25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Dituding Mobilisasi ASN Pemko, Akhyar: Tak Ada Itu!

Ayo memilih

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution akhirnya buka suara juga atas tudingan Ketua DPRD Medan, Henry Jhon Hutagalung, yang menyebut dirinya diduga memobilisasi aparatur sipil negara (ASN) Pemko Medan untuk memenangkan caleg tertentu di daerah pemilihan (dapil) Sumut 2 Medan B.

“Enggak ada itu. Enggak tahu aku,” ucapnya santai, saat ditanya wartawan usai menghadiri acara di Kampus UISU Jalan Sisingamangaraja Medan Jumat (26/4). Sebelumnya, Henry Jhon Hutagalung merasa dicurangi pada Pemilu di Dapil Sumut 2 Medan B yang menaungi 10 kecamatan. Yakni Medan Sunggal, Barat, Helvetia, Tuntungan, Johor, Maimun, Polonia, Baru, Petisah dan Selayang.

Ditanya tentang tuduhan adanya pembiayaan per kecamatan sebesar Rp50 juta, Akhyar meminta wartawan agar menanyakan kembali kepada Henry Jhon. “Manalah ada uang ku?” tanyanya balik.

Ketika dijelaskan bahwa tuduhan pembiayaan uang Rp50 juta untuk operasional itu, menurut Henry Jhon, berasal dari salah satu caleg, Akhyar menolak menjawab dan berlalu dengan cepat.

Dikonfirmasi kembali via pesan whatsapp, Akhyar tak membalas.

Ketua DPRD Kota Medan, Henry Jhon yang kembali dikonfirmasi mengenai bantahan Akhyar, menyatakan sah-sah saja Akhyar membantah. “Itu hak dia,” ujar Henry Jhon.

Yang pasti, kata dia, pihaknya masih proses mengumpulkan alat bukti dan saksi-saksi. “Mudah-mudahan bisa segera terkumpul dan dibuat laporan resmi,” katanya singkat.

Diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan Pileg yang disebut-sebut melibatkan salah satu petinggi di Pemko Medan untuk memobilisasi ASN disampaikan Henry Jhon dalam rapat di Komisi A DPRD Medan bersama jajaran KPU dan Bawaslu Medan, Rabu (24/4).

Mobilisasi dengan bayaran Rp40 juta per kecamatan itu, disebutnya untuk memenangkan caleg berinisial R. Diduga, instruksi pemenangan disampaikan ke camat. Lalu, camat memerintahkan ke lurah. Kemudian lurah kepada kepala lingkungan (kepling). “Untuk bukti belum ada secara tertulis. Namun pengakuan-pengakuan ada ditemukan di lapangan,” ujarnya. (ris)

Ayo memilih

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution akhirnya buka suara juga atas tudingan Ketua DPRD Medan, Henry Jhon Hutagalung, yang menyebut dirinya diduga memobilisasi aparatur sipil negara (ASN) Pemko Medan untuk memenangkan caleg tertentu di daerah pemilihan (dapil) Sumut 2 Medan B.

“Enggak ada itu. Enggak tahu aku,” ucapnya santai, saat ditanya wartawan usai menghadiri acara di Kampus UISU Jalan Sisingamangaraja Medan Jumat (26/4). Sebelumnya, Henry Jhon Hutagalung merasa dicurangi pada Pemilu di Dapil Sumut 2 Medan B yang menaungi 10 kecamatan. Yakni Medan Sunggal, Barat, Helvetia, Tuntungan, Johor, Maimun, Polonia, Baru, Petisah dan Selayang.

Ditanya tentang tuduhan adanya pembiayaan per kecamatan sebesar Rp50 juta, Akhyar meminta wartawan agar menanyakan kembali kepada Henry Jhon. “Manalah ada uang ku?” tanyanya balik.

Ketika dijelaskan bahwa tuduhan pembiayaan uang Rp50 juta untuk operasional itu, menurut Henry Jhon, berasal dari salah satu caleg, Akhyar menolak menjawab dan berlalu dengan cepat.

Dikonfirmasi kembali via pesan whatsapp, Akhyar tak membalas.

Ketua DPRD Kota Medan, Henry Jhon yang kembali dikonfirmasi mengenai bantahan Akhyar, menyatakan sah-sah saja Akhyar membantah. “Itu hak dia,” ujar Henry Jhon.

Yang pasti, kata dia, pihaknya masih proses mengumpulkan alat bukti dan saksi-saksi. “Mudah-mudahan bisa segera terkumpul dan dibuat laporan resmi,” katanya singkat.

Diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan Pileg yang disebut-sebut melibatkan salah satu petinggi di Pemko Medan untuk memobilisasi ASN disampaikan Henry Jhon dalam rapat di Komisi A DPRD Medan bersama jajaran KPU dan Bawaslu Medan, Rabu (24/4).

Mobilisasi dengan bayaran Rp40 juta per kecamatan itu, disebutnya untuk memenangkan caleg berinisial R. Diduga, instruksi pemenangan disampaikan ke camat. Lalu, camat memerintahkan ke lurah. Kemudian lurah kepada kepala lingkungan (kepling). “Untuk bukti belum ada secara tertulis. Namun pengakuan-pengakuan ada ditemukan di lapangan,” ujarnya. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/