MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak RSUD dr Pirngadi Medan membantah tuduhan bahwa salah satu dokter yang bertugas di RS milik pemerintah daerah itu, Dr Marahakim Sp.B melakukan malpraktek terhadap pasien bernama Yeni Mariani (43), warga Jalan Tempuling Medan (43), cleaning service yang bertugas di gedung dewan.
Saat dikonfirmasi, Dr Marahakim mengatakan, selang kateter di tubuh Yeni Maryani, sengaja ditinggalkan, sebagai alat bantu memperlancar mengeluarkan cairan dari ginjal pasien. “Hal tersebut lumrah dilakukan kepada setiap pasien yang melakukan operasi batu ginjal. Apalagi batu ginjal pasien telah infeksi. Makanya sengaja dipasang selang tersebut, agar bisa mengeluarkan cairan seperti nanah, dan cairan lainnya,” ujarnya.
Mengenai keluhan sakit yang diderita pasien karena masalah selang tersebut, Marahakim mengatakan, hal itu biasa terjadi. Menurut Marahakim, setiap pasien yang didalamnya ditanam selang pasti akan mengeluhkan sakit.
“Pasti sakitlah… namanya dalam tubuhnya diletakkan selang. Harusnya 2 bulan setelah dilakukan operasi pertama, pasien tersebut sudah dapat dioperasi lagi untuk diambil selangnya. Namun pasien jarang datang untuk mengontrol. Saat ditanya, si pasien mengaku sibuk kerja dan tidak sempat memeriksakan diri. Ia lebih memilih kontrol di klinik-klinik. Jadi di sini bagian mana yang dikatakan malpraktik?” katanya.
Mengenai langkah tindakan selanjutnya terhadap pasien, Marahakim mengatakan, pihaknya sudah mengajukan untuk melakukan operasi untuk pencabutan selang. Namun karena pasien mengaku sedang menstruasi, operasinya ditunda.
“Sudah kami anjurkan untuk dilakukan operasi, namun pasien lagi mens, jadi belum bisa dilakukan, jadi sekali lagi saya katakan, tidak ada saya melakukan malpraktik terhadap pasien tersebut, tindakan tersebut sudah sesuai prosedur untuk kebaikan pasien tersebut juga,” katanya.
Sebelumnya, Yeni sempat pingsan saat mengepel di lantai I DPRD Medan, Rabu (25/11), akibat sakit yang dideritanya. Kondisi ini sempat membuat heboh rekan-rekan kerjanya.
Setelah siuman, awalnya ibu tiga anak itu enggan menjelaskan penyakit yang dideritanya. Namun karena tidak tahu mau mengaku kemana, akhirnya wanita paruh baya itu menjelaskan pristiwa yang dialaminya.
Yeni bercerita, perih yang dirasakannya itu akibat adanya benda berwujud selang di dalam tubuhnya. Hal ini diketahui seminggu yang lalu saat dia dianjurkan melakukan ronsen atas perintah dr Marahakim Lumban Tobing.
“Karena saya terus mengeluh, sekitar seminggu yang lalu saya ronsen, ternyata ada slang di dalam perut saya. Saya sempat bertanya kepada dokter Tobing, dengan entengnya dokter itu mengaku akan di angkat,” katanya kepada wartawan.
Kata dia, dr Tobing mengaku untuk biaya pengangkatan selang Yeni harus menyediakan dana Rp2,5 juta. Karena mengeluh tidak memiliki biaya dr Tobing mengaku akan mengurusnya dengan alasan kalau Yeni merupakan saudaranya.
“Memang dokter itu ada menjanjikan akan mengangkat selang itu, tapi enggak tau kapan. Barusan saya sms mempertanyakan waktunya juga tidak dibalas,”bilangnya.
Secara pribadi, dirinya tidak tahu persis, apakah dirinya merupakan korban malapraktek oknum dokter atau tidak. Istri dari buruh percetakan ini hanya memikirkan soal kesehatannya dan berharap agar terbebas dari penyakit yang dideritanya.
Yeni pun mengaku kalau tidak diberikan informasi soal keberadaan selang kateter diperutnya. Padahal korban rutin memeriksa kondisi kesehatannya ditempat Praktek dr Tobing yang beralamat di Kawasan Medan Tenggara (Menteng).
“Saya tidak pernah diberi tau soal adanya selang itu. Padahal selama tiga hari sekali saya rutin memeriksa kesehatan saya di klinik beliau di Menteng,“ cetusnya.
Secara gamblang, Yendi tidak bersedia menyebutkan bahwa apa yang dialaminya itu merupakan tindakan malapraktik atau tidak. “Yang jelas sakitnya tidak hilang-hilang,“ tukasnya. (dik/put/adz)