Setiap Hari 150 TKI Tinggalkan Medan
MEDAN-Hingar bingar arus mudik dan balik Lebaran tahun 2012 sudah hampir usai. Di Bandara Polonia, arus balik menunjukan kepadatan. Tidak ketinggalan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), sedikitnya 150 orang berangkat setiap harinya untuk kembali mencari di luar negeri.
“Jadi sebelum mereka (TKI) diberangkatkan, kita terlebih dahulu akan melakukan pendataan serta memberi mereka kartu tanda tenaga kerja luar negeri,” ujar Petugas Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Sumatera Utara, Zulkarnaen Harahap, Minggu (26/8).
Menurut Zulkarnaen, sejak H+3 lebaran, ratusan TKI mulai berangsur meninggalkan Kota Medan. Umumnya para TKI bekerja di Malaysia. Guna mendata para TKI tersebut, BP3TKI Sumut juga telah menambah personelnya untuk kembali mendata para TKI yang akan berangkat ke luar negeri melalui Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Polonia Medan.
“Per harinya, ada 150 TKI yang berangkat. Petugas juga kita tambah. Selain melakukan pendataan, kita juga berikan bantuan dan pengarahan bagi TKI yang akan ke luar negeri untuk kembali bekerja. Umumnya mereka bekerja di Malaysia. Karena rata-rata mereka harus kembali bekerja pada Senin ini,” ucapnya.
Arus Balik TKI hingga September
Zulkarnaen yakin kalau jumlah TKI yang berangkat pasti akan bertambah. Bahkan, arus balik akan terus berlangsung hingga September. “Ini disebabkan para TKI kembali ke luar negeri berbeda waktu. Ada yang satu minggu ada juga yang hingga sebulan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Posko Bandara Polonia Medan yang juga Staff OIC Duty Manager Bandara Polonia Medan, Ali Sofian, mengatakan puncak arus balik terjadi kemarin, Minggu (26/8). Untuk itu, pihak Bandara Polonia menambah beberapa maskapai penerbangan disejumlah rute keberangkatan. “Hari ini (kemarin, Red) puncak arus balik, terjadi lonjakan yang signifikan di keberangkatan domestik, sedangkan untuk keberangkatan internasional ini keberangkatan TKI yang bekerja di Malaysia,” ucapnya.
Berdasarkan data yang diperoleh di Posko Bandara Polonia Medan, menunjukkan lonjakan penumpang hingga mencapai 10.827 penumpang pada keberangkatan domestik dari 77 pesawat yang disediakan. Angka kenaikan penumpang tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni 8.674 penumpang dari 67 pesawat yang disediakan.
Tidak jauh berbeda dengan keberangkatan internasional, lonjakan keberangkatan penumpang pada tahun ini sebanyak 1818 dari 20 maskapai penerbangan yang disediakan. Sedangkan pada tahun lalu, jumlah penumpang sebanyak 1648 orang dari 21 pesawat.
Sementara itu pada kedatangan domestik juga mengalami kenaikan. Tercatat sebanyak 9.127 penumpang dari 78 pesawat yang disediakan pihak maskapai tiba di Bandara Polonia Medan. “Terjadi peningkatan penumpang pada tahun ini. Dari tahun sebelumnya, yakni 7535 penumpang dari 67 pesawat yang disediakan,” ucap Ali.
Untuk kedatangan Internasional, Posko Bandara Polonia Medan mencatat sebanyak 3234 penumpang dari 22 maskapai penerbangan yang disediakan. Sedangkan pada tahun lalu, sebanyak 2671 penumpang yang datang menuju Kota Medan dari 20 maskapai pesawat yang disediakan.
Jumlah Pemudik Sumut Menurun
Meski begitu, secara keseluruhan jumlah pemudik dari dan ke Sumut menurun dibanding tahun lalu. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Sumatera Utara (Dishubsu) hingga H+6, Sabtu (25/8), untuk angkutan jalan, total keseluruhan arus balik dan arus mudik penumpang mengalami penurunan sebesar 6.18 persen dari tahun 2011 lalu. Untuk 2011 lalu, total keseluruhan penumpang dari H-7 hingga H+6 sebanyak 406.888 orang, sedangkan untuk tahun ini hanya tercatat 381.734 penumpang.
Untuk angkutan kereta api, dari rentang waktu yang sama, juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dari tahun 2011 ke tahun ini, jumlah penurunan sebesar 26.94 persen. Pada 2011 tercatat, jumlah penumpang sebanyak 146.893 orang, sedangkan pada tahun ini hanya berkisar 107.316 orang.
Begitupun pemudik yang menggunakan jasa bus. Meski mengalami penurunan jumlah penumpang, namun secara persentase global masih tertinggi dibanding jasa angkutan lainnya seperti kereta api, angkutan laut, dan udara. Untuk persentase pengguna bus persentasenya sebesar 48.91 persen. Di urutan kedua adalah jasa angkutan udara sebesar 37.33 persen, kemudian kereta api sebesar 12.33 persen dan terakhir adalah angkutan laut 1.42 persen.
