan Mempertahankan Alas Hak saling serang di areal lahan Pasar II-B, Dusun Tambak Rejo, Percut Seituan, Senin (26/3) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Akibatnya, empat penggarap luka-luka terkena lemparan batu.

Keempat penggarap masing-masing Wanda (27) dan Supran (26) dari kelompok Tani Smart, Deni Sipayung (35) dan Erwin Hutauruk (37) dari kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak yang sudah lama menguasai lahan tersebut sedang melakukan aktivitas bercocok tanam di lahan masing-masing.

Tiba-tiba datang kelompok Tani Smart membabati tanaman ubi dan jagung. Selain merusak tanaman, kelompok Tani Smart juga melempari dengan batu ke arah kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak, sehingga kelompok tani tersebut lari tunggang langgang. Tak mau diserang begitu saja, kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak juga balik menyerang dengan cara melempari pakai batu.

Akibat saling serang dan lempar tersebut, empat penggarap menderita luka di bagian kepalanya. Pengurus Kelompok Tani Smart bernama Senen yang ditemui di Polsek Percut Seituan mengklaim bahwa  kelompok mereka terlebih dahulu diserang oleh kelompok tani Mempertahankan Alas Hak.
“Karena kami diserang, maka kami balik menyerang,” sebut Senen.

Sementara itu, Kepala Dusun Tambak Rejo, Sarwan mengatakan, selama ini kelompok Tani  Mempertahankan Alas Hak  tetap berada di lahannya masing-masing, karena mereka tak menginginkan lahannya tersebut diambil secara paksa atau dijual kepada kelompok lain.

“Masyarakat kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak tidak pernah  menyerang kelompok Tani Smart. Mereka hanya menduduki lahannya karena takut tanahnya diambil atau dijual oleh kelompok lain,” jelas Sarwan.

Seorang warga dari kelompok Tani Mempertahankan Alas Hak menyebutkan, selama ini Senen ditengarai suka menjual belikan lahan tersebut kepada orang lain yang bukan warga setempat, sehingga sering terjadi keributan di lahan garapan tersebut.

“Kami hanya mempertahankan dan mengusai lahan dan tak pernah memperjualbelikan lahan ini,” sebut warga kelompok tani tersebut.
Akibat terjadinya bentrokan tersebut, Muspika Percut Seituan memanggil kedua kelompok tani penggarap tersebut di Mapolsekta Percut Seituan.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak, Danramil Percut Seituan, Camat Percut Seituan Darwin Zein, Kepala Desa Amplas, kedua kelompok tani sepakat akan menyelesaikan masalah tersebut secara musyawarah dan tidak akan saling serang.
Camat Percut Seituan, Darwin Zein meminta agar kedua kelompok tani tidak melakukan tindakan anarkis, apalagi pada pertemuan sebelumnya sudah sepakat tidak akan membawa senjata tajam ke lokasi garapan.

“Sesama penggarap harus kompak,” ujar Camat Darwin Zein.

Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan AKP Faidir Chan menyebutkan, kedua kelompok tani tersebut berjanji tidak akan saling menyerang dan tidak akan membawa senjata tajam, sedangkan keempat korban yang terkena lemparan batu sudah dibawa berobat oleh keluarganya masing-masing.
“Masalah ini diselesaikan secara musyawarah dan tidak ada yang membuat pengaduan,” terangnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/