31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Sopir Angkot Kabur, Sempat Berobat ke RS

Foto: Hulman/PM Angkot Netis dievakuasi, usai terguling setelah bannya pecah, Jumat (27/2/2015).
Foto: Hulman/PM
Angkot Netis dievakuasi, usai terguling setelah bannya pecah, Jumat (27/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Wahid, sopir angkutan kota (angkot) Netis jurusan Dolok Masihul-Medan yang terguling, Jumat (27/2) siang, belum diketahui. Namun, saat disambangi ke RSU Sari Mutiara, tempat jasad korban tewas Roiya divisum, terungkap kalau Wahid ternyata sempat berobat di sana.

Menurut perawat, Wahid (38) datang dengan kondisi berdarah karena lengannya robek. Kepalanya juga bengkak. “Lukanya tidak begitu serius, sopir itu langsung pergi,” ujar perawat yang enggan namanya dikorankan. Namun perawat itu tidak tahu Wahid pergi ke arah mana, dan juga tak melihat dia naik apa.

Sementara suasana di rumah sakit sangat berduka. Keluarga dan kerabat serta teman Roiya, banyak yang terisak. Usai visum, jasad Roiya dibawa ke rumah duka. Kebetulan, di rumah sakit ini, hanya Roiya yang ada. Korban lain yang mengalami luka, dilarikan ke rumah sakit lain.

 

Suami Roiya Histeris

Kepergian Roiya, guru SMAN 1 Dolok Masihul, untuk selamanya, meninggalkan duka bagi suaminya, Junaidi (40). Dia tiba di RSU Sari Mutiara sekira 1,5 jam setelah kejadian. Di sana, teman-teman korban juga sudah ada di sana. Junaidi pun langsung terisak tatkala melihat jasad isterinya yang dinikahinya tahun 2004 silam dan jebol PNS setahun kemudian itu terbujur kaku.

Dia histeris mengucap berbagai kenangan dengan istrinya itu. Kesedihannya makin menjadi. Maklum, dia dan Roiya belum memiliki momongan. “Anak kami belum ada Bang, karena meninggal dunia usai lahir. Tidak ada tabiat atau perangai isteriku belakangan ini yang aneh, biasa sajanya,” ucapnya.

Lain dengan Santi (28). Dibebernya, sekira pukul 12.15, sekitar 5 menit sebelum kejadian, korban masih sempat membalas SMS. Santi mengajak korban untuk bertemu. Korban pun menjawab jika agak lama nunggu karena angkot ngetem (mangkal) sekira 10 menit untuk cari sewa.

“Kakak sangat baik sama kami teman-temannya. Rencananya korban akan turun di Simpang Empat Kel. Cemara, Lubukpakam. Terus, naik angkot lagi ke Perbaungan untuk jumpa sama aku, tapi ternyata itu merupakan pesan terakhirnya meninggalkan kami selamanya,” isak Santi. Malam sebelumnya, Kamis (26/2), Roiya juga sempat SMS-an dengan temannya, Rina. “Tadi malam kami masih SMS-an, tanya-tanya kabar aja,” sebutnya.(man/trg)

Foto: Hulman/PM Angkot Netis dievakuasi, usai terguling setelah bannya pecah, Jumat (27/2/2015).
Foto: Hulman/PM
Angkot Netis dievakuasi, usai terguling setelah bannya pecah, Jumat (27/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Wahid, sopir angkutan kota (angkot) Netis jurusan Dolok Masihul-Medan yang terguling, Jumat (27/2) siang, belum diketahui. Namun, saat disambangi ke RSU Sari Mutiara, tempat jasad korban tewas Roiya divisum, terungkap kalau Wahid ternyata sempat berobat di sana.

Menurut perawat, Wahid (38) datang dengan kondisi berdarah karena lengannya robek. Kepalanya juga bengkak. “Lukanya tidak begitu serius, sopir itu langsung pergi,” ujar perawat yang enggan namanya dikorankan. Namun perawat itu tidak tahu Wahid pergi ke arah mana, dan juga tak melihat dia naik apa.

Sementara suasana di rumah sakit sangat berduka. Keluarga dan kerabat serta teman Roiya, banyak yang terisak. Usai visum, jasad Roiya dibawa ke rumah duka. Kebetulan, di rumah sakit ini, hanya Roiya yang ada. Korban lain yang mengalami luka, dilarikan ke rumah sakit lain.

 

Suami Roiya Histeris

Kepergian Roiya, guru SMAN 1 Dolok Masihul, untuk selamanya, meninggalkan duka bagi suaminya, Junaidi (40). Dia tiba di RSU Sari Mutiara sekira 1,5 jam setelah kejadian. Di sana, teman-teman korban juga sudah ada di sana. Junaidi pun langsung terisak tatkala melihat jasad isterinya yang dinikahinya tahun 2004 silam dan jebol PNS setahun kemudian itu terbujur kaku.

Dia histeris mengucap berbagai kenangan dengan istrinya itu. Kesedihannya makin menjadi. Maklum, dia dan Roiya belum memiliki momongan. “Anak kami belum ada Bang, karena meninggal dunia usai lahir. Tidak ada tabiat atau perangai isteriku belakangan ini yang aneh, biasa sajanya,” ucapnya.

Lain dengan Santi (28). Dibebernya, sekira pukul 12.15, sekitar 5 menit sebelum kejadian, korban masih sempat membalas SMS. Santi mengajak korban untuk bertemu. Korban pun menjawab jika agak lama nunggu karena angkot ngetem (mangkal) sekira 10 menit untuk cari sewa.

“Kakak sangat baik sama kami teman-temannya. Rencananya korban akan turun di Simpang Empat Kel. Cemara, Lubukpakam. Terus, naik angkot lagi ke Perbaungan untuk jumpa sama aku, tapi ternyata itu merupakan pesan terakhirnya meninggalkan kami selamanya,” isak Santi. Malam sebelumnya, Kamis (26/2), Roiya juga sempat SMS-an dengan temannya, Rina. “Tadi malam kami masih SMS-an, tanya-tanya kabar aja,” sebutnya.(man/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/