28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Mabes Polri dan Poldasu tak Kompak

Korban Tewas di Kutalimbaru Diyakini Anggota BIN

Identitas kedua korban yang dibakar hidup-hidup oleh warga karena diduga maling lembu masih menjadi perdebatan. Bahkan, ada yang mengatakan salah satu korban adalah anggota Badan Intelejen Negara (BIN).

Identitas korban sebagai anggota BIN malah dinyatakan pertama kali oleh Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, pada wartawan di ruang kerjanya Senin (27/2) siang. “Salah satu korban yakni RJS merupakan anggota BIN, keterangan ini kita peroleh dari hasil pemeriksaan beberapa teman korban yang berhasil melarikan diri ke dalam hutan,” ujar Heru kemarin siang.

Selang beberapa jam, Heru malah meralat keterangannya. RJS alias Ricardo Jeferson Sitorus adalah warga Jalan Perkutut Gang Setuju Medan. Sedangkan seorang lagi – yang tewas dibakar juga – bernama Cristian Marko Siregar warga  Jalan Perkutut, Medan.

“Ricardo bukan anggota BIN ataupun anggota polisi, namun ia sering mengaku anggota BIN. Begitu juga M Siregar. Dia bukan anggota polisi. Kalau anggota polisi pasti kita bilang polisi,” kata Heru, tadi malam.

Senada dengan Heru, keterangan yang didapat dari Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang. “Tau dari mana informasi itu, kan tidak bisa dipertanggungjawabkan, keduanya diketahui sipil!” tegasnya.

Menariknya, keterangan Heru dan Monang berlawanan dengan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution. Dia membenarkan bahwa dua korban tewas akibat amuk massa di Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatra Utara, adalah anggota polisi. Keduanya adalah Brigadir Ricardo Sitorus dan Brigadir Siregar, anggota Direskrim Polda Sumut. “Anggota yang meninggal ialah Brigadir Ricardo Sitorus dan Brigadir Siregar. Mereka dianiaya warga dan kemudian dimasukkan ke dalam mobil dan dibakar,” ungkap Saud dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Saud Usman menjelaskan, saat itu kedua orang  korban bersama dengan tiga orang rekannya yakni Albertus Zebua, Moses Mindo Purba, dan Bambang Irwanto hendak melakukan penangkapan terhadap seorang bandar Togel berinisial K.

“Namun saat anggota kita hendak menangkap K, mereka diteriaki maling. Massa lalu mengejar anggota kita. Tiga berhasil melarikan diri. Tapi dua anggota kita tertangkap, dianiaya, dimasukkan ke mobil, dan dibakar,” kata Saud Usman.

Ketika keterangan Saud Usman diadu ke Heru, Kabid Humas ini pun langsung meralat. “Ya yang saya paparkan sama kamu tadi ya itu lah yang saya laporkan ke Mabes Polri. Salah itu, mungkin beliau sedang terburu-buru,” tegas Heru saat ditanya ada tidak membuat laporan ke Mabes Polri.
Selain soal identitas, motif kejadian tragis itu juga belum jelas. Pasalnya, banyak cerita yang berkembang dan semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Pertama, soal menciduk Kelana (lihat grafis), seorang bandar toto gelap (Togel).  “Kita belum bisa pastikan mau menggerebek atau apa, keterangan sementara kelimanya menjumpai bandar judi itu dan kasus ini kita masih melakukan pengumpulan bahan keterangan,” terang Kombes Monang Situmorang.

Apa yang diungkapkan Monang memberi cela berkembanganya isu kalau kedatangan korban dan rekan ke Kelana untuk mengambil ‘upeti’.
Selain soal bandar togel, motif lain adalah tentang sewa-menyewa mobil alias mobil rental. “Kepergian Marko dan temannya ke Kutalimbaru untuk menjemput mobil mereka karena mereka itu usaha rental mobil. Mereka mendengar mobil mereka berada di Kutalimbaru, lalu mereka pun ke sana untuk menjemput mobil. Tak benar keponakan saya itu melakukan perbuatan kriminal karena dia itu anaknya baik-baik dan sopan,” kata Wilmar Sihombing (37), paman Marko Siregar (salah korban tewas lainnya) saat berada di instalasi jenazah RSUP H Adam Malik, Senin (27/2) siang.

