MEDAN-Situasi kemacetan yang terjadi di Jalan Balai Kota pada hari pertama pengoperasian Kereta Api Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA), Kamis (25/7), membuat Dinas Perhubungan Kota Medan cepat melakukan evaluasi. Mereka pun memasang spanduk dan menyebarkan selebaran untuk membantu pengendara pada Jumat (26/7).
Pantuan Sumut Pos, arus lalu-lintas di Jalan Balai Kota memang masih padat. Antrean kendaraan masih panjang hingga Jalan Maulana Lubis depan Palladium Plaza. Namun, antrean kendaraan ini disebabkan waktu traffic ligth merah di Simpang Jalan Raden Saleh dan Balai Kota semakin lama.
Di bundaran air mancur depan Kantor Pos Besar Medan telah dipasang spanduk dengan bunyi “Yang Terhormat Pengguna Kendaraan Dengan Tujuan Stasiun Kereta Api BCA, CIMB Niaga, Kantor Pos berputar melalui Jalan HM Yamin sebelum Bank BRI”.
“Pada hari pertama kemarin, banyak pengendara yang bingung. Mereka bertanya darimana lewatnya. Maka pada hari ini (Jumat,Red) kita memasang spanduk dan menyebarkan selebaran berisi rute menuju Jalan Stasiun atau ke kantor yang terletak di Jalan Bukit Barisan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat kepada Sumut Pos, Jumat (26/7).
Pemasangan spanduk itu, lanjutnya, sebagai hasil evaluasi pada Kamis (25/7). “Setelah melihat kondisi kemarin, sorenya kita langsung melakukan evaluasi bersama Satlantas Polresta Medan. Keputusannya, kita memasang spanduk dan membagikan selebaran, karena masih banyak pengendara belum mengerti,” paparnya.
Renward mengklaim, berkat pemberitahuan itu, arus lalu-lintas di Jalan Balai Kota sudah mulai lancar. Begitu juga dengan Jalan Stasiun masih tetap lancar. Namun, dia mengakui masih ada juga yang parkir sembarangan di Jalan Stasiun. “Kalau untuk Jalan Stasiun, dari hari pertama memang sudah lancar, tapi masih ada juga yang parkir sembarangan di depan Stasiun Kereta Api. Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak PT KAI agar melarang parkir di depan stasiun itu,” ungkapnya.
Begitu juga dengan becak bermotor yang banyak parkir sembarangan di Jalan Jawa, Dishub Medan sudah menempatkan petugas untuk menata becak bermotor lebih tertib. “Kemarin, becak bermotor di Jalan Jawa itu memang kurang tertib. Mereka juga memaksa penumpang untuk naik ke becaknya. Ini kan tidak boleh. Jadi, kita sudah mengimbau agar tukang becak itu lebih tertib,” sebutnya.
Untuk keberhasilan konsep ini, pihaknya akan kembali melakukan evaluasi. “Kita lihat dulu dalam beberapa hari ke depan, apakah konsep ini berhasil atau tidak. Kita akan terus melakukan evaluasi untuk mencari jalan terbaik,” tandasnya.
Sedangkan soal Lapangan Merdeka, lanjutnya, tetap akan dipergunakan. “Saya rasa, kemacetan lalulintas yang terjadi di sekitarnya, tidak akan mempengaruhi penggunaan Lapangan Merdeka. Lapangan itu akan tetap dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan massal,” katanya.
Kemacetan di seputaran Lapangan Merdeka seperti Jalan Balai Kota tidak akan berpengaruh. Apalagi, selama ini Lapangan Merdeka telah mempunyai lokasi parkir tersendiri. Lokasi parkir itu berada di sebelah Jalan Bukit Barisann dan Jalan Pulau Pinang. “Seperti biasa, kalau ada pemakian Lapangan Merdeka, kendaraan kan di parkirkan di sebelah Jalan Bukit Barisan dan Jalan Pulau Pinang. Sekarang, juga akan parkir di situ,” jelasnya.
Sesuai dengan skema dan konsep yang dibuat Dinas Perhubungan Kota Medan, Jalan Bukit Barisan dan Pulau Pinang adalah lokasi parkir, jadi tidak akan mempengaruhi parkir penggunaan Lapangan Merdeka. “Lagipula, sesuai dengan konsep Dishub dan Satlantas kedua jalan itu tetap diperbolehkan parkir. Jadi soal parkir tidak akan mempengaruhi parkir pengguna Lapangan Merdeka itu. Apalagi, kemacetan itu hanya akan berlangsung dalam beberapa minggu ini, sedangkan kedepan akan lancar lagi. Namanya juga konsep baru, ya masyarakat belum mengerti,” sebutnya.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Kota Medan Bakti Alamsayah menilai, konsep penanganan lalu-lintas di Seputaran Lapangan Merdeka pada hari pertama pengoperasian Kereta Api KNIA belum berhasil, karena masih terjadi kemacetan. “Perlu kajian lebih dalam lagi. Arus lalu-lintas di Jalan Balai Kota kemarin mengalami kemacetan luar biasa. Sepertinya, penangannya dilakukan dadakan, sehingga masih banyak pengendara yang bingung,” katanya.
Sedangkan Kepala Satuan Lalu Lintas, Kompol Budi Hendrawan mengatakan kalau pihaknya juga sudah memasang spanduk di sejumlah titik dan membagi-bagikan brosur, sebagai pemberitahuan perubahan arus lalu lintas pada Jumat(26/7), kemarin.
Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga akan mengambil langkah pada parkir berlapis di seputaran stasisun kereta api, kantor pos dan lapangan merdeka Medan. Begitu juga parkir berlapis di seputaran pasar perniagaan (pajak ikan lama), juga akan disikapi oleh pihaknya. “Saya sudah menempatkan personel di titik-titik parkir berlapis. Namun, Budi menyebut kalau langkah yang akan diambil pihaknya, masih pada himbauan akan larangan parkir berlapis itu. Kita juga melakukan tindakan tegas bagi yang membandel,” ungkap Budi.
Pemerhati dari Universitas Panca Budi ini menilai, konsep yang diterapkan sepertinya tidak mempertimbangkan efek dari penekanan kemacetan di Jalan Stasiun, sehingga kendaraan menumpuk di Jalan Balai Kota. “Saya menilai, pengalihan arus di Jalan Bukit Barisan itu justru membuat tumpukan kendaraan bertambah di Jalan Balai Kota. Mungkin Dishub harus mencari solusi lain,” paparnya. (dek/mag-10)