25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kali Kedua, Pabrik Springbed Terbakar

MEDAN-Masih ingat peristiwa kebakaran pabrik springbed merk Empire di Jalan Starban II, Kecamatan Medan Polonia, setahun silam? Meski pabrik tersebut sudah pindah lokasi di Jalan Pasar VI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, tapi pabrik ini kembali terbakar, Jumat (26/4) siang di lokasi itu.

TERBAKAR: Pabrik springbed  Jalan Irian Barat, Percut Sei Tuan terbakar, Jumat (26/4). Terhitung, sudah dua kali pabrik ini terbakar.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TERBAKAR: Pabrik springbed di Jalan Irian Barat, Percut Sei Tuan terbakar, Jumat (26/4). Terhitung, sudah dua kali pabrik ini terbakar.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu namun kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena seluruh barang di dalam pabrik beserta bangunan pabrik, ludes terbakar.

Informasi diterima Sumut Pos, saat itu para pekerja sedang sibuk bekerja di dalam pabrik. Tiba-tiba, api muncul dari dalam gudang tempat penyimpanan busa. Busa itu terbakar karena terkena percikan api las. Meski sejumlah karyawan pabrik sempat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, air dan racun api, namun api cepat menyambar dan marak membakar bahan yang mudah terbakar itu.

Melihat api dengan cepat menyambar hampir setiap sudut gudang, ratusan karyawan pabrik milik Fuandy Susanto itu pun berhamburan ke luar pabrik guna menyelamatkan diri. Bahkan, warga sekitar pabrik, termasuk pabrik yang berada dekat lokasi itu, cepat bergerak dan berkemas untuk menyelamatkan diri karena kobaran api begitu besar.

Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian, ratusan orang tampak memadati sekitar pabrik yang terbakar itu. Sementara petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi kejadian, tidak begitu banyak karena lokasinya yang begitu jauh. Begitu juga dengan petugas keamanan dari Polsek Percut Seituan juga tampak di lokasi kejadian, termasuk pihak Kecamatan Percut Seituan. Puluhan drum dikabarkan berisi solar dan tiner, juga tampak tumpah ke parit yang berada di luar pabrik dan menjadi ajang permainan sejumlah anak-anak.

Proses pemadaman api juga terbilang dramatis karena petugas pemadam kebakaran harus berpencar memadamkan api, yaitu dari luar pabrik dan juga dari halaman pabrik. Petugas tidak dapat masuk ke dalam pabrik karena kondisi pabrik yang sebagian besar bahan pembangunan pabrik, terbuat dari seng dan besi serta bahan yang mudah terbakar hingga membuat api terus marak dan berkobar di dalam pabrik.
“Awalnya ada pekerja lepas sedang ngelas dekat ruang penyimpanan busa. Tiba-tiba, percikan api las itu menyambar dan langsung marak. Bahkan, pekerja las itu sempat pingsan dan saya larikan ke luar lalu dibawa ke klinik oleh warga. Namun, dikabarkan dia terkilir di kakinya,” ungkap salah seorang pekerja pabrik dibidang penjahitan, bernama Edi Sianturi (28).

Sementara itu, pekerja pabrik yang lain, Asih mengaku, pasca kebakaran setahun lalu di tempatnya bekerja, membuat dirinya terpaksa menganggur selama 2 bulan. Setelah pabrik tempatnya bekerja itu dibangun kembali meski berpindah lokasi, namun Asih mengaku kembali memliki harapan karena dapat bekerja lagi. Namun, dengan kejadian kali ini, Asih mengaku putus asa karena takut pabrik tempatnya bekerja itu, tidak akan berdiri lagi.

Sementara itu, belum ada keterangan resmi dalam kejadian itu. Pihak kepolisian dan pihak kecamatan yang tiba di lokasi kejadian, mengaku belum dapat memberi keterangan. Bahkan, Kapolsek Percut Seituan, Kompol Erinal yang dikonfirmasi, mengaku tidak tahu hendak memberikan keterangan soal kebakaran itu. Begitu juga dengan Camat Percut Seituan, Darwin Zein yang mengaku tidak bisa memberi keterangan.

“Api saja belum padam dan masih berusaha untuk dipadamkan. Kita akan melakukan penyelidikan atas kejadian ini. Besok (hari ini,Red) baru bisa kita ambil keterangan saksi. Namun sejauh ini kita peroleh informasi tidak ada korban jiwa. Kalau siapa pemilik pabrik ini, saya tidak tahu, “ ungkap Erinal saat berdiri berdampingan dengan Darwin Zein. (mag-10)

MEDAN-Masih ingat peristiwa kebakaran pabrik springbed merk Empire di Jalan Starban II, Kecamatan Medan Polonia, setahun silam? Meski pabrik tersebut sudah pindah lokasi di Jalan Pasar VI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, tapi pabrik ini kembali terbakar, Jumat (26/4) siang di lokasi itu.