Ucapan sang paman juga didukung oleh teman-teman korban. “Mobil itu punya Pak Haji, katanya dirental nggak dibalik-balikkan. Jadi mereka mau nyari itu ke sana,” ujar teman korban, Franky.

Dulu, lanjut Franky, Ricardo memang honorer di PD Pasar Simalungun. Namun, Ricardo lebih memilih menjalankan bisnis rental mobilnya. “Memang dulu dia di Siantar, tapi seminggu dua kali saja dia ke sana. Nggak tahu sekarang entah masih aktif di sana atau nggak. Dia nggak tinggal disana, nginap-nginap saja di rumah kawannya di sana,” jelas Franky yang tinggal tak jauh dari rumah Ricardo.

Hal yang sama juga diakui beberapa teman Marko, mereka mengatakan sore itu Marko berniat menemani Ricardo untuk menjemput mobil yang disewa orang dan tak kunjung dikembalikan. “Dia cuma mau ngawani si Jeff (Ricardo), mereka memang join itu,” tutur Jhon Paul Siringo-ringo (29), teman Marko.

Terlepas dari itu, kejadian ini mungkin tidak akan terjadi jika warga bisa menahan emosi. Tapi, warga memang sudah geram atas dengan aksi pencurian yang sering terjadi daerah tersebut. “Kami sering kehilangan Bang, makanya kami geram dengan aksi pencurian, makanya kami dengar orang teriak maling, langsung mengajarnya,” kata seorang warga, R Pasaribu (40), kemarin.(mag-5/gus/uma/sam/ala/roy/eza/smg)

Kronologis Malam Mencekam di Kutalimbaru

Minggu (29/2)

Sekitar pukul 17.00 WIB

  1. Brigadir Albertus Zebua, Moses Minardo Purba, Cristian Marco Siregar, Rikardo Sitorus, dan Bambang Irwanto merental mobil Kijang Innova warna hitam (BK 1020 HK) di kawasan Jalan Rajawali Medan. Pemiliknya bernama Hj Nelima SH warga Jalan Terompet No 2 Kelurahan Titi Rantai Medan.
  2. Rombongan menelepon Koptu Suroso (anggota Koramil Pancurbatu). Koptu Suroso memberi info tentang adanya perjudian jenis toto gelap (Togel) di daerah Kampung Merdeka Desa Gelugur Rimbun Kecamatan Pancurbatu. Disebutkan bandar tersebut bernama Kelana.
  3. Rombongan bertemu dengan Koptu Suroso di sebuah rumah makan belut di kawasan Desa Sukaraya Kecamatan Pancurbatu. Mereka mengatur siasat untuk menangkap Kelana.
  4. Koptu Suroso bersama dengan Bambang Irwanto mengendarai sepeda motor matik meluncur ke lokasi penulisan judi togel yang mereka incar itu.
  5. Begitu sasaran target terlihat, keduanya pun kembali menemui rekannya yang lain itu di sebuah lahan kosong di kawasan Tanjung Anom.

Sekira pukul 19.00 WIB

  1. Rombongan kembali bergerak menuju Kolam Samsul di Desa Sukaraya Kecamatan Pancurbatu. Namun, Koptu Suroso tidak ikut lagi dalam rombongan tersebut.
  2. Bambang Irwanto menelepon Kelana untuk bertemu di depan kolam Samsul.
  3. Kelana tiba di Kolam Samsul tersebut.
  4. Cristian dan Brigadir Albertus Zebua langsung membekuk Kelana. Kelana pun berteriak “maling!” sambil melarikan diri ke arah ilalang dekat kolam tersebut.
  5. Warga yang mendengar teriak Kelana warga langsung mencari sumber suara.
  6. Rombongan dikejar massa yang mulai tak terkontrol emosinya.
  7. Rikardo Sitorus mengajak empat rekannya melarikan diri ke arah Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru dengan mengendarai mobil yang mereka rental.
  8. Warga yang sudah emosi mengejar dengan menggunakan sepeda motor dan meneriakinya maling. Sepanjang jalan, rombongan dilempari warga dengan menggunakan batu.

