25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Gempa di Nepal: Dosen USU Selamat

ROBERTO SCHMIDT/afp photo EVAKUASI: Tim penyelamat mengevakuasi korban untuk diterbangkan dengan helikopter di Base Camp Everest, kemarin. Gempa Nepal telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.
ROBERTO SCHMIDT/afp photo
EVAKUASI: Tim penyelamat mengevakuasi korban untuk diterbangkan dengan helikopter di Base Camp Everest, kemarin. Gempa Nepal telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Anggota Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi yang juga Dosen Universitas Sumatera Utara, Ahmad Taufan Damanik terjebak dalam peristiwa gempa yang terjadi Sabtu (25/4) di Pokhara, Nepal.

Beruntung, tidak seperti 2.300 orang lebih lainnya, warga Medan Jalan Stella IV Medan Tuntungan ini selamat.

Kehadiran Taufan Damanik di Nepal untuk mewakili Indonesia pada kegiatan The ASEAN Commission on the Promotion and the Protection of the Rights of Women and Children (ACWC). Dia berada di Nepal karena diundang sebagai pembicara ahli dalam salah satu seminar.

Taufan Damanik mengaku merasakan getaran yang sangat kuat dan panik saat melihat warga sekitar berlarian. “Tiba-tiba gempa keras sekali. Orang-orang berhamburan, saya bersama rekan-rekan saya langsung balik ke hotel di dekat Danau Fewa,” tulisnya di akun facebook.

Dia juga menyebutkan, kepanikan bertambah ketika gempa susulan, sehingga orang-orang masih dilanda ketakutan. “Setiap kali gempa terjadi, orang-orang ketakutan dan lari keluar hotel,” ujarnya. “Saya alhamdulillah aman, sedang di Phokara menikmati kaki Himalaya setelah seminar di Kathmandu,” tambahnya.

Dia menyebutkan, Kota Phokara tak terlalu parah dibandingkan Kathmandu, meski gempanya juga luar biasa kuat. Sebagai kota wisata, Phokara banyak dikunjungi orang asing, hingga kini banyak orang asing merasa panik.

“Saya akan kembali ke Kathmandu, dapat kabar hotel tempat saya menginap juga aman dan Insya Allah bisa kembali ke Indonesia secepatnya,” katanya.

18 WNI Masih Hilang
Gempa yang terjadi di Nepal membawa rasa khawatir pkepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut karena ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) di negeri seribu dewa itu. Menurut informasi terakhir, Kementerian Luar Negeri  (Kemlu) telah mencatat sekitar 47 warga Indonesia yang berlokasi di sana saat bencana terjadi.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, jumlah WNI yang didata oleh pemerintah terus bertambah. Dari pernyataan semula sebanyak 34 WNI, dia sudah ketambahan 13 WNI yang baru tercatat berada di Nepal saat ini. “Sekarang sudah 47 WNI,” terangnya dalam pesan singkat pada Jawa Pos (grup Sumut Pos), kemarin (26/4).

Dia menjelaskan, tambahan informasi tersebut didapatkan dari hasil penelusuran tim PWNI sekaligus laporan yang diterima oleh pemerintah. Sebagian besar tambahan tersebut diakui merupakan rombongan pendaki Gunung Everest. “Misalnya, ada informasi bahwa rombongan dari Wanadri (Organisasi Pecinta Alam) sekitar lima  orang,” ujarnya.

Namun, dia masih enggan mengungkapkan rincian dari tambahan WNI tersebut. Pasalnya, data tersebut terus berubah dalam setiap jamnya. Karena itu, dia mengaku baru bisa mengungkapkannya keesokan harinya. “Yang jelas, saat ini ada sekitar 29 WNI yang sudah ditemukan selamat. Sisanya masih terus kami coba hubungi,” terangnya.

Pihak Kemlu sendiri sudah mencatat 18 orang warga negara Indonesia yang menetap di Nepal. Sedangkan, sisanya adalah delegasi lembaga internasional dan pecinta alam yang biasanya mendaki Gunung Everest. Untuk mendata warga Indonesia yang sedang berada di Nepal pun tak mudah. Sebab, Pemerintah Indonesia hanya punya Konsul Kehormatan yang berkomunikasi dengan Pemerintah Nepal.

“Indonesia tidak memiliki KBRI di Nepal. Upaya penanganan akan dilakukan oleh KBRI di Dhaka, Bangladesh. Mereka akan berkoordinasi melalui Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu,” ungkapnya.

