32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Akhir April, Medan Masuki Musim Transisi

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS MENDUNG: Awan tebal menyelimuti Kota Medan terlihat dari gedung tinggi di Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, belum lama ini. Diperkirakan, intensitas hujan pada September mendatang akan semakin tinggi.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Awan tebal menyelimuti Kota Medan terlihat dari gedung tinggi di Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, belum lama ini. Diperkirakan, akhir April ini Medan masuk musim transisi dari kemarau ke hujan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki penghujung akhir bulan April 2016, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan, memprediksi Kota Medan memasuki musim transisi. Di mana, musim kemarau akan berganti menjadi musim penghujan.

“Perkiraan cuaca sudah memasuki musim penghujan, tetapi masih dalam kategori hujan ringan hingga sedang (lokal). Musim penghujan ini berlangsung hingga akhir bulan April. Saat ini, masih dalam musim transisi, kemarau menjadi hujan. Karena, nantinya pada bulan Mei sudah memasuki musin penghujan,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah 1 Medan, Sunardi, Selasa (26/4).

Menurutnya, hujan yang diperkirakan melanda ini tidak disertai angin. Artinya, kecepatan angin masih terbilang normal yaitu 10 knot sampai 15 knot. Sedangkan suhu hujannya 35,2 derajat celcius.

“Beberapa hari yang lalu memang cuaca panas terjadi di Medan dengan suhu mencapai 35,8 derajat celsius. Suhu panas ini sudah maksimal dan tidak melebihi 37 derajat celcius,” tutur Sunardi.

Mengenai ketinggian gelombang air laut, kata Sunardi, masih terbilang normal yakni 0,75 meter hingga 2,5 meter. Untuk ketinggian gelombang yang mencapai 2,5 meter hanya terjadi di lautan Sibolga dan Nias. “Diimbau bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil harus lebih berhati-hati saat melaut di kawasan Sibolga dan Nias. Karena, ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter,” sebutnya.

Dia menambahkan, oleh karena musim penghujan sudah mulai masuk maka masyarakat harus mewaspadai banjir. Masyarakat dapat membersihkan saluran air mereka di rumahnya masing-masing. Sehingga, apabila turun hujan maka air tidak tergenang dan menimbulkan banjir. (ris/ije)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS MENDUNG: Awan tebal menyelimuti Kota Medan terlihat dari gedung tinggi di Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, belum lama ini. Diperkirakan, intensitas hujan pada September mendatang akan semakin tinggi.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Awan tebal menyelimuti Kota Medan terlihat dari gedung tinggi di Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, belum lama ini. Diperkirakan, akhir April ini Medan masuk musim transisi dari kemarau ke hujan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki penghujung akhir bulan April 2016, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan, memprediksi Kota Medan memasuki musim transisi. Di mana, musim kemarau akan berganti menjadi musim penghujan.

“Perkiraan cuaca sudah memasuki musim penghujan, tetapi masih dalam kategori hujan ringan hingga sedang (lokal). Musim penghujan ini berlangsung hingga akhir bulan April. Saat ini, masih dalam musim transisi, kemarau menjadi hujan. Karena, nantinya pada bulan Mei sudah memasuki musin penghujan,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah 1 Medan, Sunardi, Selasa (26/4).

Menurutnya, hujan yang diperkirakan melanda ini tidak disertai angin. Artinya, kecepatan angin masih terbilang normal yaitu 10 knot sampai 15 knot. Sedangkan suhu hujannya 35,2 derajat celcius.

“Beberapa hari yang lalu memang cuaca panas terjadi di Medan dengan suhu mencapai 35,8 derajat celsius. Suhu panas ini sudah maksimal dan tidak melebihi 37 derajat celcius,” tutur Sunardi.

Mengenai ketinggian gelombang air laut, kata Sunardi, masih terbilang normal yakni 0,75 meter hingga 2,5 meter. Untuk ketinggian gelombang yang mencapai 2,5 meter hanya terjadi di lautan Sibolga dan Nias. “Diimbau bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil harus lebih berhati-hati saat melaut di kawasan Sibolga dan Nias. Karena, ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter,” sebutnya.

Dia menambahkan, oleh karena musim penghujan sudah mulai masuk maka masyarakat harus mewaspadai banjir. Masyarakat dapat membersihkan saluran air mereka di rumahnya masing-masing. Sehingga, apabila turun hujan maka air tidak tergenang dan menimbulkan banjir. (ris/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/