Sekira pukul 22.30 WIB

  1. Rombongan dikepung warga tepatnya di Glugur Rimbun Simpang Lonceng Blok H Perumahan Bumi Tuntungan Sejahtera Desa Lau Bekeri Kecamatan Kutalimbaru.
  2. Kelima orang dalam mobil ditarik warga keluar mobil dan menghujaminya dengan pukulan dan tendangan. Kelimanya pun dituduh sebagai komplotan maling lembu.
  3. Brigadir Albertus Zebua pun mengatakan kalau dirinya polisi, namun warga yang sudah emosi tidak lagi peduli.
  4. Rikardo Sitorus mengeluarkan kartu identitas serta diduga mengeluarkan senjata api jenis revolver.
  5. Moses Minarto Purba dan Bambang Irwanto diselamatkan oleh salah satu warga sekitar saat mereka mengaku kalau mereka merupakan warga sipil. Begitu keluar dari kerumunan massa Moses Minarto Purba dan Bambang Irwanto pun langsung melarikan diri ke hutan yang tak jauh dari lokasi mereka ditangkap warga.
  6. Brigadir Albertus Zebua dibawa masyarakat ke rumah kepala desa sedangkan Ricardo Sitorus dan Cristian Siregar terus dihajar warga.
  7. Keduanya diseret-seret sejauh 50 meter dan terus dipukuli. Begitu sampai di mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Warga pun langsung menindih dengan pukulan bertubi-tubi di dalam mobil tersebut. Selanjutnya keduanya yang berada didalam mobil langsung dibakar hingga tewas.
  8. Kepala Desa Lau Bakeri menghubungi polisi dan menyerahkan Brigadir Albertus Zebua ke Polsek Kutalimbaru.

Sumber: Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang

Korban Tewas di Kutalimbaru Diyakini Anggota BIN

Identitas kedua korban yang dibakar hidup-hidup oleh warga karena diduga maling lembu masih menjadi perdebatan. Bahkan, ada yang mengatakan salah satu korban adalah anggota Badan Intelejen Negara (BIN).

Identitas korban sebagai anggota BIN malah dinyatakan pertama kali oleh Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, pada wartawan di ruang kerjanya Senin (27/2) siang. “Salah satu korban yakni RJS merupakan anggota BIN, keterangan ini kita peroleh dari hasil pemeriksaan beberapa teman korban yang berhasil melarikan diri ke dalam hutan,” ujar Heru kemarin siang.

Selang beberapa jam, Heru malah meralat keterangannya. RJS alias Ricardo Jeferson Sitorus adalah warga Jalan Perkutut Gang Setuju Medan. Sedangkan seorang lagi – yang tewas dibakar juga – bernama Cristian Marko Siregar warga  Jalan Perkutut, Medan.

“Ricardo bukan anggota BIN ataupun anggota polisi, namun ia sering mengaku anggota BIN. Begitu juga M Siregar. Dia bukan anggota polisi. Kalau anggota polisi pasti kita bilang polisi,” kata Heru, tadi malam.

Senada dengan Heru, keterangan yang didapat dari Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang. “Tau dari mana informasi itu, kan tidak bisa dipertanggungjawabkan, keduanya diketahui sipil!” tegasnya.

Menariknya, keterangan Heru dan Monang berlawanan dengan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution. Dia membenarkan bahwa dua korban tewas akibat amuk massa di Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatra Utara, adalah anggota polisi. Keduanya adalah Brigadir Ricardo Sitorus dan Brigadir Siregar, anggota Direskrim Polda Sumut. “Anggota yang meninggal ialah Brigadir Ricardo Sitorus dan Brigadir Siregar. Mereka dianiaya warga dan kemudian dimasukkan ke dalam mobil dan dibakar,” ungkap Saud dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Saud Usman menjelaskan, saat itu kedua orang  korban bersama dengan tiga orang rekannya yakni Albertus Zebua, Moses Mindo Purba, dan Bambang Irwanto hendak melakukan penangkapan terhadap seorang bandar Togel berinisial K.

