31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Ketahanan Aspal hingga 10 Tahun, 148 KM Ditargetkan Rampung Tahun Ini

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Sumatera Utara, Bambang Pardede, memaparkan progres pengerjaan proyek jalan dan jembatan senilai Rp2,7 triliun. Tahun ini, Bambang menargetkan, sekitar 148,5 km atau 33 persen dari total panjang pekerjaan jalan 450 km, akan selesai dengan estimasi biayanya Rp900 miliar.

Menurut Bambang, pembangunan jalan di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang,saat ini masih terus berjalan. “Progres yang kita lakukan saat ini adalah pekerjaan awal, yakni pekerjaan fungsional jalan. Yakni mengerjakan penutupan lubang, baik dengan base maupun dengan aspal,” kata Bambang bersama pihak PT Waskita Karya (Persero), didampingi Plt Kadis Kominfo Sumut, Kaiman Turnip dan Kabid Harvina Zuhra kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Selasa (26/7) sore.

Pekerjaan fungsional jalan tersebut, jelas Bambang, adalah perataan permukaan dan perkerasan jalan, perapian bahu jalan (land clearing), dan penggalian saluran drainase. “Seperti kondisi eksisting jalan kita sekarang, tidak hanya tumbuh vegetasi, tetapi sampai tumbuh pohon. Jadi kita lakukan pekerjaan awal dulu barulah diaspal,” jelas Bambang.

Hal itu dilakukan, kata Bambang, bertujuan supaya aspal yang dihasilkan lebih maksimal dan kualitasnya terbaik. “Masyarakat pengguna jalan sudah bisa merasakan manfaatnya, walaupun belum optimal yaitu lubang-lubang sudah kita minimalisir,” ucap Bambang.

Dia juga menjelaskan, jalan rusak banyak diakibatkan oleh air. Sehingga dilakukan pengairan yang baik dengan membangun drainase di sekitar jalan. Drainase dibangun, air dialirkan ke sungai. “Dan terakhir adalah normalisasi sungai, jadi badan jalan lobang ditutup, lalu air mengalir melalui bahu jalan nanti dengan kemiringan yang kita buat walaupun belum permanen. Lalu akan mengalir ke sela samping, dia akan menuju ke saluran pembuangan alamiah, berupa sungai atau cekungan,” jelas Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, proyek jalan sepanjang 450 km tersebut, dikerjakan dengan metode design & build (rancang bangun) terintegrasi dan secara multiyears. Sumber dananya dari APBD Sumut. Pada tahun 2022 ini, kata Bambang yang juga didampingi KPA Proyek Rp2,7 triliun, Marlindo Harahap, sekitar 148,5 km atau 33% dari total panjang pekerjaan jalan 450 km, ditargetkan telah selesai. Estimasi biayanya Rp 900 miliar.

Ia mengatakan 33% panjang jalan itu terdiri atas 53 ruas, di antaranya Jalan Jurusan Sp Tongkoh (Tahura)-Sp. Sinaman di Karo 5 km dan Jalan Alternatif Medan-Brastagi dari Kutalimbaru 12,67 km.

Kemudian Ruas Jalan Batas Pematang Siantar-Pematang Raya, Ruas Batas Pematang Siantar-Tanah Jawa, Ruas Tanah Jawa-Batas Asahan, Jalan PLTA Sidikalang dan Ruas Gunung Tua-Binanga Padang Lawas. Persisnya untuk pengaspalan tahun ini, kata Bambang, akan dimulai pada minggu keempat Bulan Agustus. “Bahkan ya ada beberapa ruas sudah bisa selesai di akhir Agustus ini,” jelas Bambang.

Namun secara keseluruhan, proyek jalan 450 km itu sudah harus rampung pada Juli 2022 atau paling lama September 2023. Hal itu sesuai arahan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Disinggung terkait dengan kualitas aspal dalam pembangunan atau perbaikan jalan di Sumut ini, Bambang mengatakan, sesuai desain atau rancangan, ketahanan aspal yang ditangani ini bisa mencapai 10 tahun. “Jalan maksimal 10 tahun, 10 tahun ke depan pasti ada yang berbeda. Tapi, kita desain 10 tahun,” katanya.

