32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Setahun Rata-Rata Raup Hadiah Rp 100 Juta

Vincensia mengatakan, jumlah quter memang tidak bisa diketahui dengan pasti. Namun, jejaring sosial Facebook bisa menjadi salah satu parameter dengan munculnya komunitas-komunitas quter di berbagai kota di Indonesia. Dia mencontohkan, untuk lomba komentar tentang suatu produk di Facebook dengan hadiah pulsa Rp 50 ribu”Rp 100 ribu saja, pesertanya bisa lebih dari 1.000 orang, apalagi jika hadiahnya lebih besar. “Perkiraan saya, jumlah quter di Indonesia saat ini sudah ratusan ribu orang,” sebutnya.

Di komunitas quter, nama dan reputasi Vincensia memang cukup dikenal. Selain termasuk pelopor di Indonesia, kemampuannya memenangi berbagai lomba pun mengundang banyak decak kagum. Apalagi, dia tidak pelit membagi info perihal berbagai kuis atau undian di laman Facebook-nya sehingga para quter pun bisa selalu update dan ramai-ramai memburu hadiahnya. Bahkan, tip-tip untuk menang undian pun sering disebarkannya.

Vincensia mengatakan, untuk kuis lomba menulis kisah atau foto, kreativitas adalah kunci utama. Sebagai spesialis lomba menulis kisah dan foto, Vincensia selalu mengambil dari kehidupan keluarganya, terutama dua anaknya, Glenn Devin, 16, dan Gwenn Devin, 11. Dia juga mencoba mengambil sudut pandang yang berbeda dengan orang kebanyakan. Misalnya, saat menulis peran teknologi dalam rumah tangga, banyak quter yang menulis seputar penggunaan gadget untuk melancarkan pekerjaan seperti memasak, dagang online, dan kirim e-mail kerja. Vincensia pun mengambil sudut pandang berbeda. Dia mengisahkan kegunaan gadget untuk menulis puisi dan cerpen buat mencurahkan isi hatinya kepada orang-orang tersayang.

Untuk lomba foto, Vincensia mengatakan, persaingannya kini kian ketat. Dia menyebut, dahulu lomba foto dengan tema produk hanya diikuti para quter dan ibu rumah tangga. Namun, kini para fotografer profesional mulai ikut-ikutan menyerbu lomba foto dengan hadiah jutaan rupiah. “Jadi, kalau dari sisi teknik fotografi, kami-kami yang amatir ini pasti kalah. Karena itu, harus kreatif,” ujarnya.

Dia mencontohkan, produsen busi sepeda motor mengadakan lomba foto yang temanya menggambarkan kekuatan busi. Di laman Facebook produk tersebut, ditampilkan ribuan foto berkualitas. Dengan kreativitasnya, Vincensia membuat foto yang menggambarkan seorang anak kecil memegang busi dan menang tarik tambang melawan banyak orang dewasa. Foto itu rupanya menarik perhatian juri dan menang. “Hadiahnya lumayan. Sepeda motor,” katanya.

Saking seringnya mendapat hadiah, Vincensia memang kerap menjualnya. Mulai sepeda motor, belasan handphone merek Samsung, BlackBerry, dan Sony, hingga paket wisata ke luar negeri. “Misalnya, wisata ke Jepang selama lima hari untuk dua orang, saya jual satu tiketnya ke teman seharga Rp 7 juta, banyak yang rebutan,” katanya, lantas tertawa.

Meski sudah berpengalaman, Vincensia mengatakan bahwa dirinya juga tidak jarang kalah saat lomba atau undian. Dia menyebut, banyak quter pemula yang patah arang begitu gagal mendapat hadiah di kesempatan awal. “Quter sejati itu ulet, tahan banting, tak mudah putus asa, semangat tinggi, dan jangan lupa doa, itu yang utama,” ucapnya sambil tersenyum.

Kisah quter lain yang cukup menarik berasal dari Jogja. Anggitha Filli, 28, adalah single parent dengan dua anak usia 5 dan 3 tahun. Suaminya meninggal karena kecelakaan pada 2013. “Saya ibu rumah tangga. Syukurlah, semua kebutuhan bisa saya penuhi dari nguter (menjadi quter, Red),” ujarnya. Kisahnya lantas menjadi inspirasi bagi para quter lain di Indonesia.

Daftar hadiah yang diterimanya sejak 2013 pun sudah cukup panjang. Mulai kalung emas, cincin emas, paket wisata ke Korea yang kemudian dijualnya seharga Rp 6 juta, paket wisata ke Singapura, hingga paket wisata ke Raja Ampat. “Pokoknya, setiap bulan pasti dapat (hadiah) karena saya banyak ikut (undian), paling tidak voucher belanja di minimarket, pulsa, atau produk-produk kebutuhan rumah tangga,” ucapnya.