“Namun saat anggota kita hendak menangkap K, mereka diteriaki maling. Massa lalu mengejar anggota kita. Tiga berhasil melarikan diri. Tapi dua anggota kita tertangkap, dianiaya, dimasukkan ke mobil, dan dibakar,” kata Saud Usman.

Ketika keterangan Saud Usman diadu ke Heru, Kabid Humas ini pun langsung meralat. “Ya yang saya paparkan sama kamu tadi ya itu lah yang saya laporkan ke Mabes Polri. Salah itu, mungkin beliau sedang terburu-buru,” tegas Heru saat ditanya ada tidak membuat laporan ke Mabes Polri.
Selain soal identitas, motif kejadian tragis itu juga belum jelas. Pasalnya, banyak cerita yang berkembang dan semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Pertama, soal menciduk Kelana (lihat grafis), seorang bandar toto gelap (Togel).  “Kita belum bisa pastikan mau menggerebek atau apa, keterangan sementara kelimanya menjumpai bandar judi itu dan kasus ini kita masih melakukan pengumpulan bahan keterangan,” terang Kombes Monang Situmorang.

Apa yang diungkapkan Monang memberi cela berkembanganya isu kalau kedatangan korban dan rekan ke Kelana untuk mengambil ‘upeti’.
Selain soal bandar togel, motif lain adalah tentang sewa-menyewa mobil alias mobil rental. “Kepergian Marko dan temannya ke Kutalimbaru untuk menjemput mobil mereka karena mereka itu usaha rental mobil. Mereka mendengar mobil mereka berada di Kutalimbaru, lalu mereka pun ke sana untuk menjemput mobil. Tak benar keponakan saya itu melakukan perbuatan kriminal karena dia itu anaknya baik-baik dan sopan,” kata Wilmar Sihombing (37), paman Marko Siregar (salah korban tewas lainnya) saat berada di instalasi jenazah RSUP H Adam Malik, Senin (27/2) siang.

Ucapan sang paman juga didukung oleh teman-teman korban. “Mobil itu punya Pak Haji, katanya dirental nggak dibalik-balikkan. Jadi mereka mau nyari itu ke sana,” ujar teman korban, Franky.

Dulu, lanjut Franky, Ricardo memang honorer di PD Pasar Simalungun. Namun, Ricardo lebih memilih menjalankan bisnis rental mobilnya. “Memang dulu dia di Siantar, tapi seminggu dua kali saja dia ke sana. Nggak tahu sekarang entah masih aktif di sana atau nggak. Dia nggak tinggal disana, nginap-nginap saja di rumah kawannya di sana,” jelas Franky yang tinggal tak jauh dari rumah Ricardo.

Hal yang sama juga diakui beberapa teman Marko, mereka mengatakan sore itu Marko berniat menemani Ricardo untuk menjemput mobil yang disewa orang dan tak kunjung dikembalikan. “Dia cuma mau ngawani si Jeff (Ricardo), mereka memang join itu,” tutur Jhon Paul Siringo-ringo (29), teman Marko.

Terlepas dari itu, kejadian ini mungkin tidak akan terjadi jika warga bisa menahan emosi. Tapi, warga memang sudah geram atas dengan aksi pencurian yang sering terjadi daerah tersebut. “Kami sering kehilangan Bang, makanya kami geram dengan aksi pencurian, makanya kami dengar orang teriak maling, langsung mengajarnya,” kata seorang warga, R Pasaribu (40), kemarin.(mag-5/gus/uma/sam/ala/roy/eza/smg)

Kronologis Malam Mencekam di Kutalimbaru

Minggu (29/2)