Hal ini kata Bambang, sesuai keinginan Gubernur Sumut Edy Rahyamadi dan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, seluruh jalan provinsi dibangun dengan baik. Namun, ada keterbatasan anggaran. Sehingga jalan prioritas dibangun seperti jalan di lokasi pariwisata, jalan daerah pertanian unggul, dan jalan daerah tertinggal.

“Jadi kita sangat berharap ini, beberapa jalan yang dibangun ini salahnya satunya adalah akses pariwisata, seperti ke Langkat. Ini sayang sekali kalau, tenyata kita bangun jalan hanya 4,5 meter tidak bisa kita optimalkan. Begitu juga dengan jalan pertanian yang merupakan konektivitas jalan nasional. Sayang sekali, kalau kenderaan yang lewat itu hanya bisa pick up. Kita ingin kenderaan besar melewat,” tandas Bambang.

Sebagaimana diketahui, proyek Rp2,7 triliun adalah pembangunan jalan dan jembatan provinsi untuk kepentingan strategis saerah Provinsi Sumut, dilaksanakan secara multiyears (2022-2024). PT Waskita Karya memenangkan pekerjaan itu dengan nilai kontrak Rp2,624 triliun, yakni meliputi pekerjaan jalan 450 km, pekerjaan jembatan 20 unit dan 71 km drainase.

Adapun Waskita Karya selaku kontraktor utama, bekerjasama dengan PT SMJ dan PT Utama. Kemudian Konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT Citra Diecona Kso PT Perentjana Tjaja. Tak hanya itu, baik untuk pekerjaan konstruksi dan manajemen konstruksi, tambah Bambang, juga melibatkan penyedia jasa lokal (kontraktor, konsultan, pengusaha meterial, pemilik AMP dan juga penduduk setempat. (gus/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Sumatera Utara, Bambang Pardede, memaparkan progres pengerjaan proyek jalan dan jembatan senilai Rp2,7 triliun. Tahun ini, Bambang menargetkan, sekitar 148,5 km atau 33 persen dari total panjang pekerjaan jalan 450 km, akan selesai dengan estimasi biayanya Rp900 miliar.

Menurut Bambang, pembangunan jalan di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang,saat ini masih terus berjalan. “Progres yang kita lakukan saat ini adalah pekerjaan awal, yakni pekerjaan fungsional jalan. Yakni mengerjakan penutupan lubang, baik dengan base maupun dengan aspal,” kata Bambang bersama pihak PT Waskita Karya (Persero), didampingi Plt Kadis Kominfo Sumut, Kaiman Turnip dan Kabid Harvina Zuhra kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Selasa (26/7) sore.

Pekerjaan fungsional jalan tersebut, jelas Bambang, adalah perataan permukaan dan perkerasan jalan, perapian bahu jalan (land clearing), dan penggalian saluran drainase. “Seperti kondisi eksisting jalan kita sekarang, tidak hanya tumbuh vegetasi, tetapi sampai tumbuh pohon. Jadi kita lakukan pekerjaan awal dulu barulah diaspal,” jelas Bambang.

Hal itu dilakukan, kata Bambang, bertujuan supaya aspal yang dihasilkan lebih maksimal dan kualitasnya terbaik. “Masyarakat pengguna jalan sudah bisa merasakan manfaatnya, walaupun belum optimal yaitu lubang-lubang sudah kita minimalisir,” ucap Bambang.