Anggitha mengatakan, di Jogja jumlah quter mencapai ratusan bahkan mungkin ribuan. Di berbagai kota pun jumlahnya terus bertambah. Salah satu yang jumlahnya besar ada di Surabaya. Sebab, para quter biasanya berbagi info melalui Facebook. Sebagian besar adalah ibu rumah tangga, namun tidak sedikit pula yang laki-laki. (*/c10/sof)

 

Vincensia mengatakan, jumlah quter memang tidak bisa diketahui dengan pasti. Namun, jejaring sosial Facebook bisa menjadi salah satu parameter dengan munculnya komunitas-komunitas quter di berbagai kota di Indonesia. Dia mencontohkan, untuk lomba komentar tentang suatu produk di Facebook dengan hadiah pulsa Rp 50 ribu”Rp 100 ribu saja, pesertanya bisa lebih dari 1.000 orang, apalagi jika hadiahnya lebih besar. “Perkiraan saya, jumlah quter di Indonesia saat ini sudah ratusan ribu orang,” sebutnya.

Di komunitas quter, nama dan reputasi Vincensia memang cukup dikenal. Selain termasuk pelopor di Indonesia, kemampuannya memenangi berbagai lomba pun mengundang banyak decak kagum. Apalagi, dia tidak pelit membagi info perihal berbagai kuis atau undian di laman Facebook-nya sehingga para quter pun bisa selalu update dan ramai-ramai memburu hadiahnya. Bahkan, tip-tip untuk menang undian pun sering disebarkannya.

Vincensia mengatakan, untuk kuis lomba menulis kisah atau foto, kreativitas adalah kunci utama. Sebagai spesialis lomba menulis kisah dan foto, Vincensia selalu mengambil dari kehidupan keluarganya, terutama dua anaknya, Glenn Devin, 16, dan Gwenn Devin, 11. Dia juga mencoba mengambil sudut pandang yang berbeda dengan orang kebanyakan. Misalnya, saat menulis peran teknologi dalam rumah tangga, banyak quter yang menulis seputar penggunaan gadget untuk melancarkan pekerjaan seperti memasak, dagang online, dan kirim e-mail kerja. Vincensia pun mengambil sudut pandang berbeda. Dia mengisahkan kegunaan gadget untuk menulis puisi dan cerpen buat mencurahkan isi hatinya kepada orang-orang tersayang.

Untuk lomba foto, Vincensia mengatakan, persaingannya kini kian ketat. Dia menyebut, dahulu lomba foto dengan tema produk hanya diikuti para quter dan ibu rumah tangga. Namun, kini para fotografer profesional mulai ikut-ikutan menyerbu lomba foto dengan hadiah jutaan rupiah. “Jadi, kalau dari sisi teknik fotografi, kami-kami yang amatir ini pasti kalah. Karena itu, harus kreatif,” ujarnya.

Dia mencontohkan, produsen busi sepeda motor mengadakan lomba foto yang temanya menggambarkan kekuatan busi. Di laman Facebook produk tersebut, ditampilkan ribuan foto berkualitas. Dengan kreativitasnya, Vincensia membuat foto yang menggambarkan seorang anak kecil memegang busi dan menang tarik tambang melawan banyak orang dewasa. Foto itu rupanya menarik perhatian juri dan menang. “Hadiahnya lumayan. Sepeda motor,” katanya.

Saking seringnya mendapat hadiah, Vincensia memang kerap menjualnya. Mulai sepeda motor, belasan handphone merek Samsung, BlackBerry, dan Sony, hingga paket wisata ke luar negeri. “Misalnya, wisata ke Jepang selama lima hari untuk dua orang, saya jual satu tiketnya ke teman seharga Rp 7 juta, banyak yang rebutan,” katanya, lantas tertawa.

Meski sudah berpengalaman, Vincensia mengatakan bahwa dirinya juga tidak jarang kalah saat lomba atau undian. Dia menyebut, banyak quter pemula yang patah arang begitu gagal mendapat hadiah di kesempatan awal. “Quter sejati itu ulet, tahan banting, tak mudah putus asa, semangat tinggi, dan jangan lupa doa, itu yang utama,” ucapnya sambil tersenyum.

Kisah quter lain yang cukup menarik berasal dari Jogja. Anggitha Filli, 28, adalah single parent dengan dua anak usia 5 dan 3 tahun. Suaminya meninggal karena kecelakaan pada 2013. “Saya ibu rumah tangga. Syukurlah, semua kebutuhan bisa saya penuhi dari nguter (menjadi quter, Red),” ujarnya. Kisahnya lantas menjadi inspirasi bagi para quter lain di Indonesia.

Daftar hadiah yang diterimanya sejak 2013 pun sudah cukup panjang. Mulai kalung emas, cincin emas, paket wisata ke Korea yang kemudian dijualnya seharga Rp 6 juta, paket wisata ke Singapura, hingga paket wisata ke Raja Ampat. “Pokoknya, setiap bulan pasti dapat (hadiah) karena saya banyak ikut (undian), paling tidak voucher belanja di minimarket, pulsa, atau produk-produk kebutuhan rumah tangga,” ucapnya.

Anggitha mengatakan, di Jogja jumlah quter mencapai ratusan bahkan mungkin ribuan. Di berbagai kota pun jumlahnya terus bertambah. Salah satu yang jumlahnya besar ada di Surabaya. Sebab, para quter biasanya berbagi info melalui Facebook. Sebagian besar adalah ibu rumah tangga, namun tidak sedikit pula yang laki-laki. (*/c10/sof)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/