MEDAN- Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini dipengaruhi topograpi Sumatera Utara khususnya Medan diapit Selat Malaka dan Pegunungan Bukit Barisan. Demikian diungkapkan Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Polonia Medan Mega Sirait, Jumat (26/10) siang. “Masih berpeluang hujan yang cukup deras,” katanya.
Dijelaskannya, hujan yang terjadi di Sumut sudah merata dan yang paling tinggi durasi hujannya di wilayah pesisir pantai timur seperti Medan, Deliserdang, Langkat, Sergai dan Asahan. “Daerah tersebut juga berpeluang hujan disertai dengan angin kencang,” jelasnya.
Mega mengakui, penyebab utama hujan disertai angin kencang dan cuaca ekstrim karena wilayah Sumut terbentuk arus udara masuk sehingga uap air cukup tinggi. Kondisi ini membuat udara labil sehingga pembentukan awan cukup kuat.
“Untuk Medan sendiri karena dipengaruhi topografi Medan yang berada diantara Selat Malaka dan Pegunungan Bukit Barisan yang berpotensi terciptanya awan yang cukup kuat,” bebernya.
Mega menuturkan, hujan Medan cenderung terjadi sore dan malam hari. “Masyarakat Medan dihimbau agar waspada banjir dan hujan yang disertai dengan angin kencang khususnya di pinggiran,” himbaunya.
Untuk jarak pandang, Mega mengakui, jarak pandang di saat cuaca ekstrim itu sekitar 1 Km cuaca ekstrim dan saat ini jarak pandang masih aman.
“Untuk jarak pandang penerbangan jarak pandang yang tak bagus itu yakni rata-rata di bawah 1000 meter dan itu sudah berpotensi mengganggu penerbangan. Tapi sejauh ini jarak pandang masih aman dan tak mengganggu di kisaran 4 Km,” pungkasnya.
Untuk suhu sendiri, Mega Sirait menuturkan, suhu pagi 27-28 derajat Celsius, siang maksimal 32 derajat Celsiu dan malam 24-28 derajat Celsius.
“Kecepatan angin mencapai 25 knot atau sekitar 37 Km/jam. Daerah yang berpotensi longsor yakni Langkat, Dairi, Karo, Taput dan Tapteng,” bebernya.
Hal senada juga diucapkan Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hendra Swarta. “Cuaca seperti ini akan berlangsung sepekan kedepan dan hujan juga diprediksi turunnya malam dan pagi harinya. Kepada warga juga diminta agar tetap waspadai banjir seperti yang tinggal dipinggiran dan yang tinggal ditepi sungai atau tepi pantai,” jelasnya.
Terkait libur Idul Adha 1933 H Hendra mengingatkan agar warga Medan yang liburan ke puncak gunung harus berhati-hati karena berpotensi tanah longsor.
“Karena November dan Desember dipastikan hujan sedang terus berlangsung. Makanya daerah puncak guna rawan. Wisatawan harus berhati-hati menyikapi kondisi ini,” katanya.(jon)