Berbeda dengan angkutan jalan dan kereta api, untuk jalur laut ada peningkatan jumlah penumpang yaitu sebesar 28.99 persen. Diketahui, pada 2011, pemudik yang menggunakan jasa angkutan laut sebanyak 7.973 orang. pada tahun ini menjadi 10.284 orang. Artinya, bertambah sebanyak 2.311 orang penumpang. Namun, jumlah tersebut masih lebih sedikit jika dibandingkan pada arus mudik dan arus balik dua tahun sebelumnya, yakni 2010 yang mencapai 12.848.
Kasubdis Darat Dinas Perhubungan Sumut, Darwin Purba, mengaku belum bisa memberikan data resmi terkait jalur balik. Pasalnya, jumlah penumpang untuk H+7 masih belum final. “Jumlahnya cukup banyak. Tapi masih bisa ditampung oleh armada reguler yang ada,” tegasnya, kemarin.
“Arus balik hari ini (kemarin, Red) didominasi untuk penumpang jarak pendek dengan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),” tambahnya.
1.824 Penumpang Tiba di Belawan
Selain itu, di Belawan juga ada kapal yang merapat. Adalah kapal motor (KM) Kelud dari Batam dan Tanjung Priok yang merapat di terminal penumpang domestik Pelabuhan Belawan, Minggu (26/8) kemarin dengan membawa 1.824 penumpang.
“Jumlah arus balik belum menunjukan terjadi lonjakan, para penumpang yang turun hanya sekitar 1.824 orang. Kita memprediksikan kepadatan jumlah penumpang akan terjadi pada 28-30 Agustus” kata Manajer PT Pelni Cabang Medan, Budandi.
Pada puncak arus balik nantinya, sebut dia, selain diangkut KM Kelud penumpang juga akan dilayani oleh kapal tambahan KM Ceremai. Untuk tiket kapal KM Kelud penjualan tiketnya sudah lebih 50 persen dari 2.655 jumlah tiket kapal yang disediakan.”Pemesanan tiket kapal untuk keberangkan KM Kelud terus meningkat tajam atau lebih dari 50 persen dari jumlah tiket yang tersedia,” ungkapnya.
Berbeda dengan KM Kelud, penjualan tiket kapal KM Ceremai justru minim. Padahal Pelni menetapkan harga yang sama untuk tiket KM Kelud maupun KM Ciremai rute Belawan-Batam-Tanjung Balai Karimun-Tanjung Priok. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan penumpang kapal KM Ceremai, Pelni kemudian melakukan langkah penghentian sementara terhadap penjualan tiket KM Kelud.
Korban Tewas Mencapai 76 Orang
Sementara itu, hingga hari ke-15 pelaksanaan Operasi Ketupat Toba 2012 atau H+6 lebaran, korban tewas akibat kecelakaan lalulintas (lakalantas) di wilayah Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Data yang kembali dihimpun Sumut Pos dari Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu), jumlah pengendara yang tewas akibat lakalantas kini berjumlah 76 orang. Jumlah itu adalah perhitungan Ditlantas Poldasu terhitung dari 11 sampai 25 Agustus 2012.
Kasubdit Pengelola Informasi dan Data (PID) Poldasu, AKBP MP Nainggolan mengatakan, jumlah 76 orang yang tewas itu terangkum dalam 262 kecelakaan lalulintas yang terjadi di wilayah hukum Poldasu.
“76 orang yang tewas ini terlibat dalam 262 kasus kecelakaan lalulintas. Sementara ada 193 orang mengalami luka berat dan 359 orang lainnya mengalami luka ringan. Kalau kerugian materil akibat lakalantas sejauh ini sudah mencapai Rp865.420.000,” ujar Nainggolan, kemarin siang.
Sama halnya dengan jumlah korban tewas akibat akalantas, jumlah pelanggaran lalu lintas di Sumut juga terus mengalami peningkatan. Data yang terhimpun di Ditlantas Poldasu menyebutkan, angka pelanggaran lalulintas kini sudah berada di angka 11.048 pelanggaran.
“Umumnya pelanggaran ini didominasi pengendara sepeda motor. Pelanggaran itu seperti tidak memakai helm, menerobos lampu merah, tidak menghidupkan lampu di siang hari dan kelengkapan surat-surat kendaraan,” sebut Nainggolan.
Dari jumlah pelanggaran lalulintas itu, Nainggolan menyebut ada 6627 pelanggaran dilakukan tindak langsung (tilang), sementara 4421 pelanggaran lainnya hanya diberi teguran oleh petugas.
Sementara itu, Kabag Bin Opsnal Ditlantas Poldasu AKBP Achmad Nurdin menyebut, korban tewas akibat lakalantas ini lebih disebabkan pada kelalaian si pengendara. “Dari data yang kami himpun faktor kelalaian manusia menjadi penyebab utama lakalantas. Korban tewas lebih banyak pengendara roda dua ketimbang pengendara roda empat,” ujarnya. (far/ari/mag-17/mag-12)