Sekitar pukul 17.00 WIB

  1. Brigadir Albertus Zebua, Moses Minardo Purba, Cristian Marco Siregar, Rikardo Sitorus, dan Bambang Irwanto merental mobil Kijang Innova warna hitam (BK 1020 HK) di kawasan Jalan Rajawali Medan. Pemiliknya bernama Hj Nelima SH warga Jalan Terompet No 2 Kelurahan Titi Rantai Medan.
  2. Rombongan menelepon Koptu Suroso (anggota Koramil Pancurbatu). Koptu Suroso memberi info tentang adanya perjudian jenis toto gelap (Togel) di daerah Kampung Merdeka Desa Gelugur Rimbun Kecamatan Pancurbatu. Disebutkan bandar tersebut bernama Kelana.
  3. Rombongan bertemu dengan Koptu Suroso di sebuah rumah makan belut di kawasan Desa Sukaraya Kecamatan Pancurbatu. Mereka mengatur siasat untuk menangkap Kelana.
  4. Koptu Suroso bersama dengan Bambang Irwanto mengendarai sepeda motor matik meluncur ke lokasi penulisan judi togel yang mereka incar itu.
  5. Begitu sasaran target terlihat, keduanya pun kembali menemui rekannya yang lain itu di sebuah lahan kosong di kawasan Tanjung Anom.

Sekira pukul 19.00 WIB

  1. Rombongan kembali bergerak menuju Kolam Samsul di Desa Sukaraya Kecamatan Pancurbatu. Namun, Koptu Suroso tidak ikut lagi dalam rombongan tersebut.
  2. Bambang Irwanto menelepon Kelana untuk bertemu di depan kolam Samsul.
  3. Kelana tiba di Kolam Samsul tersebut.
  4. Cristian dan Brigadir Albertus Zebua langsung membekuk Kelana. Kelana pun berteriak “maling!” sambil melarikan diri ke arah ilalang dekat kolam tersebut.
  5. Warga yang mendengar teriak Kelana warga langsung mencari sumber suara.
  6. Rombongan dikejar massa yang mulai tak terkontrol emosinya.
  7. Rikardo Sitorus mengajak empat rekannya melarikan diri ke arah Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru dengan mengendarai mobil yang mereka rental.
  8. Warga yang sudah emosi mengejar dengan menggunakan sepeda motor dan meneriakinya maling. Sepanjang jalan, rombongan dilempari warga dengan menggunakan batu.

Sekira pukul 22.30 WIB

  1. Rombongan dikepung warga tepatnya di Glugur Rimbun Simpang Lonceng Blok H Perumahan Bumi Tuntungan Sejahtera Desa Lau Bekeri Kecamatan Kutalimbaru.
  2. Kelima orang dalam mobil ditarik warga keluar mobil dan menghujaminya dengan pukulan dan tendangan. Kelimanya pun dituduh sebagai komplotan maling lembu.
  3. Brigadir Albertus Zebua pun mengatakan kalau dirinya polisi, namun warga yang sudah emosi tidak lagi peduli.
  4. Rikardo Sitorus mengeluarkan kartu identitas serta diduga mengeluarkan senjata api jenis revolver.
  5. Moses Minarto Purba dan Bambang Irwanto diselamatkan oleh salah satu warga sekitar saat mereka mengaku kalau mereka merupakan warga sipil. Begitu keluar dari kerumunan massa Moses Minarto Purba dan Bambang Irwanto pun langsung melarikan diri ke hutan yang tak jauh dari lokasi mereka ditangkap warga.
  6. Brigadir Albertus Zebua dibawa masyarakat ke rumah kepala desa sedangkan Ricardo Sitorus dan Cristian Siregar terus dihajar warga.
  7. Keduanya diseret-seret sejauh 50 meter dan terus dipukuli. Begitu sampai di mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Warga pun langsung menindih dengan pukulan bertubi-tubi di dalam mobil tersebut. Selanjutnya keduanya yang berada didalam mobil langsung dibakar hingga tewas.
  8. Kepala Desa Lau Bakeri menghubungi polisi dan menyerahkan Brigadir Albertus Zebua ke Polsek Kutalimbaru.

Sumber: Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/