ROBERTO SCHMIDT/afp photo EVAKUASI: Tim penyelamat mengevakuasi korban untuk diterbangkan dengan helikopter di Base Camp Everest, kemarin. Gempa Nepal telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.
ROBERTO SCHMIDT/afp photo
EVAKUASI: Tim penyelamat mengevakuasi korban untuk diterbangkan dengan helikopter di Base Camp Everest, kemarin. Gempa Nepal telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Anggota Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi yang juga Dosen Universitas Sumatera Utara, Ahmad Taufan Damanik terjebak dalam peristiwa gempa yang terjadi Sabtu (25/4) di Pokhara, Nepal.

Beruntung, tidak seperti 2.300 orang lebih lainnya, warga Medan Jalan Stella IV Medan Tuntungan ini selamat.

Kehadiran Taufan Damanik di Nepal untuk mewakili Indonesia pada kegiatan The ASEAN Commission on the Promotion and the Protection of the Rights of Women and Children (ACWC). Dia berada di Nepal karena diundang sebagai pembicara ahli dalam salah satu seminar.

Taufan Damanik mengaku merasakan getaran yang sangat kuat dan panik saat melihat warga sekitar berlarian. “Tiba-tiba gempa keras sekali. Orang-orang berhamburan, saya bersama rekan-rekan saya langsung balik ke hotel di dekat Danau Fewa,” tulisnya di akun facebook.

Dia juga menyebutkan, kepanikan bertambah ketika gempa susulan, sehingga orang-orang masih dilanda ketakutan. “Setiap kali gempa terjadi, orang-orang ketakutan dan lari keluar hotel,” ujarnya. “Saya alhamdulillah aman, sedang di Phokara menikmati kaki Himalaya setelah seminar di Kathmandu,” tambahnya.

Dia menyebutkan, Kota Phokara tak terlalu parah dibandingkan Kathmandu, meski gempanya juga luar biasa kuat. Sebagai kota wisata, Phokara banyak dikunjungi orang asing, hingga kini banyak orang asing merasa panik.

“Saya akan kembali ke Kathmandu, dapat kabar hotel tempat saya menginap juga aman dan Insya Allah bisa kembali ke Indonesia secepatnya,” katanya.

18 WNI Masih Hilang
Gempa yang terjadi di Nepal membawa rasa khawatir pkepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut karena ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) di negeri seribu dewa itu. Menurut informasi terakhir, Kementerian Luar Negeri  (Kemlu) telah mencatat sekitar 47 warga Indonesia yang berlokasi di sana saat bencana terjadi.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, jumlah WNI yang didata oleh pemerintah terus bertambah. Dari pernyataan semula sebanyak 34 WNI, dia sudah ketambahan 13 WNI yang baru tercatat berada di Nepal saat ini. “Sekarang sudah 47 WNI,” terangnya dalam pesan singkat pada Jawa Pos (grup Sumut Pos), kemarin (26/4).

Dia menjelaskan, tambahan informasi tersebut didapatkan dari hasil penelusuran tim PWNI sekaligus laporan yang diterima oleh pemerintah. Sebagian besar tambahan tersebut diakui merupakan rombongan pendaki Gunung Everest. “Misalnya, ada informasi bahwa rombongan dari Wanadri (Organisasi Pecinta Alam) sekitar lima  orang,” ujarnya.

Namun, dia masih enggan mengungkapkan rincian dari tambahan WNI tersebut. Pasalnya, data tersebut terus berubah dalam setiap jamnya. Karena itu, dia mengaku baru bisa mengungkapkannya keesokan harinya. “Yang jelas, saat ini ada sekitar 29 WNI yang sudah ditemukan selamat. Sisanya masih terus kami coba hubungi,” terangnya.

Pihak Kemlu sendiri sudah mencatat 18 orang warga negara Indonesia yang menetap di Nepal. Sedangkan, sisanya adalah delegasi lembaga internasional dan pecinta alam yang biasanya mendaki Gunung Everest. Untuk mendata warga Indonesia yang sedang berada di Nepal pun tak mudah. Sebab, Pemerintah Indonesia hanya punya Konsul Kehormatan yang berkomunikasi dengan Pemerintah Nepal.

“Indonesia tidak memiliki KBRI di Nepal. Upaya penanganan akan dilakukan oleh KBRI di Dhaka, Bangladesh. Mereka akan berkoordinasi melalui Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/