Dia juga menjelaskan, jalan rusak banyak diakibatkan oleh air. Sehingga dilakukan pengairan yang baik dengan membangun drainase di sekitar jalan. Drainase dibangun, air dialirkan ke sungai. “Dan terakhir adalah normalisasi sungai, jadi badan jalan lobang ditutup, lalu air mengalir melalui bahu jalan nanti dengan kemiringan yang kita buat walaupun belum permanen. Lalu akan mengalir ke sela samping, dia akan menuju ke saluran pembuangan alamiah, berupa sungai atau cekungan,” jelas Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, proyek jalan sepanjang 450 km tersebut, dikerjakan dengan metode design & build (rancang bangun) terintegrasi dan secara multiyears. Sumber dananya dari APBD Sumut. Pada tahun 2022 ini, kata Bambang yang juga didampingi KPA Proyek Rp2,7 triliun, Marlindo Harahap, sekitar 148,5 km atau 33% dari total panjang pekerjaan jalan 450 km, ditargetkan telah selesai. Estimasi biayanya Rp 900 miliar.

Ia mengatakan 33% panjang jalan itu terdiri atas 53 ruas, di antaranya Jalan Jurusan Sp Tongkoh (Tahura)-Sp. Sinaman di Karo 5 km dan Jalan Alternatif Medan-Brastagi dari Kutalimbaru 12,67 km.

Kemudian Ruas Jalan Batas Pematang Siantar-Pematang Raya, Ruas Batas Pematang Siantar-Tanah Jawa, Ruas Tanah Jawa-Batas Asahan, Jalan PLTA Sidikalang dan Ruas Gunung Tua-Binanga Padang Lawas. Persisnya untuk pengaspalan tahun ini, kata Bambang, akan dimulai pada minggu keempat Bulan Agustus. “Bahkan ya ada beberapa ruas sudah bisa selesai di akhir Agustus ini,” jelas Bambang.

Namun secara keseluruhan, proyek jalan 450 km itu sudah harus rampung pada Juli 2022 atau paling lama September 2023. Hal itu sesuai arahan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Disinggung terkait dengan kualitas aspal dalam pembangunan atau perbaikan jalan di Sumut ini, Bambang mengatakan, sesuai desain atau rancangan, ketahanan aspal yang ditangani ini bisa mencapai 10 tahun. “Jalan maksimal 10 tahun, 10 tahun ke depan pasti ada yang berbeda. Tapi, kita desain 10 tahun,” katanya.

Hal ini kata Bambang, sesuai keinginan Gubernur Sumut Edy Rahyamadi dan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, seluruh jalan provinsi dibangun dengan baik. Namun, ada keterbatasan anggaran. Sehingga jalan prioritas dibangun seperti jalan di lokasi pariwisata, jalan daerah pertanian unggul, dan jalan daerah tertinggal.

“Jadi kita sangat berharap ini, beberapa jalan yang dibangun ini salahnya satunya adalah akses pariwisata, seperti ke Langkat. Ini sayang sekali kalau, tenyata kita bangun jalan hanya 4,5 meter tidak bisa kita optimalkan. Begitu juga dengan jalan pertanian yang merupakan konektivitas jalan nasional. Sayang sekali, kalau kenderaan yang lewat itu hanya bisa pick up. Kita ingin kenderaan besar melewat,” tandas Bambang.

Sebagaimana diketahui, proyek Rp2,7 triliun adalah pembangunan jalan dan jembatan provinsi untuk kepentingan strategis saerah Provinsi Sumut, dilaksanakan secara multiyears (2022-2024). PT Waskita Karya memenangkan pekerjaan itu dengan nilai kontrak Rp2,624 triliun, yakni meliputi pekerjaan jalan 450 km, pekerjaan jembatan 20 unit dan 71 km drainase.

Adapun Waskita Karya selaku kontraktor utama, bekerjasama dengan PT SMJ dan PT Utama. Kemudian Konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT Citra Diecona Kso PT Perentjana Tjaja. Tak hanya itu, baik untuk pekerjaan konstruksi dan manajemen konstruksi, tambah Bambang, juga melibatkan penyedia jasa lokal (kontraktor, konsultan, pengusaha meterial, pemilik AMP dan juga penduduk setempat. (gus/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/