26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Honor Guru Tidak Lebih dari Rp500 Ribu

Calon Guru Tuntut Kesejahteraan

MEDAN – Puluhan calon guru dari Universitas Negeri Medan (Unimed), menuntut pemerintah untuk serius dalam memperjuangkan nasib para guru. Tuntutan tersebut disuarakan para guru dengan menggelar aksi, di Bundaran Air Pancur Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (26/11).

Para calon guru tersebut menyatakan, kesejahteraan para guru terlebih guru honor di Medan dan Sumatera Utara (Sumut), masih jauh dari harapan.

Selain itu, massa aksi juga menilai organisasi-organisasi yang sejatinya sebagai wadah berhimpun para guru, ternyata sampai saat ini belum mampu memperjuangkan nasib guru, khususnya para guru honor.
“Bagaimana para guru bisa sejahtera? Apalagi guru-guru honor yang honornya saja masih jauh dari harapan. Tidak sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP). Bayangkan saja, masih ada guru honor di Sumut gajinya tidak lebih dari Rp500 ribu per bulan,” tandas Koordinator aksi,  Reza Gea dalam orasinya.

Selain itu, kata Reza, program sertifikasi guru yang semestinya dijalankan pemerintah, nyatanya hanya sebatas penghamburan uang negara. Karena pada kenyataannya, program itu gagal dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut.
Reza Gea juga menyebutkan, keberadaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat ke pemerintah daerah, malah pada akhirnya menyebabkan banyak pelaku-pelaku korupsi.

Dikatakannya, itu disebabkan pengelolaan dana tersebut bukan pada ahlinya. “Bagaimana bisa terealisasi, yang mengelola bukan ahlinya,’’  tandasnya. Aksi tersebut pada akhirnya  menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan. Itu dikarenakan, para pengunjukrasa memblokir sebagian badan jalan dengan kendaraan yang dikendarai para mahasiswa tersebut. (ari)

Calon Guru Tuntut Kesejahteraan

MEDAN – Puluhan calon guru dari Universitas Negeri Medan (Unimed), menuntut pemerintah untuk serius dalam memperjuangkan nasib para guru. Tuntutan tersebut disuarakan para guru dengan menggelar aksi, di Bundaran Air Pancur Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (26/11).

Para calon guru tersebut menyatakan, kesejahteraan para guru terlebih guru honor di Medan dan Sumatera Utara (Sumut), masih jauh dari harapan.

Selain itu, massa aksi juga menilai organisasi-organisasi yang sejatinya sebagai wadah berhimpun para guru, ternyata sampai saat ini belum mampu memperjuangkan nasib guru, khususnya para guru honor.
“Bagaimana para guru bisa sejahtera? Apalagi guru-guru honor yang honornya saja masih jauh dari harapan. Tidak sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP). Bayangkan saja, masih ada guru honor di Sumut gajinya tidak lebih dari Rp500 ribu per bulan,” tandas Koordinator aksi,  Reza Gea dalam orasinya.

Selain itu, kata Reza, program sertifikasi guru yang semestinya dijalankan pemerintah, nyatanya hanya sebatas penghamburan uang negara. Karena pada kenyataannya, program itu gagal dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut.
Reza Gea juga menyebutkan, keberadaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat ke pemerintah daerah, malah pada akhirnya menyebabkan banyak pelaku-pelaku korupsi.

Dikatakannya, itu disebabkan pengelolaan dana tersebut bukan pada ahlinya. “Bagaimana bisa terealisasi, yang mengelola bukan ahlinya,’’  tandasnya. Aksi tersebut pada akhirnya  menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan. Itu dikarenakan, para pengunjukrasa memblokir sebagian badan jalan dengan kendaraan yang dikendarai para mahasiswa tersebut. (ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/