TERBAKAR: Pabrik springbed  Jalan Irian Barat, Percut Sei Tuan terbakar, Jumat (26/4). Terhitung, sudah dua kali pabrik ini terbakar.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TERBAKAR: Pabrik springbed di Jalan Irian Barat, Percut Sei Tuan terbakar, Jumat (26/4). Terhitung, sudah dua kali pabrik ini terbakar.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu namun kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena seluruh barang di dalam pabrik beserta bangunan pabrik, ludes terbakar.

Informasi diterima Sumut Pos, saat itu para pekerja sedang sibuk bekerja di dalam pabrik. Tiba-tiba, api muncul dari dalam gudang tempat penyimpanan busa. Busa itu terbakar karena terkena percikan api las. Meski sejumlah karyawan pabrik sempat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, air dan racun api, namun api cepat menyambar dan marak membakar bahan yang mudah terbakar itu.

Melihat api dengan cepat menyambar hampir setiap sudut gudang, ratusan karyawan pabrik milik Fuandy Susanto itu pun berhamburan ke luar pabrik guna menyelamatkan diri. Bahkan, warga sekitar pabrik, termasuk pabrik yang berada dekat lokasi itu, cepat bergerak dan berkemas untuk menyelamatkan diri karena kobaran api begitu besar.

Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian, ratusan orang tampak memadati sekitar pabrik yang terbakar itu. Sementara petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi kejadian, tidak begitu banyak karena lokasinya yang begitu jauh. Begitu juga dengan petugas keamanan dari Polsek Percut Seituan juga tampak di lokasi kejadian, termasuk pihak Kecamatan Percut Seituan. Puluhan drum dikabarkan berisi solar dan tiner, juga tampak tumpah ke parit yang berada di luar pabrik dan menjadi ajang permainan sejumlah anak-anak.

Proses pemadaman api juga terbilang dramatis karena petugas pemadam kebakaran harus berpencar memadamkan api, yaitu dari luar pabrik dan juga dari halaman pabrik. Petugas tidak dapat masuk ke dalam pabrik karena kondisi pabrik yang sebagian besar bahan pembangunan pabrik, terbuat dari seng dan besi serta bahan yang mudah terbakar hingga membuat api terus marak dan berkobar di dalam pabrik.
“Awalnya ada pekerja lepas sedang ngelas dekat ruang penyimpanan busa. Tiba-tiba, percikan api las itu menyambar dan langsung marak. Bahkan, pekerja las itu sempat pingsan dan saya larikan ke luar lalu dibawa ke klinik oleh warga. Namun, dikabarkan dia terkilir di kakinya,” ungkap salah seorang pekerja pabrik dibidang penjahitan, bernama Edi Sianturi (28).

Sementara itu, pekerja pabrik yang lain, Asih mengaku, pasca kebakaran setahun lalu di tempatnya bekerja, membuat dirinya terpaksa menganggur selama 2 bulan. Setelah pabrik tempatnya bekerja itu dibangun kembali meski berpindah lokasi, namun Asih mengaku kembali memliki harapan karena dapat bekerja lagi. Namun, dengan kejadian kali ini, Asih mengaku putus asa karena takut pabrik tempatnya bekerja itu, tidak akan berdiri lagi.

Sementara itu, belum ada keterangan resmi dalam kejadian itu. Pihak kepolisian dan pihak kecamatan yang tiba di lokasi kejadian, mengaku belum dapat memberi keterangan. Bahkan, Kapolsek Percut Seituan, Kompol Erinal yang dikonfirmasi, mengaku tidak tahu hendak memberikan keterangan soal kebakaran itu. Begitu juga dengan Camat Percut Seituan, Darwin Zein yang mengaku tidak bisa memberi keterangan.

“Api saja belum padam dan masih berusaha untuk dipadamkan. Kita akan melakukan penyelidikan atas kejadian ini. Besok (hari ini,Red) baru bisa kita ambil keterangan saksi. Namun sejauh ini kita peroleh informasi tidak ada korban jiwa. Kalau siapa pemilik pabrik ini, saya tidak tahu, “ ungkap Erinal saat berdiri berdampingan dengan Darwin Zein. (mag-10)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/