25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Generasi Milenial Harus Cinta Bahasa Indonesia

SERIUS: Kepala Balai Bahasa Sumut Dr Fairul Zabadi (kiri) serius memperhatikan peserta lomba debat bahasa Indonesia, dalam kegiatan Pekan Bahasa dan Sastra 2018, Rabu (26/9).(Foto : Bagus Syahputra/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Bahasa Sumatera Utara (Sumut) kembali menggelar Pekan Bahasa dan Sastra 2018. Ajang kegiatan yang menyambut Bulan Bahasa dan Sastra ini, diadakan berbagai perlombaan kreativitas para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum, yang digelar 26-27 September 2018.

Kepala Balai Bahasa Sumut Dr Fairul Zabadi mengungkapkan, adapun perlombaan yang diadakan antara lain, berdendang tradisi lisan untuk umum, berbalas pantun untuk siswa SMA/SMK sederajat, cerdas cermat bahasa Indonesia untuk SMP sederajat, debat bahasa Indonesia untuk mahasiswa, mendongeng bagi guru PAUD/TK/RA dan reportase untuk masyarakat umum.

“Peserta yang mendaftar ada dari 15 kabupaten/kota di Sumut, jumlahnya diperkirakan mencapai seribu orang lebih,” kata Fairul di sela-sela kegiatan, Rabu (26/9).

Ia mengaku, animo peserta yang mendaftar pada tahun ini sangat tinggi. Sebab, dari kuota yang disediakan hanya 30-40 ternyata pendaftar mencapai 50 calon peserta. “Panitia terpaksa melakukan seleksi kepada para calon peserta yang mendaftarkan karena kuota yang tersedia tidak mencukupi. Calon peserta yang terbaik tentu lolos menjadi peserta,” tuturnya.

Menurut Fairul, dengan adanya kegiatan ini diharapkan akan muncul generasi muda yang menjaga nilai keutuhan bahasa dan sastra di Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan slogan yang telah dibuat yaitu, utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing.

“Siapapun dan tidak pandang bulu harus mengutamakan Bahasa Indonesia. Kemudian, melestarikan bahasa daerah sebagai ciri budaya yang harus dipertahankan dan mau tidak mau harus kita jaga bersama. Kuasai bahasa asing menjadi keharusan agar tidak tertinggal dengan dunia luar,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Kemendikbud Prof Ghufran Ali Ibrahim mengatakan, Pekan Bahasa dan Satra yang digelar Balai Bahasa Sumut ini menjadi bagian penting bagi program pihaknya. Tujuannya, tak lain untuk memartabatkan bahasa Indonesia melalui pengembangan atau kreativitas karya-karya sastra.

“Kegiatan ini menjadi bagian untuk memastikan selapis generasi milenial agar lebih mencintai bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional yang merekatkan kebhinekaan. Selain itu, menanamkan keluhuran budi pekerti lewat karya dan apresiasi sastra,” kata Ghufran yang ikut hadir.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini juga sebagai upaya mendorong pendidikan karakter anak bangsa. Dengan begitu, akan tumbuh generasi penerus yang diharapkan memiliki nilai-nilai kebaikan.(gus/azw)

 

 

SERIUS: Kepala Balai Bahasa Sumut Dr Fairul Zabadi (kiri) serius memperhatikan peserta lomba debat bahasa Indonesia, dalam kegiatan Pekan Bahasa dan Sastra 2018, Rabu (26/9).(Foto : Bagus Syahputra/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Bahasa Sumatera Utara (Sumut) kembali menggelar Pekan Bahasa dan Sastra 2018. Ajang kegiatan yang menyambut Bulan Bahasa dan Sastra ini, diadakan berbagai perlombaan kreativitas para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum, yang digelar 26-27 September 2018.

Kepala Balai Bahasa Sumut Dr Fairul Zabadi mengungkapkan, adapun perlombaan yang diadakan antara lain, berdendang tradisi lisan untuk umum, berbalas pantun untuk siswa SMA/SMK sederajat, cerdas cermat bahasa Indonesia untuk SMP sederajat, debat bahasa Indonesia untuk mahasiswa, mendongeng bagi guru PAUD/TK/RA dan reportase untuk masyarakat umum.

“Peserta yang mendaftar ada dari 15 kabupaten/kota di Sumut, jumlahnya diperkirakan mencapai seribu orang lebih,” kata Fairul di sela-sela kegiatan, Rabu (26/9).

Ia mengaku, animo peserta yang mendaftar pada tahun ini sangat tinggi. Sebab, dari kuota yang disediakan hanya 30-40 ternyata pendaftar mencapai 50 calon peserta. “Panitia terpaksa melakukan seleksi kepada para calon peserta yang mendaftarkan karena kuota yang tersedia tidak mencukupi. Calon peserta yang terbaik tentu lolos menjadi peserta,” tuturnya.

Menurut Fairul, dengan adanya kegiatan ini diharapkan akan muncul generasi muda yang menjaga nilai keutuhan bahasa dan sastra di Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan slogan yang telah dibuat yaitu, utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing.

“Siapapun dan tidak pandang bulu harus mengutamakan Bahasa Indonesia. Kemudian, melestarikan bahasa daerah sebagai ciri budaya yang harus dipertahankan dan mau tidak mau harus kita jaga bersama. Kuasai bahasa asing menjadi keharusan agar tidak tertinggal dengan dunia luar,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Kemendikbud Prof Ghufran Ali Ibrahim mengatakan, Pekan Bahasa dan Satra yang digelar Balai Bahasa Sumut ini menjadi bagian penting bagi program pihaknya. Tujuannya, tak lain untuk memartabatkan bahasa Indonesia melalui pengembangan atau kreativitas karya-karya sastra.

“Kegiatan ini menjadi bagian untuk memastikan selapis generasi milenial agar lebih mencintai bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional yang merekatkan kebhinekaan. Selain itu, menanamkan keluhuran budi pekerti lewat karya dan apresiasi sastra,” kata Ghufran yang ikut hadir.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini juga sebagai upaya mendorong pendidikan karakter anak bangsa. Dengan begitu, akan tumbuh generasi penerus yang diharapkan memiliki nilai-nilai kebaikan.(gus/azw)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/